Kata Pertama Nul

227 39 5
                                    

Hari ini Aurel dititipkan ke rumah Atta. Ia sudah berusia 6 bulan. Ini adalah masa dimana ia menjadi bayi yang sangat aktif karena baru - baru ini ia mulai bisa merangkak. Atta sangat bahagia bermain bersama Aurel.

"Ayok main bola!!!" seru Atta. Ia mengambil bolanya lalu menendangnya kearah Aurel. Aurel tertawa senang saat bolanya dapat ia tangkap dengan baik.

"Cini tendang agi!!!" teriak Atta. Tapi bukannya memandang balik, Aurel malah membawa bola itu ke para adik Atta yang tengah menonton mereka. Atta cemberut melihat itu.

"Nul juga ga cuka main cama Atta" ujar Atta lesu. Ia mengamati Aurel yang sangat senang bermain dengan kedua adik perempuan nya. Atta yang melihat itu merasa sangat kesal lalu ia mengambil paksa bolanya yang dipegang Aurel kemudian pergi dari situ ke ruangan lain.

"Huh, kenapa gaada yang mau main cama Atta? Nul ga cayang Atta, padahal Atta mau main cama Nul, huwaaaaaa Nul ahat!" keluh Atta. Entah ia berbicara pada siapa yang jelas ia pasti sangat kesal hingga menendang bola dengan kencang.

"Attatatatata!" tiba - tiba Atta mendengar suara bayi. Atta menoleh dan mendapati Aurel tengah merangkak ke arahnya.

"Attaaaaa!!!" Atta terkejut saat Aurel memanggilnya. Ia tersenyum senang.

"Huwaaaa Nul bica manggil Atta!" seru Atta senang. Ia mengambil bolanya lalu duduk disamping Aurel.

"Attaaaa" Aurel terus mengoceh dengan hanya mengucapkan kata atta. Atta sangat senang mendengarnya.

"Uhuhuuuu, Nul cayang cama Atta kan? Iyakan???" tanya Atta.

"Attatata!" seru Aurel sambil mengangguk - angguk. Atta tertawa gemas melihatnya.

"Ayok cini - cini!" Atta ikutan merangak seperti Aurel lalu menuju ke kamar umi abinya. Sampai skrng ia masih suka tidur disana, biasanya jika ia sudah tidur abinya akan memindahkan dia ke kamarnya sendiri.

"Umi ngantuk!!!" seru Atta.

"Ayok sini bobok, Atta minum susu lagi apa nggak?" tanya umi Atta.

"Nul minum cucu?" tanya Atta.

"Iya dong, kan Aurel masih bayi" ujar uminya.

"Atta juga mau!" seru Atta. Lalu umi Atta membuatkan susu untuk Aurel dan Atta. Sedangkan kedua adik Atta sudah terlelap di kasur depan TV dengan kondisi TV yang masih menyala.

"Atta bobok di kamar Atta sendiri ya sama dek Aurel" ujar umi Atta lalu menggandeng Atta dan menggendong Aurel ke kamar Atta.

"Nul dipeluk Atta ya biak ga jatuh" ujar Atta lalu memeluk Aurel dari samping. Tiba - tiba Aurel menangis karena tangannya terjepit badan Atta. Umi Atta yang tengah hendak keluar terkejut mendengar tangisan Aurel lalu kembali masuk. Ia melihat Aurel tengah menangis dan mata Atta berkaca - kaca dengan kondisi tangan Aurel sedang terjepit badan Atta.

"Atta! Jangan gitu sayang, itu tangannya adek Aurel kejepit kamu" ujar umi Atta. Atta yang terkejut segera bangun. Umi Atta langsung menggendong Aurel dan memberikan susu untuk Aurel.

"Em... Nul ga cuka dipeluk Atta" ujar Atta lesu dengan sedih. Perlahan demi perlahan air matanya jatuh lalu ia menangis kencang.

"Sst cup cup cup, Aurel bukan gasuka dipeluk Atta, tapi tadi tangannya Aurel kejepit badan Atta dan bikin tangannya sakit, makanya dia nangis. Kalo peluk adek Aurel itu hati - jati, jangan sampe dia kejepit badan Atta. Kana badan Atta jauh lebih besar daripada adek Aurel" ujar umi Atta menjelaskan.

"Sekarang Atta bobok ya, itu susunya punya Atta, Aurel biar umi kelonin dulu" lanjut umi Atta. Atta mengangguk menurut. Hatinya masih kacau balau setelah tadi ia membuat Aurel menangis. Padahal ia hanya ingin memeluk pujaan hatinya.

Baby Atta and AurelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang