X dan Luke sudah tiba di Boston, tepatnya di Boston Logan International Airport. Setelah tujuh Jam empat puluh menit terbang secara nonstop, X tampak tengah tertidur lelap, karena penat selama di perjalanan.
"Tuan, kita telah tiba di Boston." Luke berkata dengan pelan kepada X yang masih tertidur pulas.
Luke bertindak hati-hati karena dia melihat wajah Bosnya nampak muram sejak berada di Bandara Schiphol. Dia tak mau terkena masalah karena mood si Bos yang naik turun.
"Hm ... oke. Thanks, Luke (Terima kasih Lukas)," sahut X yang baru terbangun dan sedang menggeliat dari tempat duduknya.
"Sama-sama, Tuan," kata Luke.
X mengucek matanya beberapa kali dan dia menguap lebar. Dia senang akhirnya bisa mendarat dengan selamat.
"Tuan mau minum dulu?" tanya seorang pramugari kepadanya.
"No, don't disturb me! Leave!" jawab X dingin, sehingga pramugari menjadi ketakutan karenanya.
"Baik, Tuan." Pramugari menyahut lirih dan kembali ke dalam.
Ketika X sudah terjaga seutuhnya, dia pun kembali teringat dengan gadis yang telah mencuri atensinya di Bandara Schiphol. Mengapa aku teringat dengan dia, ya? Lebih baik ku suruh anak buahku mencarinya supaya tak penasaran dibuatnya! Heran kenapa dia tak mau memberitahukanku siapa namanya? batin X yang masih penasaran dengan sosok gadis manis itu.
"Luke," panggil X pada asistennya yang berada di depannya.
"Ya, Tuan?" jawab Luke yang sudah siap sedia.
"Luke, aku akan mengirimkan beberapa foto kepadamu. Kau cari siapa gadis yang ada di sana dan cari informasi sedetail-detailnya tentang dia, mengerti?" perintah X sembari memainkan arlojinya.
"Baik Tuan," ucap Luke dan dia segera mengambil ponsel dari balik saku jasnya.
"Nyalakan bluetooth di ponselmu karena file akan ku-transfer sekarang!" perintah X karena dia sudah menghidupkan Bluetooth di arlojinya.
Luke membuka ponselnya dan mengaktifkan Bluetooth supaya Bosnya bisa mentransfer foto-foto yang dimaksud.
"Sudah, Tuan," jawab Luke.
"Bagus!" X sudah bersiap-siap agar bisa segera melakukan keinginannya.
X segera men-transfer foto-foto gadis yang ia temui saat hendak membeli minuman di vending machine kepada Luke. Dia memilih semua angle agar wajah si perempuan bisa terlihat jelas dari semua sisi.
"Sudah kau terima, Luke?" tanya X memastikan.
"Sudah, Tuan," jawab Luke mengecek semua file yang dikirimkan kepadanya
"Kau tahu harus melakukan apa?" X sengaja bertanya dengan nada datar.
"Saya tahu dan mengerti, Tuan." Luke menjawab. Dia sudah mengerti dan tidak akan bertanya lebih lanjut.
"Paling lambat tiga hari dari sekarang aku ingin berkas tentang dia sudah ku terima!" perintah X lagi. Dia tak ingin berlama-lama penasaran dan sudah tak sabar untuk mengetahui tentang jati diri si gadis misterius.
"Baik, Tuan!"
"Oke, kita turun dari pesawat sekarang!"
"Ya, Tuan."
Luke dan X merapikan barang-barang bawaan dan segera ke luar dari pesawat. Di sana sudah ada banyak bodyguard yang menunggu beserta mobil mewah, Limousine berwarna hitam. Kedua mata X menatap datar ke arah bodyguard yang datang untuk menyambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Man
Romance#Dilarang keras meniru/plagiat cerita ini# Xander O'Neil adalah seorang mafia dan pebisnis yang handal. Memiliki kekasih lebih dari satu orang adalah hal lumrah baginya. Hidup si pria berubah, ketika bertemu dengan Maria Clara Wijaya, yang tak senga...