Prolog

1.4K 160 10
                                    

Malam ini sungguh sempurna. Bulan purnama bersinar terang, bintang-bintang bertaburan menghiasi langit yang gelap, desiran angin malam meniup dedaunan sehingga menciptakan suara gemerisik.

Sangat tenang dan menghantarkan rasa nyaman.

Orang yang melihatnya pasti akan bilang, malam ini begitu indah.

Tapi, bagi Gojou malam ini tidak ada bedanya dengan petaka. Cowok itu mencengkeram kuat kimono putih yang ada dalam genggaman. Memegangnya erat seolah itu adalah satu-satunya pegangan yang ia miliki dalam hidup.

Air mata merebak, berjatuhan tanpa terkendali. Didekapnya Kimono yang ia pegang ke dalam pelukan. Mendongak untuk menatap hampa bulan purnama yang berada di langit, tatapan matanya kosong.

Sekejap, Gojou tertawa di tengah tangisannya. Tawanya menggelegar membelah malam, bahunya berguncang saking kerasnya ia tertawa, seperti tidak ada bedanya dengan orang gila. Berangsur-angsur, tawa Gojou berubah menjadi jeritan pilu, terdengar menyakitkan bagi siapa pun yang mendengar.

Nanami yang baru saja datang pun, segera memalingkan wajah. Tidak tahan melihat pemandangan di depannya yang nampak memilukan. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain memandangi dari jauh.

Dirinya berusaha untuk menulikan indra pendengarannya dari teriakan Gojou yang terus memanggil-manggil nama seseorang dengan putus asa.

Nama seseorang yang sangat berarti bagi Gojou. Orang sama pula yang mati, tepat di dalam pelukan pria bersurai putih tersebut.

"YUJIIIIIIIII," teriak Gojou untuk ke sekian. Tidak mempedulikan tenggorokannya yang sakit karena terlalu banyak berteriak.

Gojou hanya ingin menyampaikan perasaannya kepada Tuhan.

Kenapa takdir bisa begitu kejam?

***

Tbc

Selesai pada hari sabtu, 29-05-2021

Dipublis pada hari senin, 30-05-2021

In The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang