Semakin siang, antrian semakin padat di cafe tempatnya bekerja. Banyak yang lebih memilih take away ketimbang menghabiskan waktu duduk berjam-jam di Cafe SunFlower. Rata-rata pembeli adalah mahasiswa salah satu Universitas Swasta yang berada tidak jauh dari Cafe tersebut. Mereka hanya akan memesan kemudian pergi ke taman bermain yang berada persis di depannya. Menikmati semilir angin laut yang juga tak jauh dari taman itu. Ada banyak anak muda dan keluarga yang menghabiskan waktu di sana. Ada yang hanya berdiri di depan pembatas antara jalanan taman dan laut, ada yang memilih jogging, atau sekedar bermain skate dan berlarian menggunakan sepatu roda.
Pemandangan yang selalu membuat Larisa tersenyum. Dia tak pernah punya banyak waktu untuk menikmati masa mudanya. Empat tahun terakhir sejak lulus kuliah, Larisa fokus mencari pekerjaan yang menghasilkan banyak rupiah. Di usia 27 tahun bulan depan rasanya tak mampu membuatnya mengeluh. Dia hanya mampu bersyukur, berapa banyak pun sahabatnya menilai bahwa Larisa terlalu keras untuk hidupnya, tapi Larisa hanya akan menjelaskan, dia melakukan semuanya untuk kebahagiaan dirinya juga. Tak jarang para sahabat itu menasehatinya untuk sekedar mencari teman pria untuk di ajak berpacaran. Tapi lagi-lagi, Larisa hanya mampu tertawa. Bagaimana dia mau berpacaran sementara yang mendekati saja tidak ada.
Ya, begitu lah hidup.
Larisa tak pernah meminta hidup dengan tekanan sana sini. Larisa juga tak pernah ingin berada di posisi ini. Larisa harus mengorbankan waktunya yang tak akan pernah bisa di ulang demi sebuah kebahagiaan yang ia rela bila harus membayar mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day After Today
ChickLitSetelah lulus kuliah empat tahun yang lalu, Larisa berusaha mendapatkan pekerjaan di rumah sakit swasta yang terkenal agar kebutuhannya tercukupi. Dengan padatnya jam kerja yang dijalani oleh Larisa sekarang, sebenarnya sangat sulit untuk mengambil...