01

875 71 5
                                    

Terdengar suara keras yang terdengar di penjuru ruangan yang ada di dalam rumah tersebut. Pemilik rumah itu menangis memohon ampun kepada seorang pria yang ada di depannya.

"Ampuni saya tuan." Ucap pemilik rumah lalu bersujud di kaki pria yang masih saja diam tidak mengatakan sepatah kata pun.

"Tentu." Pemilik rumah itu mengangkat wajahnya dengan rasa senang, lalu terdengar suara keras lagi dan pemilik rumah tersebut terjatuh ke lantai dengan darah yang keluar dari kepalanya.

Pria itu pergi begitu saja membiarkan mayat yang tergeletak dengan darah yang menggenang di lantai.

___

Terdengar suara bising dari arah kantin yang menandakan waktunya makan siang. Namun, suara bising tersebut sama sekali tidak mengganggu beberapa orang yang tengah menikmati makanan mereka sembari berbincang.

"By the way guys, i have information for you all."

"About what?"

"Of course about man, apa yang akan dia bicarakan selain pria yang ia temui."

"Geez. I'm not talking about man! i'm gonna talking about girls."

"What! seorang Leo sedang membicarakan perempuan!"

"Jangan terlalu terkejut begitu Kian, dia sudah seperti itu sedari kecil."

"Benar kata Luci, tak usah terlalu terkejut kepadaku. Kau seperti tak mengenalku saja." Kata Leo santai.

Ya. Itu adalah sedikit percakapan antara tiga orang yang fokus akan topik yang dibicarakan dan mengabaikan suara bising di kantin itu. Kini Leo, Kian, dan Luci sedang sibuk berbincang sembari menikmati makanan yang sudah mereka pesan. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka, hanya mereka saja yang tahu.

Sayangnya, percakapan mereka berhenti ketika seluruh mahasiswi yang ada di kantin tersebut berteriak dengan semangat. Kian, Leo, serta Luci melihat ke arah dimana semua pandangan menatap seseorang yang baru saja datang.

"Geez. I hate it. Kita pergi saja, aku sudah muak melihatnya." Ucap Leo dengan menarik lengan Kian dan Luci.

Tanpa mereka bertiga sadari, seseorang yang tengah menjadi pusat perhatian tersebut melihat mereka bertiga pergi. Seseorang itu memandangi salah seorang yang pergi itu dengan senyum yang orang lain lihat itu sedikit mengerikan.

___

Jam menunjukkan pukul 3 sore yang menandakan bahwa jam kuliah Luci sudah selesai. Luci membereskan barang-barangnya dan pergi menuju parkiran dimana mobilnya berada.

"I'm so tired." Keluh Luci saat ia sedang mengendarai mobilnya. Tiba-tiba dering ponsel Luci berbunyi, Luci mengangkat telfonnya dengan malas saat melihat siapa yang menelfonnya.

"Aku dengan Kian akan menginap di rumahmu." Ternyata itu Leo yang menelfon Luci.

"Tidak. Aku sangat malas melayani kalian, aku ingin beristirahat dengan tenang tanpa ada suara berisikmu itu." Luci menekan loud speaker agar ia tetap fokus menyetir.

"Aku tidak memberi pertanyaan padamu. Nanti pada jam 5 sore, aku dengan Kian akan datang ke rumahmu." Telfon itu ditutup sepihak oleh Leo. Luci hanya menghela nafas, ia terlalu lelah untuk mendengar suara berisik Leo.

UNIVERSITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang