Pagi itu, pagi yang menyebalkan bagi Ajeng. Kenapa? Kenapa ada orang stres pagi pagi geber motor depan rumah orang?!. Sumpah rasanya Ajeng ingin menginjak mata siapa pun orang sinting di depan gerbang rumahnya.
Keluar rumah membawa sapu, Ajeng bersiap memukuli siapapun itu. Awas saja baru dua pukulan tewas, Ajeng berjanji tidak ada menguburkannya dengan badan utuh.
"Lo ngapain di rumah Gue ngegeber motor! Sinting?!". Hardik Ajeng. Jengkel ternyata orang sinting itu Indra dan Reihan temannya, lagi.
"Lah kok Lo yang keluar, Tante cantik mana?".
"Lo pagi pagi ke rumah Gue cuma buat liat nyokap? Wah minta di caci maki emang!".
"Apasi Jeng, Lo cemburu?". Tanya Indra menaik turun kan alis jenaka.
"Sinting! Buruan pergi Lo sebelum Gue kutuk jadi cacing kremi!".
"Lu ga ada bersyukur-syukurnya ya Gue mau jemput".
"Iya ni, buruan deh Jeng. Pegel kaki Gue nahan motor". Lanjut Reihan menatap Ajeng malas.
"Gue ga pernah minta di jemput Lo pada!".
"Justru itu harusnya Lo makasih sama kita karna mau jemput". Ucap Indra mengangguk anggukan kepala seolah mengagumi dirinya yang baik mau berbagi dengan rakyat jelata.
"Gue kan ga pernah minta anj-!". Tahan Jeng tahan ngadepin satwa liar kek gini kudu sabar. Ajeng membatin sambil elus dada. Padahal tangannya gatel dari tadi ingin mencabuti rambut di kepala Indra dan Reihan sampe botak.
"Udah deh naik buruan. Apa Lo mau Gue ubrak abrik rumah Lo pake ni motor".
"Gue ga pernah minta!".
"Gue itung sampe tiga, kalo Lo ga ambil tas kedalem. Gue acak acak rumah Lo".
"Apasi Gue ga mau!".
"Satu".
"Indra!-".
"Dua".
"Brengsek!". Maki Ajeng yang berlari ke dalam rumahnya. Tak lama dia keluar rumah menenteng tas di punggung dengan muka tertekuk tak sedap di pandang.
"Gitu dong, dari tadi kek". Ujar Indra tersenyum puas setelah melihat Ajeng duduk manis di jok motornya.
Seperti biasa Indra mengendarai motornya seperti di kejar warga sekabupaten. Kencengnya naujubilah. Ajeng turun dari motor dengan rambut aut autan bak seorang korban yang teraniaya di terkam gorila.
Indra yang melihat rambut serta muka Ajeng yang mensuport ngakak abis sampai terpingkal pingkal di atas motornya. Ajeng yang kesal setengah mati melengos pergi. Ajeng terpaksa berhenti setelah mendengar seruan tak sopan Indra yang memanggilnya Babi.
"Apasi Gue manusia!".
"Babi is Babi. Udah mending Lo minum ni susu biar tumbuh sehat dan kuat".
"Kemarin mencret-mencret. Sekarang apa? Obat simulasi mati?".
"Ebuset jahat banget kesannya Gue! Engga la, ini susu murni di perah langsung dari sumbernya. Pokoknya sehat buat hewan peliharaan".
"Maksud Lo?".
"Ya Lo kan peliharaan Gue".
"Wah otak Lo pindah ke ketek ya? Sejak kapan Gue jadi peliharaan Lo!".
"Barusan, barusan banget Gue angkat Lo jadi peliharaan".
"Sinting!".
"Terima atau Gue lempar ke muka Lo". Menggeram marah Ajeng terpaksa menerima susu itu dan pergi dari sana dengan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Sad Girl (Hiatus)
Teen FictionPernah di Ghosting?. Pernah di PHP-in?. Pernah di jadiin Cuma bahan gabut?. Pernah di jadiin Cuma pelarian/pelampiasan?. Pernah di jadiin barang taruhan?. Atau .. Di hina karna jelek?. Di jauhi karna cantik?. Berapa kali? Satu kali? Dua kali? Atau b...