Happy Reading!!!
❦
Kim JongIn anak bungsu dari keluarga Kim. Ayahnya, Kim Siwon adalah mantan pengacara handal yang sekarang menjabat sebagai CEO di perusahaannya sendiri. Istrinya, Kim Yoona. Aktris dan Model cantik yang tak termakan Usia, diumur nya yang tidak mudah lagi dia masih tetap menekuni karir-nya sebagai seorang model.
Kim Joo-hyun, Kakak perempuan-nya. Adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak. Dia bersama Suaminya, Kim Junmyeon meneruskan cabang perusahaan Siwon yang berada di Jepang.
JongIn menjabat sebagai Direktur di perusahaan Ayahnya. Bekerja dengan Ayahnya sendiri bukanlah hal yang sangat menyenangkan seperti bayangannya. Ayahnya itu sangat suka merencanakan sesuatu dibelakangnya, contohnya dia akan sengaja memberikan jadwal pertemuan mendadak, tapi nyatanya itu hanya alibi untuk mempertemukan JongIn dengan Anak dari teman-temannya.
Ayahnya bahkan sering kali membela karyawan yang membuat Kesalahan. Hei! Bukan JongIn ingin berkuasa penuh atas perusahaan Ayahnya atau kekuasaannya, hanya saja tindakan Ayahnya itu Sangat-sangat tidak profesional! Sangat aneh CEO yang konyol seperti Ayahnya itu adalah Founder dari perusahaan ini.
Seperti hari ini, baru saja dia menginjakkan kakinya di depan ruangannya. Sekretaris-nya sekaligus Sahabat baiknya, Kang Seulgi menyerahkan surat pengunduran diri. Alasannya karena suaminya dimutasi ke Jepang, Dan itu semua bisa berjalan semulus ini karena ulah Ayahnya. JongIn yakin Ayahnya tengah merencanakan sesuatu.
"Jimin bisa pulang-pergi kan?! Kenapa kau harus meninggalkanku!?" Jerit JongIn tak terima.
"Ayolah! Kita sudah bersama selama 27 tahun hidupku! Dan sekarang biarkan aku bebas! Jimin sudah dimutasi ke Jepang, mau tak mau aku mengikutinya." Seulgi berusaha menjelaskan pada Bayi Beruangnya itu.
"Tapi Gieee..."
"Kai! Ini bukan zaman batu, kau bisa menghubungiku kapan pun kau mau." Ujar Seulgi lalu merentangkan kedua tangannya, mengode untuk dipeluk.
JongIn hanya menghela nafas berat, lalu membawa wanita cantik itu kepelukan-nya. Meskipun dia bisa mencium rencana jahat ayahnya, JongIn tetap tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya bisa pasrah.
"Pastikan kau akan sering berlibur kesini."
"Pasti, kedua orang tua kami disini Kai."
"Aku juga akan menjenguk mu di Jepang."
"Tentu aku akan senang kau datang."
"3× dalam seminggu kita harus Video Call."
"Iya..."
"Pokoknya seminggu sebelum lahiran, beritahu aku. Aku mau ada disaat keponakaku itu lahir." Ujar JongIn lalu menunduk mencium Perut buncit Seulgi.
"Baik-baik di sana Baby, jangan menyusahkan Ibumu."
"Ehem.. sudah selesai?"Jimin muncul dari balik pintu.
"Sayang? Jet nya udah siap?" Tanya Seulgi membuat JongIn terlonjak.
"JET!?" Heboh JongIn.
"Tuan Kim yang mengajak kami, katanya orang hamil tak boleh kelelahan, jadi aku menerima tawarannya."Jelas Jimin.
Sekarang semakin jelas. Memutasikan Jimin tanpa berbicara padanya dan berangkat tepat di hari ini, pagi ini, tepat setelah Seulgi menyerahkan surat pengunduran diri itu. Licik sekali pak tua itu.
"Kai kami pergi." Pamit Seulgi sembari memeluk JongIn untuk kedua kalinya.
"Hati-hati! Jangan kesehatanmu"