Kelulusan

24 4 0
                                    

"Woy kalian berdua" seru seorang gadis yang membuat semua perhatian orang yang berada di lapangan melihat kearahnya.

"Bukan temen gw" ujar kedua orang yang berbeda jenis kelamin tersebut.

"Lu pada ye, udah dibilang tungguin gw, eh malah ninggalin emang dasar temen laknat" ujar gadis tersebut dengan suara cempreng.

"Gw bukan temen lu" ujar keduanya berbarengan.

"Liaaaa, junaaaa" seru gadis tersebut yang lagi lagi mengundang perhatian banyak orang.

"Aish, diem lu malu malu in" ujar Juna kemudian langsung menggeret sahabat dari SD nya itu.

Sedangkan Lia hanya mengikuti kedua sahabatnya yang bisa dibilang kurang normal itu.

Ketiganya sudah berada di pinggiran lapangan, disini spot nya paling sepi dari para manusia itu.

"Ren, lu kalau ngomong tuh kecilin dikit napa suaranya. Malu malu in aje dihari kelulusan kita" ujar Juna.

"Ya lu nya bedua sih ninggalin gw, padahal pas mobil lu jalan gw udah jalan keluar ya" ujar Rena dengan kecepatan maksimal.

"Lama sih" ujar Lia yang memang masih lebih waras dari kedua temannya.

"Au ah, pokonya pulang gw bareng. Soalnya bang Leo lagi bercocok tanam" ujar Rena.

"Sejak kapan bang Leo suka taneman?" Tanya Juna yang memang udah kenal seluk beluk keluarga sahabatnya itu.

"Suka kalau sama mbak Ria" jawab Rena.

Juna dan Lia masih sama sama ngebug, namun beberapa saat tawa keduanya pecah. Lia yang biasanya susah sekali ketawa sekarang sepertinya ia malah yang paling keras ketawanya.

"Nambah banyak tuh pasukan Bocil lu" ujar Juna yang masih dengan tawanya.

"Biar sekalian sebelas, lumayan biar bisa buat tim sepak bola" celetuk Lia.

Kemudian ketiganya saling bercerita hal hal random, kelulusan SMP tak seindah yang mereka bayangkan.

"Kalian jadikan daftar di SMA berlian?" Tanya Rena setelah beberapa saat mereka berdiam diri dan sibuk dengan pemikiran masing masing.

"Ho o, gw mah ngikut bokap sama nyokap aja" ujar Juna.

"Sama, toh nanti juga nilai SMA gw engggak kepakek karena gw lanjutin usaha fashion punya bunda" ujar Lia menimpali ucapan Juna.

"Okay deh, karena gw enggak ada tujuan sekolah yang jelas gw ngikut kalian. Biar bisa genap 12 tahun kita bersama" ujar Rena dengan gembira.

"Ye idup lu aja memang udah enggak jelas kali" ujar Juna.

Dan terjadi lah baku hantam antara Rena dan Juna. Tentu saja Lia hanya sebagai penonton setia, dia selalu setia melihat kedua sahabatnya bertarung.

***

Setelah kelulusan, mereka masih ada sekitar 1 bulan untuk nganggur. Karena memang tiga serangkai itu dasarnya enggak bisa dipisah. Berakhir mereka yang selalu ketemuan tiap hari, mohon garis bawahi tiap hari.

"Astagaaa, masih ada seminggu lagi kita libur. Sumpah otak gw udah tumpul nih" keluh Rena sambil menaruh kepalanya di meja cafe.

"Lu bener enggak ada hobi gitu?" Tanya Lia yang jengah dengan kelakuan Rena yang mengganggu ketenangan membaca bukunya.

"Udah gw lakuin, dan sekarang gw gabut berat" jawab Rena sambil menyandarkan kepalanya di bahu Lia.

Setelahnya ia diam sambil memainkan jari Juna yang berada di atas meja. Karena Rena sudah diam, Lia kembali sibuk dengan bukunya. Sedangkan Juna sibuk menyaksikan film tahun 80 an, ia sama sekali tak terganggu dengan tangannya yang terus di mainkan oleh Rena. Asal manusia satu itu tidak berbicara terus.

Cukup lama mereka berdiam dan sibuk dengan kegiatan masing masing, ah lebih tepatnya untuk Lia dan Juna. Rena dengan tiba tiba menegakkan badannya yang mampu membuat kedua sahabatnya menatap dia penuh dengan tanda tanya.

"Gw belum nyiapin berkas untuk pendaftaran" ujar Rena dengan pandangan kosong nya.

"Tinggal siapin kok susah" ujar Juna kemudian fokus kembali dengan film yang sempat ia berhentikan.

"Tapi, bang Leo lagi di luar negeri. Kalau gw nyiapin sendiri yang ada tuh berkas kebuang semua" ujar Rena lagi.

"Yaudah habis ini gw bantuin" ujar Lia sambil kembali menatap buku bacaan nya.

"Love you Lia sayangku, muach" ujar Rena dan diakhiri dengan flying kiss.

Lia hanya tersenyum tipis kemudian kembali fokus dengan bukunya. Sedangkan Rena berdiri untuk memesan kembali cake karena ia sedikit lapar sekarang ini.

Skip

Lia sudah berada di kamar milik Rena, sedangkan Juna sudah kembali ke habitatnya untuk membantu sang ibu negara yang kerepotan karena arisan di rumahnya.

"Mending lu duduk aja, biar gw yang siapin. Kalau gw butuh berkas yang disimpan sama bang Leo, lu baru yang gerak" ujar Lia yang langsung diangguki dengan semangat oleh Rena.

Lia mulai menyiapkan berkas untuk pendaftaran sekolah milik Rena. Karena mereka akan masuk sekolah swasta, ada beberapa berkas yang harus mereka siapkan. Dan tentunya itu akan lebih ribet, makanya Lia enggak akan membiarkan Rena menyiapkan berkas miliknya sendirian.

Karena dari pengalaman selama 9 tahun bersahabat, Lia mengetahui bahwa sahabat nya ini akan membuang semua hal yang menurutnya akan membuat ia susah. Bisa saja kertas kertas untuk pendaftaran itu ia buang karena terlalu banyak dan ribet.

Skip

Tak terasa sudah sekitar 2 jam, akhirnya semua berkas untuk pendaftaran milik Rena siap.

"Nih simpen baik baik, sampek ada yang ilang gw mutilasi lu" ujar Lia sambil memberikan satu map yang cukup tebal.

Rena tersenyum lebar sambil menatap Lia.

"Makasih Lia sayangku, mau makan apa? Biar Rena buatin" tanya Rena.

"Spaghetti aja, gw kangen spaghetti buatan lu" ujar Lia.

"Cus deh ke dapur" seru Rena kemudian menarik tangan Lia menuju dapur.

Sebelum memasak, Rena menelpon seseorang terlebih dahulu.

"Halo"

"Ngapa?"

"Gw mau masak spaghetti, lu mau kagak? Tapi lu nya yang ke rumah"

"Otw gw mah, porsi buat gw banyakin ya"

"Iye tau gw, gc ya Jun"

"Oke deh"

Sambungan telpon pun terputus, Rena pun memulai masak spaghetti dengan bumbu khas miliknya. Sedangkan Lia hanya menatap punggung Rena sambil memakan beberapa buah anggur.

TBC
Thx
Xoxo 💙

NarayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang