2

282 31 5
                                    

📖Happy Reading📖

Seorang pria berambut hitam arang mengibas-ngibas kan sapu nya sambil mengomel melihat tingkah atasan nya.
"Hanji cepat lah turun, mau sampai kapan kau berada di atas sana!".

"Aku tidak akan turun sebelum kau memaafkan diriku Livai". Kata hanji dari atas pohon yang dia panjat.

"Turun sekarang juga! Atau ku tebang pohon ini". Ancam Livai sambil memukul-mukul batang pohon dengan sapu yang ada di tangan nya membuat Hanji terkekeh melihat tingkah konyol pria itu.

"Turun hanji! Kau sudah menjadi komandan dan jangan menjadi anak kecil dengan memanjat pohon sialan ini". Tegas Livai untuk yang terakhir kali nya.

"Biarin! Emang nya cuman anak kecil doang yang boleh memanjat pohon".

Livai mendongak ke atas menatap Hanji yang juga menatap dirinya dari atas.

Blee

Hanji menjulurkan lidah nya dan memicingkan mata nya seraya untuk mengejek Livai.

Livai yang melihat nya langsung merasa jengkel sambil mengigit bibir bawah nya sendiri dan berharap dirinya memiliki alat 3DMG agar Livai bisa menaiki pohon untuk menendang bokong Hanji sampai ke menara eiffel, walaupun sebenar nya Livai bisa memanjat pohon tapi tidak dia lakukan karna Livai sudah mandi dan tidak ingin dirinya menjadi kotor lagi.
"Tsk, terserah kau saja mata empat, lebih baik aku kembali ke markas sekarang juga!". Kesal Livai yang langsung pergi meninggalkan Hanji yang masih berada di atas pohon.

"Hey Livai tunggu! Jangan pergi!". Panggil Hanji tapi Livai tidak mendengarkan dirinya.
"AKU GAK BISA TURUN!". Teriak Hanji.
"Bagaimana cara nya aku turun dari sini?". Hanji bertanya pada dirinya sendiri karna Livai beneran pergi meninggalkan dirinya.
"Bodoh nya aku, bisa naik tapi tidak bisa turun". Sesal Hanji.

"Sebentar lagi akan gelap dan disini juga banyak sekali nyamuk". Kesal Hanji pada dirinya sendiri sambil memukul nyamuk yang hinggap di kulit nya.

"AAHHH".
Hanji berteriak saat dirinya yang tengah sibuk memukul nyamuk terpeleset dari atas pohon dan menutup mata nya rapat-rapat untuk mempersiapkan tubuh nya yang akan terbanting ke dataran rendah dan tulang-tulang nya yang pastinya akan patah.

'Kenapa jatuh nya lama sekali, apa gaya gravitasi sudah tidak berlaku di bumi!?'. Batin Hanji yang merasa dirinya tak kunjung jatuh.

Hanji membuka mata nya dan yang pertama kali dia lihat adalah wajah seorang pemuda yang berhasil menangkap tubuh nya saat terjatuh.

"Turun lah kau berat!". Kata pria itu.

"Haha gomen, terimakasih sudah menyelamatkan ku". Ucap Hanji kaku.

"Hn". Pria itu hanya berdehem.

"Siapa nama mu?".

"Levi". Jawab Levi datar.
"Ada apa?". Tanya nya saat Hanji menatap dirinya lekat-lekat dari ujung kepala sampai ujung kaki lalu membulatkan mulut nya berbentuk O.

"Kau mirip sekali dengan...". Hanji menggantungkan kalimat nya.
"Siapa?". Tanya Levi yang tau betul apa yang di maksud dengan Hanji kalau dirinya pasti di bilang mirip dengan Livai.

"Ayo ikut aku". Bukannya menjawab Hanji malah langsung menarik pergelangan tangan Levi untuk pergi ke suatu tempat dan Levi mengikuti nya sambil tersenyum tipis dengan merasakan kehangatan dari tangan Hanji yang sudah lama tidak dia rasakan.

Ruang dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang