Aura.

2 0 0
                                    

Yang bercetak miring itu hantu yang ngomong ya guys!













Pagi yang cerah ini disambut hangat oleh para makhluk bumi, tapi tidak dengan gadis bernama Alinaputri wibowo,

Gadis yang mempunyai kelebihan tetapi dianggap sebagai kutukan karena dirinya terus menerus diganggu oleh makhluk tak kasap mata yang ada disekitaran dirinya.



"Hhh...Bisakah kau diam." Ucapnya pada makhluk yang sudah seminggu ini mengikutinya.




"Tidak, karena kau belum membantuku." Ucapnya.




"Sudah ku bilang aku tidak bisa dan tidak mau kenapa kau memaksa, carilah yang lain." Alina turun dan langsung masuk ke kamar mandi,




Hari ini adalah hari pertama alina masuk ke sekolah barunya, tentu kalian tau bahwa menjadi indigo itu tidak mudah,

Dan ini ketiga kalinya alina pindah sekolah karena tidak tahan dengan anak-anak yang terus membulinya.
























"Pagi yah." Sapa alina.




"Pagi sayang, sini sarapan ayah bikin nasi goreng buat kamu." Ayah alina bisa dipanggil, surya wibowo.




"Makasih yah."




"Sama-sama, dihabisin yah, ayah ganti baju dulu nanti berangkat." Ayah, alina mengangguk.






Kalau ada yang berpikir ibu alina  kemana? Jawabannya, ibunya meninggal tepat setelah alina dilahirkan, dan alina tidak pernah melihat ibunya kecuali mengenali nya dari foto pernikahan kedua orang tuanya.





Meskipun begitu ayahnya tidak pernah berpikir menyimpan rasa marah ataupun benci pada diri alina dan mengurus nya dengan baik sampai sekarang.







































"Hati-hati sayang."




"Iya yah, alina masuk dulu, ayah juga hati-hati." Alina, mereka sampai didepan gerbang.




"Iya, belajar yang rajin, hari ini ayah pulang telat gapapa kan." Ayah.




"Iya, alina bisa naik taksi nanti." Alina.




"Yaudah, semangat." Alina hanya tertawa.

































Sepanjang perjalanan alina merasa terganggu bukan hanya dengan bisikan siswa siswi dikoridor ini yang sedari tadi menatap nya, melainkan banyak sosok2 berkeliaran bahkan sekarang mengikutinya.




Alina hanya bisa berdoa dan berusaha mengabaikannya sambil memjamkan mata dan menghela nafas sesekali.























Tok tok tok

"Permisi."




"Masuk." Suara dari dalam.




"Permisi pak, saya murid pindahan." Alina.




"Oh alina betul." Kepala Sekolah.
Alina mengangguk.




"Alinaputri wibowo, pindahan dari sekolah SMA xxx, Kamu ditempatkan di kelas IPA 2 yah." Kepala Sekolah.




"Baik pak." Alina.




"Silahkan ikut dengan ibu mila, ibu mila tolong bawa alina ke kelas ibu yah."




"Baik pak.".




































Sembari berjalan, alina melihat lihat sekitaran sekolah, tak disangka sekolah ini dihuni makhluk tak kasap mata itu begitu banyak.





"Alina ini kelasnya, ayo masuk." Bu mila.











"Perhatian anak-anak."




Suasana riuh itu pertama kali alina dengar dan lihat, tidak beda jauh dengan sekolah lainnya.




"Alina silahkan perkenalan diri." Bu mila.




"Perkenalkan nama saya alinaputri wibowo pindahan dari SMA xxx, salam kenal semuanya." Alina disertai senyuman.




Banyak pasang mata yang menatap kearahnya bahkan para siswi lebih tajam dari tatapan pria padanya.




"Alina silahkan duduk di... Itu sebelah raya, raya angkat tangan."




Setelah tau, alina langsung berjalan kearah tempat duduknya yang segala pergerakannya tak luput dari seseorang yang duduk dibelakang dengan aura hitam menyelimuti tubuhnya.





Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pemburu & Gadis IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang