"Jok, Joko! Apaan tuh di belakang lu!?" teriak sam sambil menunjuk kearah belakang ku. Aku pun menoleh ke belakang. Tepat setelah aku sadar tak ada apa apa di belakang ku, aku langsung kembali menoleh ke arah sam. Jarinya yang semula menunjuk telah berganti dengan jari tengah yang gagah mengacung ke atas tegas menantang ke arah ku.
"Bangsat!" Respon ku karena merasa telah tertipu.
"awoakwoak goblok lu, pantesan di tipu cewe mulu". Jawab sam sambil berlari meninggalkan ku, karena memang arah jalan ke rumah kami berbeda.
Aku pun berjalan santai ke rumah. Dengan langkah kontai tak terarah aku berjalan lunglai, persis seperti orang mabuk minuman keras. Walaupun sebenarnya aku berjalan seperti itu hanya agar terlihat keren saja.
Tiba tiba aku melihat seorang wanita yang di ganggu dua preman. Ini adalah saat yang tepat untuk menjadi seorang pahlawan.
"Hey! Apa yang kalian lakukan? Jangan ganggu wanita itu!" Aku mengatakan kalimat pembela kebenaran sambil berpose, berusaha terlihat setampan mungkin.
"Hah! Siapa lu? Lu berani ama kita! Bocah ingusan kek lu bisa ap-" Salah satu dari preman itu bergerak mengretak ke arah ku sambil mendekatkan kepalanya ke depan wajahku, mungkin dia ingin menunjukan nafas naganya. Namun sebelum kalimat nya selesai aku langsung memukul wajahnya. Menendang penis nya. Dia terbungkuk, kemudian ku sikut punggungnya. Dia pun roboh tak mampu bergerak.
Preman yang satu lagi lari terbirit melihat ku menghabisi temanya hanya dalam hitungan detik.
"Sekarang sudah aman nona, kau tak perlu khawatir lagi" lagi lagi aku mangatakan kalimat pembela kebenaran dengan berpose.
"Te-terimakasih" jawab wanita itu dengan sedikit terbata, sepertinya dia masih terpukau dengan kekuatan ku hahaha.
Aku langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Pergi dalam sunyi meninggalkan kesan misteri, persis seperti dalam drama korea yang ku tonton semalam.
Saat aku sampai depan rumah ku, sudah ada Hani yang menunggu ku di sana.
"Tidakkah kau melupakan sesuatu tuan?" Tanya Hani dengan nada menyindir.
"Eeee, lupa apa ya? Oh iya aku belum makan, bye Hani aku mau makan dulu."
Saat aku melewati Hani dia langsung menarik kerah belakang bajuku.
"KITA KAN UDAH JANJIAN KERJA KELOMPOK JOKO!" Hani sedikit berteriak dengan nada yang di tekan, sambil memukul buku yang sudah di gulung tepat ke ubun ubun ku.
"Iya iya, maap deh. Kamu harus tahu aku baru saja menyelamat kan wanita dari preman lho, kerenn kan". Aku mengatakanya sambil mengangkat kepala bangga.
"Tak ada yang keren dari seseorang yang tak menepati janji. Udah ayo kerjain ini!" Hani langsung menarik tanganku masuk kerumah ku sendiri.
Keesokan harinya saat aku baru akan berangkat sekolah, lagi lagi aku melihat Hani berada di depan rumahku.
Aku hanya menatapnya.
"Eee.. Anu, Di sekeolah rusuh, lagi tawuran. Makan bakso aja yuk!"
"Aduh sorry han aku ngantuk bye" aku merespon ajakan Hani sambil berbalik menuju pintu rumah.
"Eh aku traktir deh".
"Oke hayuk meluncur" aku berbalik lagi langsung berangkat mendahului Hani.
Setibanya kami di warung bakso, sudah terlihat beberapa murid sma yang juga tak bisa berangkat ke sekolah krn tawuran itu.
"Ih kesel aku! Mereka itu gak mikir apa! Aku kan pengen sekolah buat belajar mereka malah berbuat seenaknya! Bajingan lah!" Bukanya makan bakso yang sudah ia pesan, Hani justru menusuk nusuk baksonya dengan amarah sambil mengoceh tak karuan.
"Hus! Cewe gak boleh ngomong kasar, gak ada cowo yang mau deketin lho ntar".
"Yo yo yo, best couple in the world!" Tiba tiba Sam datang dan bergabung dangan aku dan Hani.
"Kebetulan nih Sam, sebenernya kenapa sih mereka bisa tawuran sama preman preman gitu, klo sama sma lain sih masih bisa ngerti aku. Lah ini sama preman preman" tanya Hani yang sepertinya masih tak terima ia tak bisa ke sekolah hari ini.
"Oh itu, katanya sih karena ada anak sma yang ngehajar salah satu preman itu. Habis itu mereka dateng deh rame rame ke sekolah buat nyari tuh anak" Sam yang cukup dekat dengan brandalan brandalan sekolah sangat fasih menjawab pertanyaan Hani.
"Ngehajar preman? Eh joko kamu kemaren kan-"
"aku yang traktir Han! Kamu juga Sam, bakso kalian aku yang bayarin, oke Han" kemudian Aku memberikan Hani kedipan mata. Aku dan Hani sama sama sadar bahwa aku yang di cari preman preman itu, dan membuat kesepakatan dengan kedipan mata.
"Eh Sam tumben lu gak ikut tawuran" aku berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Dan aku yakin saat ini Hani sedang memaki dan mengucapkan sumpah serapah kepadaku dalam hatinya, mengingat dia sangat kesal sedari tadi.
"Gak ah, lagi males gwe. Mending ke sini gangguin lu pacaran hehe".
"Yeee lu mah dari dulu gak pernah bisa tenang liat gwe beduaan ama cewe".
"Dih sapa juga yang pacaran" Hani menyela tidak terima.
"Habisnya lu beduaan mulu ama joko, terus kalian kalo ngobrol pake aku kamu. Eh ya gwe juga heran ama lu Han, kok lu bisa sih sekolah di sma 146 kan lu pinter di smp?"
"Eh iya Han, kok kamu mau ke SMA yang isinya cuman orang orang terbuang kek aku ama Sam?"
"Ya terserah aku lah! Huft".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure Of Joko
Humorberandalan berandalan sma yang gak punya otak, gak ada yang di kepalanya selain bergelut. bahkan gak tempat di otak mereka untuk memikirkan mata pelajaran ataupun kisah romansa