Prolog

172 26 3
                                    






"Jangan pergi!"

Rintihan itu berasal dari sosoknya, sembari memegangi perutnya yang berwarna kemerahan. Entah sejak kapan darah sudah mengucur dari sana. Tangannya mengais-ngais seseorang dihadapannya, lebih tepatnya orang yang telah tega menusuknya.

"Dahyun--" Dengan napas tersengal ia melirih, "Jangan pergi!"

Sedangkan sosok dihadapannya terus menerus menggeleng, seakan-akan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia perbuat. Ini tidak mungkin-- batinnya meraung kencang. Pria dihadapannya terus meminta bantuan darinya tapi ia untuk mendekat saja merasa kaku. Tubuhnya membeku, lidahnya kelu.

"Tidak!"

Dahyun terus menggeleng dan berakhir dirinya pergi dari tempat tersebut, sembari menatap tangannya yang sudah berdarah akibat ulahnya tadi. Ia terus berlari dengan deraian air mata.














"TIDAAAKKK!!!!"

Ia terlonjak dari posisinya, menatap sekitar dengan keringat yang membanjiri sekujur tubuhnya. Mimpi itu terasa nyata baginya, benar-benar nyata. Sedetik, ia menunduk hingga mendengar suara seseorang yang berjalan mendekat. Ada nada cemas di sana, Dahyun tahu itu.

"Hei, kau baik-baik saja?" Sebuah pertanyaan, tapi Dahyun masih betah pada posisinya, ia terlalu takut menatap wajah sosok dihadapannya. Hingga ia merasakan tangannya yang digenggam begitu erat oleh sosoknya.

"Ada apa? Sesuatu terjadi?"

Ingin rasanya, Jimin mengikis jarak yang tak kasat mata diantara mereka, memeluk tubuh itu untuk ia tenangkan, tapi ia merasa tak pantas walaupun ikatan menyatu diantara mereka, mereka seakan-akan terpisah oleh tembok. Tidak bisa ditembus, banyak penghalang dan itu juga karena Dahyun yang membuatnya-- tembok pemisah tersebut. Jimin ingin mendekat tapi Dahyun malah menjauh.

Jimin mengulas senyum tipis, mengusap halus tangan putih nan bersih itu. Setidaknya tindakannya kali ini tidak membuat Dahyun memberikan tatapan kebenciannya. Jimin tahu gadis itu memiliki sorot mata kebencian entah untuk siapa dan kalau Jimin merasa tatapan itu tertuju padanya.

"Jika kau butuh sesuatu, aku ada di bawah sedang mengerjakan laporan!" Tuturnya memberitahu. Selanjutnya ia beranjak. Ia hampir melangkah jika jemari seseorang tak menahannya. Jimin menoleh, bersiap mendapati Dahyun yang perlahan mendongak. Dengan senyum terulas disana.

"Ada---"

"Bisa--kah kau... menemaniku disini?" Ucapan Jimin terpotong oleh kalimat permintaan sang gadis, pun Dahyun mengatakannya sedikit tersendat akibat isak yang entah sejak kapan luruh itu. Jimin mengangguk, mendudukkan dirinya tepat di sisi Dahyun, menepuk halus punggung tangan tersebut, menenangkan.

Jimin dibuat terkejut kala Dahyun malah memeluknya, melingkarkan kedua lengannya sempurna dilehernya, perlahan Jimin membalas pelukan tersebut, menepuk punggung sempit itu lembut. Hingga runtuhlah semuanya. Dahyun menangis kencang disana, menyalurkan rasa yang tidak Jimin ketahui sebenarnya.

"Jangan pergi!" Entah kenapa bayangan mimpi itu membuat Dahyun ketakutan pun kalimat Jimin terasa mengiang-ngiang dikepalanya. Isaknya semakin kencang, serta pelukan keduanya. Dahyun meremat kaos yang Jimin kenakan, peduli setan dengan baju ratusan won itu basah akibat ulahnya. Ia hanya ingin memastikan bahwa itu hanyalah mimpi belaka.


Jimin hanya berkata lirih dengan tepukan yang makin terasa, "Aku tidak akan pergi!" Karena sejujurnya, Jimin juga tidak akan meninggalkan Dahyun. Sosok yang sudah berhasil merebut hatinya. Sosok yang berarti baginya walau pada awalnya terasa memuakkan.

Karena dia adalah Son Dahyun, istrinya.



















Finally, aku kembalikan BAD kepermukaan setelah berhasil dirombak sana-sini dan ternyata banyak banget yang di rombak, hehehe. Ini lebih terperinci lagi, jadi ya begitulah. Aku berasa balik lagi ke masa lalu, dimana nulis cerita tema marriage life kayak gini. Ya you know lah, Mine and Only You serta I Want to You, kehidupan setelah pernikahan kan, jadinya aku kadang agak nyendat kalau ambil cerita begini lagi, tapi semoga bisa lancar kaya dua cerita awal punyaku dan enggak banyak insecure sama cerita ini kedepannya

Jangan lupa kasih vote dan comment, kalau ada yang menurut kalian kurang srek, let me know ya. Kita saling memperbaiki diri disini

P.s. disini nama mereka aku rombak juga. Mungkin kalian yang sudah pernah baca sudah tahu bagaimana, tapi sekali lagi ini aku perbaiki dan semuanya lebih detail, mulai dari tokoh-penokohan sampai alur, sudah aku pikirkan matang-matang


Yes, selamat datang di cerita Dahmin yang kesekian kalinya. Biarlah dunia ini menjadi milik mereka karena aku juga ingin memperbanyak cerita Dahmin lewat karya" ku ini


Sampai jumpa

Borahae

BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang