di hujan yang lebat itu tangis menyayat hati seorang gadis berusia 10 tahun terdengar.
dirinya sendiri tanpa sinar atau cahaya apapun, bahkan bulan pun seolah-olah menutup diri untuk memberikan pertolongannya.
"maaf ayah, ale mohon jangan marah" Isak valerie sekarai
ayahnya yang dia anggap akan membelanya pada saat semua orang menuduhnya, malah dialah yang paling didepan menunjuk dirinya, menunjuk valeri dengan tangan besarnya.
"bunda Vale gak akan nangis lagi, Vale janji air mata vale yang bunda bilang mahal ini akan berhenti keluar mulai hari ini detik ini" janji Vale sambil menatap foto almarhumah bundanya
4 tahun kemudian
"saya hanya ingin memberi tahu kamu, saya ingin menikah dengan wanita yang saya cintai dan dia akan pindah ke rumah ini setelah kami menikah"ucap Ivan tanpa menatap mata Vale yang sedang memakan sarapannya
"selamat, tapi kalau niat ayah nikah cuman buat cari pengganti bunda, itu gak akan ada" kalimat itu membuat Ivan menatap marah keanak sulungnya
"JANGAN PERNAH KAMU BAHAS TENTANG WANITA ITU LAGI DI HADAPAN SAYA!" teriak Ivan menggebrak meja makan dan meninggalkannya meninggalkan vale yang terkejut akan hal itu
"Vale kamu gak papakan sayang" teriak indah saat melihat vale telah di bentak oleh ayahnya,indah sekretaris kepercayaan almarhumah bundanya sekaligus sahabat bundanya.
"kita berangkat sekarang sayang, udah mau telat kan, ayok ana juga udah nungguin kamu" ucap indah sambil menarik tangan Vale menuju mobilnya.
"Vale gak mau tinggal disini mommy, Vale mau pergi dari hidup ayah" bisik Vale serak tanpa mengeluarkan air matanya.
"mommy janji bakal bawa kamu pergi sayang"ucap indah sembari tersenyum.
hari pernikahan ayahnya Vale
"dia mala istri saya dan juga ibu sambung kamu dan anaknya sinta umur kalian tidak beda jauh hanya terpaut beberapa bulan saja"ucap Ivan memperkenalkan keluarga barunya kepada vale
"Vale gak nanya"ucap Vale pergi dadi hadapan Ivan yang wajahnya sudah memerah menahan amarahnya
"sabar mas, mungkin vale butuh waktu"ucap mala menenangkan Ivan
"vale tunggu"teriak Sinta gadis yang di perkenalkan Ivan tadi
" apa"tanya vale ketus
"salam kenal yah, semoga kita bisa jadi sodara yang baik"ucap Sinta sambil menyodorkan tangannya guna untuk bersalaman
"kamu pikir, kamu sedang memperkenalkan diri di sekolah baru dan tiba-tiba dapat teman yang mau sama kamu, gak akan pernah ada yang menjadi teman dan sodara aku kecuali ana dan kamu, aku benci sama kamu!" ucap Valeri dengan keras sambil menghempaskan tangan sinta.
semua tamu undungan hanya menatap heran dan berbisik-bisik ada apa gerangan. dan Sinta pun merasa tertolak sebelum melangkah masuk kedalam kelas yang vale perumpamakan tadi.
....
hati vale mulai mengeras dan sifatnya mulai berubah dan semua itu karna ayahnya.
"Vale benci sama ayah,Vale gak mau liat wajah ayah bahkan Vale benci dengan wajah Vale yang gak mirip dengan bunda tapi malah mirip dengan wajah ayah!" teriak Vale di depan makam bundanya
"bunda vale gak sanggup hiks, vale mau ikut bunda aja, maafin Vale bunda air mata vale keluar tanpa Vale suruh mereka semua gak mau dengar Vale hiks bahkan diri Vale pun udah gak seperti dulu"Isak Vale di makam bundanya hingga hujan pun turun kembali
"VALE BENCI HUJAN! KENAPA HARUS HUJAN SAAT VALE SEDIH" ucap vale hingga akhirnya pingsan di atas makam bundanya
KAMU SEDANG MEMBACA
VALERIE
Teen FictionValerie sekarai, gadis yang menjadi antagonis di ceritanya sendiri, terkenal karna ulahnya yang suka membuat onar dan sang penindas di SMA JAYA EMAS, tingkah laku yang tak sopan serta kata kasar yang sudah menjadi hal lumrah di mulutnya. tidak mempu...