13

21K 1.3K 17
                                    

"Bel, liat deh mereka berdua! Cocok'kan?"

Abel melihat kemana arah pandang Laura.

Abel mendengus ketika melihat siapa yang Laura tunjuk, suaminya dan juga dengan adik tirinya.

"Menjijikan," batinnya.

Abel dapat melihat dengan jelas bagaimana wajah bahagia yang terpancar oleh Abi, dan juga wajah malu-malu dari adik tirinya.

"Gak ada cocok-cocoknya," gumam Abel tanpa sadar.

"Wah, wah. Lo suka sama si ketos'kan? Ngaku aja udah!" goda Laura.

Abel memicingkan matanya, "gue suka sama dia? Ngimpi!"

Laura tergelak dengan ucapan Abel.
"Bohong. Gue udah kenal lo, Bel. Gimana rasanya suka sama pacar adik sendiri?"

"Apasih, gue gak suka sama dia, amit-amit," kesalnya.

"Rara?!"

Abel terdiam ketika mendengar panggilan dari seseorang, rasanya tidak asing mendengar nama tersebut.

"Kenapa bengong, Ra?" tanya Abu yang baru saja duduk di samping Abel.

"Coba ulangi sekali lagi!"

Abu mengernyitkan dahinya tak mengerti, "kenapa bengong?"

Abel menggeleng cepat, "bukan. Yang sebelumnya,"

"Apa? Rara?"

"Nah, ini. Siapa Rara?"

"Lo. Panggilan khusus dari gue buat lo!"

"Kenapa? Nama gue Abel, gak nyambung sama panggilan, lo,"

Abu memutar bola matanya malas, "ck, nama lo-kan Abel Feranika, gak salah dong gue manggil lo, Rara?"

"Aneh. Gue gak pernah ngasih tau nama gue sama, lo. Dari mana lo tau nama gue?" desak Abel.

Abu mengusap tengkuknya canggung, dia bingung harus menjawab apa.

"Emang kenapa sih, Bel? Toh semua orang juga tau nama panjang lo," ucap Laura menengahi.

"Aneh aja, dulu ada orang yang manggil nama gue Rara juga," gumamnya.

Sedangkan Abu sudah tersenyum ketika mendengar gumaman Abel. "Seandainya lo tau,"

"Balik ke kelas yuk!" ajak Abel dan di angguki Laura.

"Loh, gue baru dateng, masa mau di tinggal, sih?" kesal Abu.

"Gak perduli," balas Abel dengan mengibaskan rambut pendeknya, kemudian berlalu dengan menggandeng tangan Laura.

"Lo masih sama," gumam Abu ketika melihat punggung Abel mulai menghilang.

______________________

"Woy ada rajia lagi!" teriak salah satu murid di kelas Abel.

Semua orang panik kecuali Abel, dia hanya diam saja dengan memainkan handponenya.

"Bel? Lo gak panik apa?" tanya Laura.

Abel hanya mengedigkan bahunya tak perduli.

Laura hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Keadaan tiba-tiba senyap ketika anggota osis masuk.

"Selamat siang semuanya, seperti yang kalian tau, kami selaku anggota OSIS akan mengambil barang-barang kalian yang tidak seharusnya kalian bawa ke sekolah. Untuk perempuan, silahkan berdiri di depan!" ucap salah satu anggota OSIS.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang