●
●
●🦋🦋🦋
Disebuah rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas, tinggal seorang bocah yang saat ini masih merikuk dibalik selimut tebalnya dengan memeluk boneka Dinonya yang begitu besar sampai dianya saja kalah besar. Dia Kevan Adelio yang biasanya dipanggil Vava.
Kringg... kringg...
Bunyi jam weker yang nyaring membangunkan Vava, dengan mata yang masih terpejam tangganya nya berusahan mencari benda kecil itu untuk dimatikan. Mata bulat itu terbuka perlahan, terlihat bola mata indah yang berwarna Hazel. Saat mata bulat itu kearah jarum jam menujuk angka lima dengan segera ia beranjak dari kasur menuju kamar mandi yang ada di samping kamarnya.
Hanya perlu 25 menit Vava sudah bersiap dengan seragam baru. Hari ini hari kedua ia mengikuti Masa Orentasi siswa disalah satu seolah favorit di kotanya.
Kakinya melangkah kearah dapur lalu membuka pelan kulkas melihat hanya nuget dan air putih saja mungkin nanti ia pulang akan belanja sekalian . Jadi hari ini Vava hanya masak nuget saja syukur masih ada nasi sisa semalam. Setelah ia menyelesaikan semua Vava kembali ke kamarnya untuk mengambil tas nya lalu ia keluar rumah mengunci pintu kemuadian mengambil sepeda disamping rumah.
Uuhhhh....
Helahan nafas yang kelur dar bibir mungilnya. Dengan mengayuh sepeda yang kakeknya belikan.
Jarak ke sekolah lumayah jauh jadi sebisa mungkin dia berangkat lebih awal agar tidak terlambat. Vava hanya anak beasiswa ia takut nanti beasiswa nya dicabut hanya karna terlambat , kalau beasiswanya dicabut mau bayar pakai apa dia?
Ya dia memilki tanbungan tapi bukan miliknya malainkan milik kakeknya yang diberikan kepadanya sebelum beliau meninggal , sebisa mungkin Vava tidak memakai sepeser pun uang tabungan kakeknya.
Karena Vava beranggapan kalau ia tidak pantas memakainya. Dia bukan siapa siapa beliau dia hanya anak menyedihkan yang ditemukan kakeknya saat hujan lebat didepan toko yang sudah tutup dan membawanya pulang kerumahnya. Jadi dia bekerja di warung Bu Marmi tetangga dekat rumahnya. Kalau soal rumah kakek nya meminta untuk menjaga rumahnya karena kakek berpikir anak nya tidak akan mau menepatinya.
Sampai ada mobil dengan kecepatan tinggi menyalip Vava karena terlalu mepet membuat sepeda Vava oleng dan kemuadian dia terjatuh.
“AAAAH.”
Brakkk..
“Aduh sakitt hiks..” ringisan Vava saat melihat sikutnya terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVAN
Teen FictionKevan anak laki laki polos nan imut yang di usir keluarganya hanya karna kesalahan paham. Kevan yang dulu memiliki keluarga yang harmonis seketika hancur hanya karna dendam seseorang. Kevan yang saat itu masih dua belas tahun harus menerima kata-k...