05.

14 1 0
                                    

Seorang gadis kini sedang berada di sebuah caffe, ia ada janji untuk menemui seseorang di caffe ini . .

Lonceng berbunyi pertanda ada seseorang yang masuk kedalam Caffe tsb

"sorry lama" ucap seseorang yg ia tunggu

"tak apa, silahkan duduk dan pesan apapun sesuka mu" ucap nya formal

"gausah formal gitu, kita seumuran" ucap lawan bicaranya, kita sebut saja Mrs G

"btw kenapa lo manggil gue kesini?" tanya Mrs G

Gadis tadi bersmirk sementara Mrs G hanya menunggu orang di depannya ini berbicara

"sini gue kasih tau" ucap Gadis tadi, kita sebut saja Mrs L

••••

Hari minggu adalah hari yang di tunggu semua orang, hari yang pas untuk berkumpul dengan keluarga dan menghabiskan waktu bersama, tapi tidak untuk Bianca

Saat ini Bianca masih bergelut selimutnya, sinar matahari sedikit mengusik tidurnya.

Ia meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, sudah terbangun namun enggan membuka mata

Tok . . tok . . tok . .

Suara ketukan itu membuat mata Bianca sedikit terbuka

"Bi" panggil seseorang di balik pintu kamar Bianca

Seakan pita suara nya habis, ia menyahut tanpa suara

panggilan itu kembali terdengar, namun kali ini sedikit lebih keras "Bianca, bangun"

masih sama, tak ada sahutan dari sang empu

kesal karena tak mendapat respon, pemilik suara tadi kembali bersuara "Bianca, aku tau kamu udah bangun, keluar atau aku buat kamu ga bisa jalan seminggu?" tanya sang pemilik suara itu dari luar kamar

Bianca mendelik, yang benar saja? mau mati kah dia?

dengan perasaan kesal dan langkah gontai, Bianca berjalan membuka pintu

"akhirnya di buka" ucap Seseorang tadi dengan sumringah "pagi bi" sapa nya

Jidan tersenyum manis namun terlihat menjengkelkan di mata Bianca

"jijik banget kaya pedopil" gumam Bianca yang masih bisa terdengar oleh Jidan

Jidan terkekeh sebentar kemudian menarik tangan Bianca"ayo sarapan"
"aku mandi dulu" cegah Bianca

Jidan menggeleng "nanti aja, aku udah pesen sarapan di bawah, takutnya dingin" Jidan melanjutkan langkahnya yang tertunda, Bianca hanya bisa menurut tak di pungkiri bahwa sebenarnya ia juga lapar

••••

Ricuh.

itu lah kata yang bisa menggambarkan keadaan apartemen milik Bianca sekarang

Kedatangan Chika dkk lah yang membuat apartemen milik Bianca seperti kapal pecah

"woi" panggil Panji entah pada siapa, semua menengok

"apa" ini Jidan dengan suara datar nya

"apaan" ini Nabila, Helen, dan Jibon

"kenapa" ini Chika

"naon" ini Bayu

Sedangkan Bianca hanya menoleh dengan sebelah alis yang terangkat

"emang elo?" tanya Panji dengan nada meledek

Bianca Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang