Ketika kesetiaan terhadap tugas adalah awal dari kehancuran yang sebenarnya. Sama-sama hidup dibawah tekanan, kejahatan bukan lagi hal tabu. Menghadirkan suatu peperangan antara pihak kepolisian dengan penjahat yang diwakili oleh Jeon Wonwoo dan Yoo...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Hai Jeon Wonwoo! Sudah lama ti-"
"Cepat katakan apa yang kau inginkan?" sergah Wonwoo cepat. Sorot mata rubahnya menatap dingin ke depan. Dari layar terlihat Jeonghan menggelengkan kepalanya sembari terkekeh kecil, dan Wonwoo sangat membenci seseorang yang bertele-tele.
Ia menarik salah satu sudut bibirnya. "Wonu-ya, kenapa kau jadi sombong begini hm? Tidakkah kau ingat, dulu kita sekolah di tempat yang sama ketika SMA?" Jeonghan heran dengan gelagat adik tingkatnya. "Bahkan kau sangat dekat denganku, ada apa denganmu ini?"
"Jeonghan hyung! Bisa jangan buang waktuku?!" Intonasi Wonwoo sedikit meninggi menandakan bahwa pria itu tengah kesal. Tetapi, si mafia tetap tersenyum dan memajukan wajahnya ke kamera dengan nyalang.
Kali ini Jeonghan terlihat serius. "Aku sudah tau tujuan pertanyaanmu, tapi sebelum itu coba kau lihat bocah ini." Mafia Yoon menarik kerah baju belakang milik Chan dengan kasar. "Tidakkah kau berniat melakukan kerja sama denganku?" lanjutnya sebelum tangan kekarnya mengangkat dagu Lee Chan.
Lagi dan lagi Wonwoo terkejut bukan main, ketika netranya menatap pemuda yang terduduk lemah. "C - chan.." cicitnya. Ia tidak tau apa tujuan si mafia menahan wartawan muda tersebut. Apakah Chan mengetahui sesuatu yang mengancam bisnis gelap Jeonghan?
"Kau pasti mau dia selamat bukan? Jadi suruh dia untuk bicara atau aku akan buat dia bisu seumur hidup." Kebenaran tentang apa? Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa Wonwoo sangat lengah sampai sampai dia tidak tau yang terjadi sebenarnya.
Wonwoo mengulum bibirnya yang tengah berperang batin. "Lee Chan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya si Jeon penasaran.
"A - aku tidak tau apa apa.." lirih si aku terbata-bata. Jeonghan langsung menatap tajam kearah pemuda tersebut dan langsung mendaratkan tinjuan dibagian rahang kokoh milik Lee Chan sehingga empunya terhuyung.
"JEONGHAN-AH! HENTIKAN PERBUATAN MU ATAU AKAN KU JEBLOSKAN KE PENJARA!"
"Hey! Kenapa kau kemari? Aku hanya ingin bicara empat mata dengan Jeonsan tidak dengan mu, Joshua!" Gertakan Joshua tidak mampu meruntuhkan tekad pembunuh berdarah dingin tersebut. Tangan Jeonghan masih setia menghujani tinjuan di bagian tubuh Chan lainnya.
Lee Chan mengerang hebat ketika tubuhnya di hantam dari penjuru, kini kondisinya semakin melemah, mulutnya memuntahkan darah segar, napasnya pun tersenggal-senggal. "Teguh sekali pendirian mu anak muda, rela mengorbankan nyawa demi uang ckck," Jeonghan berdecak kagum. Lalu dengan pukulan akhir dari arah pelipis mampu menumbangkan tubuh Lee Chan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.