Masih di hari yang sama, Bianca sengaja mengusir sahabatnya karena tak ingin acara minggu sore nya terganggu oleh kebisingan mereka
Bianca mendudukkan dirinya di balkon kamar, memandangi langit senja yang indah, rambutnya yang tergerai panjang di biarkan menari tertiup angin sore, sesekali ia meneguk teh miliknya
ia menghela nafas lalu kembali menatap langit
"mah.. Aca kangen"
tes .. tes ..
Air mata Bianca luruh
"bisa ga mah malam ini mamah mampir ke mimpi Aca?"••••
Sedari tadi Jidan sibuk mencari Bianca, sudah berkali kali ia memanggil nama gadis itu namun tak ada sahutan sama sekali dari sang empu
Jidan berdiri di depan pintu kamar milik Bianca
"sorry bi gue masuk ya?cuma kamar lo yang belum gue cek" izin Jidan entah pada siapaceklek
pintu terbuka menampilkan isi ruangankosong.
ia menatap sekelilingnya, kasur yang tertata rapih, pintu kamar mandi terbuka, lalu dimana gadisnya berada?
samar samar ia mendengar suara isakan ringan, dengan perlahan ia mendekat kearah sumber suara yang ia yakini itu milik gadis nya
saat hampir sampai Jidan mengetuk pintu balkon, agar tak mengagetkan gadis itu
"bi" panggil nya pelan
Bianca menoleh dengan keadaan rambut acak acakan dan wajah nya yang sedikit memerah
"sini duduk" ajak Bianca
"sorry"
"buat"
"masuk sini"
"gapapa aku ngerti, harusnya aku yang minta maaf karena udah buat kamu khawatir" ucapan Bianca di angguki oleh Jidan
"gapapa" jawab Jidan seraya tersenyum
"abis nangis?" tanya Jidan
Bianca mengangguk "kenapa?""ke inget mama" jawab Bianca
"mau ketemu?"
••••
Hari telah berganti, sekarang Bianca tengah bersiap untuk berangkat ke sekokah, masih pukul 5 pagi tapi Bianca sudah rapih dengan seragamnya
Bianca mengambil kunci motor tak lupa helm nya, ia akan berangkat sendiri
Setelah menempuh perjalan akhirnya Bianca sampai. Bukan, bukan sekolah yang Bianca tuju melainkan tempat sepi dengan gundukan tanah di setiap sisi jalan setapak yang ia lewati
Di lain tempat, Zayevil's bingung mencari keberadaan Bianca..
"udah lo telfon Jid?" tanya Helena
"udah, nyambung tapi ga di angkat"
"coba lo cek lokasi terakhirnya" saran Bayu
"udah juga, terakhir di apart nya" jawab Jidan cepat
hening, semua sibuk mencari keberadaan Bianca
"angkat bi, jangan bikin aku khawatir" peluh memenuhi kening Jidan, entah sudah berapa kali lelaki itu menghubungi Bianca namun sialnya tetap tak ada jawaban
KAMU SEDANG MEMBACA
Bianca
Non-FictionBEBERAPA PART DI UNPUBLISH KARENA ADA KENDALA Membalaskan dendam mendiang kembarannya karena terus terusan dirundung. Dia, BIANCA ERLETTA atau biasa dipanggil Aca. Seorang siswi yang mempunyai perangai buruk disekolahnya. "SUMPAH YA GUE KASIAN SAM...