⚜ Jangan Berisik, Ada Orang Alay

512 24 2
                                    

"Bacot bener sih lu, Jae!" dengan ringan tangannya Renjun menggeplak kepala Jaehyun yang tengah bersandar di pundaknya.

Baru juga mulai, sudah ribut saja. Memang luar biasa pasangan satu ini. Disangka di Indonesia kali, ya, KDRT kedengeran sampai rumah tetangga. Padahal mereka sekarang tengah berada di salah satu restoran romantis di Prancis. Memang gokil pasangan satu itu!

"Duh, Ay, sakit tahu!" keluh Jaehyun sembari memegang kepalanya yang terasa terhantam bom atom.

Kadang, Jaehyun menyesal memutuskan pacaran sama Renjun. Capek banget dia, Renjun-nya galak melulu! 'Kan Jaehyun lelah, sakit hati, galau, enggak terima. Andai saja Renjun lemah lembut kayak pantat bayi, Jaehyun nanti makin kesemsem, beneran ini mah!

"Ay, Ay, Ay! Jijik banget tahu gak sih, Jae, panggilan lu buat gua." Renjun mendelik, risih dengan panggilan khusus yang Jaehyun berikan untuknya.

Renjun itu enggak suka, gelayyy!!!

"Yaelah, Ay. Itu 'kan artinya 'Ayang', masa dikata geli." Kepala yang semula nemplok di pundak Renjun kini tidak lagi saat pemuda yang lebih kecil mendorongnya dengan kasar. "Daripada gua panggil 'Bi, Bi, Babi', baru dah tuh kamu marah." Kali ini, Jaehyun menggelengkan kepalanya dramatis.

Sebenarnya Jaehyun tuh sadar gak, ya, dia tuh aneh banget orangnya. Andai Renjun gak punya pilihan lain, dia pasti gak bakalan mau pacaran sama itu anak.

Canda, anak!

"Elu sono yang babi! Babi ngepet." Ketus Renjun.

"Dih, enggak, ah. Nanti gua digerebek warga terus dibakar!" mengingat salah satu berita Indonesia yang sempat viral, Jaehyun jadi bergidik ngeri ngebayanginnya.

Lha, masalahnya ... kalau dia jadi babi, terus kegeb sama warga, terus diarak keliling kampung, terus di foto dan videoin, terus dimasukin ke sosmed, terus, terus, terus saja terus sampai tuh babi jadi tukang ojol!

"Ya, bagus dong. Lu 'kan pengin kulitnya jadi item, tuh."

"Ya, enggak gitu juga kali, Jaemilah! Maksud gua tuh kulitnya warna sawo mateng gitu, biar eksotis. Bukan item kayak patung selamat datang!"

Duh, Jaehyun jadi gemas sama Renjun. Jadi kepingin sedot ari-ari itu anak!

"Dih, gua kalau balik kampung ngeliat patung selamat datang warnanya putih, tuh, bukan item."

"Patung baru itu mah, belum kena sinar matahari lama. 'Kan kalau keseringan kena sinar matahari bakalan item, dijamin!"

Renjun mengangguk. Bibirnya nyeruput jus stroberi yang sebelumnya sudah ia pesan. "Benar juga. Bang Jongin keseringan tugas lapangan saja jadi keling, ya, apalagi patung yang nangkring enggak pindah-pindah."

"Tuh 'kan gua kata juga apa! Makanya pakai logika dikit dong!" imbuh Jaehyun. Cowok itu berujar sambil makan kentang goreng yang rasanya enggak seasin waktu dia beli di depan SD.

Ya, maklum. Di depan SD mah micinnya seabrek, lha, beda lagi sama di Prancis yang bahkan gunain garam saja irit banget-alias enggak asin!

Jaehyun kadang heran. Makanannya kurang nampol rasanya, apa garam di sana susah didapetin, ya? Perasaan pantai banyak. Lalu mengapa, kenapa, ea!

Anjay, comate.

"Lu berdua kayaknya lupa ada kita, ya, di sini?" seorang cowok bule yang sebenarnya enggak ada bule-bulenya selain warna rambut yang dipirangin, nyeletuk. Dari tadi dia sudah cukup bersabar dengerin sepasang kekasih di depannya adu mulut. Belum saja, ya, mereka dijejelin Couilles de mouton-makanan khas Prancis yang berbahan dasar testis domba.

"Hehe, maklumlah, Lix. Suka kelupaan kalau teman gua ternyata ada yang jomlo. Hehe!" Renjun ngomong sambil nyengir.

Fix, besok Felix bakalan beli testis domba di warung makan langganan temannya. Biarin, besok Felix kasih ke Renjun dengan dalih bekal. Biar tahu rasa itu anak!

"Sialan. Heh, tuh dua orang yang di pojokan juga jomlo, ya! Kenapa gua doang jadinya." Cibir Felix.

Dua orang yang dimaksud ialah Xiaojun dan juga Hendery. Keduanya memang jomlo, tapi sebenarnya saling suka.

Iya, TTG. Teman Tapi Goblok. Alias, MEREKA SAMA-SAMA SUKA TAPI ENGGAK ADA YANG PEKA, atau sekiranya berani mengungkap rasa.

Capek banget memang ....

"Yeehh, mereka mah beda lagi. Setidaknya mereka punya titik gelap, nah elu titik suram." Renjun ngomongnya santai, tapi dia enggak tahu saja Felix jadi enggak santai ngedengernya.

"Anjir, titik suram. Gua doain lu berdua putus, mampus lu!"

Ini mah fix Felix sudah ngambek. Hendery yang dari tadi dengerin mah ketawa saja, walaupun rada kesel juga pas Renjun bilang hubungan dia sama Dejun yang terlihat hanya titik gelapnya saja; soalnya enggak ada progres lebih. Beda lagi sama Hendery, kalau Xiaojun mah cuma bisa geleng-geleng kepala. Kepalang terbiasa sama kelakuan teman-temannya itu.

Nah, masalahnya beda lagi untuk Jaehyun. Pria itu paham betul Felix-yang memang sudah menjadi tetangganya bahkan sebelum ia kuliah. Felix tuh kalau sudah ngomong, bisa saja kejadian. Jaehyun langsung bergidik, dalam hati ngucap "amit-amit".

"Ebuset, lambemu, Nak, Nak!" Jaehyun mendelik. Felix gak peduli.

Hari minggu gini emang asiknya nongkrong bareng teman-teman 'kan, ya? Ga heran deh mereka dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam masih betah saja di sana. Enggak tahu faedahnya apa ngejogrok di restoran punya orang, tapi untungnya mereka banyak duit. Niatnya manager restoran mau ngusir mereka saat dapat laporan kelima anak itu enggak balik-balik juga, tapi manager restoran urungkan. Ya, gile saja masa dia nolak rezeki. Saat baru mau nyamperin mereka berlima saja itu manager melongo ngelihat menu yang dipesan kelima anak itu. Bir yang enggak kaleng-kaleng, makanan porsi sedikit harga selangit-makanya mereka mesen banyak. Masing-masing satu biji mah mana kenyang, kucing dikasih juga masih minta nambah.

"Cabut, gak? Ngantuk gue nih." Ujar Jaehyun setelah beberapa saat pada sibuk sama urusan masing-masing.

Di pelukannya, Renjun mengangguk setuju. "Samaa," kata Renjun dengan nada sok manja. Felix yang melihatnya bergidik ngeri.

"Yuk, capek juga lama-lama di sini. Pengin goleran di rumah sajalah gue."

Kelimanya pun bangkit. Keluar dari restoran dengan kendaraan yang di bawa Jaehyun dan Hendery. Hendery, Xiaojun, dan Felix satu kendaraan, sedang Renjun dan Jaehyun menggunakan kendaraan sendiri. Ya, maklum. Mereka berdua mah 'kan tinggal seatap. Masa iya tinggal bareng tapi baliknya beda-beda. Pisah ranjang apa gimana?!

"Mandi dulu lho kamu sebelum tidur." Jaehyun berujar sembari mengusap surai Renjun.

"Mau langsung tidur saja. Ngantuk!" rengek Renjun dengan manja. Kepalanya di bawa bersandar, menyamankan duduknya.

Jaehyun terkekeh, tangan kanannya masih asyik mengusak surai pujaan hatinya. "Kita dari pagi lho perginya."

Renjun masih kekeh tidak ingin mandi jika sampai nanti. Kepalanya digelengkan dengan kuat, matanya terpejam seolah tengah tertidur dan mengabaikan Jaehyun.

"Ya sudah, bagaimana jika aku mandikan saja, ya?" Jaehyun tersenyum sumringah.

-To be kok gitu?

Diharapkan bagi yang belum membaca "Rossemala", bisa cek di sebelah dulu 🙏🏼 karena ini kisah dari Rose yang bahagia dengan Anyelirnya.

Anyelirene ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang