- Part 1 -

15 2 0
                                    

Cahaya matahari pagi menerobos melalui jendela kamar. Mengganggu sosok indah yang sedang mergelung dengan selimut hangatnya. Indah? Tentu saja dia indah. Bulu mata lentik dengan manik coklat terang dan semburat merah muda di pipinya memberikan kesan dia seperti putri dari dunia fantasy. Seperti elf, peri, atau makhluk fantasy lain. Membuat orang-orang disekitarnya memandang iri, kagum, bahkan tak percaya.

Kring~~ kring ~~

Jam weker berbunyi. Perlahan tapi pasti kelopak mata itu bergetar dan terbuka perlahan.

"Hoammm, sudah pagi ternyata" suara lembut terdengar dari bibir mungilnya. Seperti suaranya yang mengalun merdu, nama pemiliknya juga sangat pas di telinga. Bella, atau biasa dipanggil Bell. Yah, walaupun hanya 1 kata, namun gadis manis itu sangat bangga dengan namanya.

'Jika kita tidak bangga dengan diri kita, siapa lagi?' begitu katanya.

"Oke dunia, selamat pagii" erangnya sambil meliukkan tubuhnya diatas kasur. Enggan sekali untuk beranjak dari tempat ternyamanya.

'oke Bell, kau tidak boleh malas' serunya dalam hati.

Ia pun beranjak dan segera merapikan tempat tidurnya. Meletakkan kembali bantalnya dan merapikan selimut yang sudah melindungi dirinya dari dinginnya malam.

 Meletakkan kembali bantalnya dan merapikan selimut yang sudah melindungi dirinya dari dinginnya malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar tidur Bell

Bell pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mandi? Tentu saja tidak. Hari ini hari Minggu. Bell tak berniat pergi kemanapun.

'Mandi jika akan berpergian' itulah prinsipnya.

Cukup hanya membasuh wajah dan menggosok gigi. Kemudian mengambil pakaian dari lemari dan memakainya. Hanya training hitam dan kaos putih yang akan menemaninya menjalani hari Minggu ini.

----~----

Kini Bell sedang berkutat di dapur. Mengambil roti dan sosis kemudian menjadikannya sandwich sederhana. Dengan segelas susu coklat hangat di tangan kanannya ia pun beranjak ke sofa diruang tengah. Mengambil remot di meja kecil di samping sofa. Mencari program TV apa yang sekiranya membantu menghilangkan kebosanannya. Setelah menemukan satu yang sekiranya menarik, ia pun menonton dengan memakan sarapan sederhana yang dia buat.

Saat sedang asik meminum susu coklatnya, terdengar ketukan dari pintu depan.

Tok tok tok, permisiii pakett

Bell pun segera beranjak menuju depan rumahnya. Membuka pintu perlahan. Dan seorang kurir paket berdiri disana dengan box coklat ditangannya.

"Dengan Bella?" Tanya si kurir paket.

"Ah, ya itu saya sendiri"

"Ada paket untuk anda, silahkan tanda tangan disini" si kurir paket itu menunjuk selembar kertas sambil menjulurkan bulpoin hitam.

"Tapi aku tidak memesan apa-apa" guman Bell pelan. Namun jari lentik itu mengambil bolpon yang disodorkan padanya dan membubuhkan tanda tangan miliknya.

Manik coklat Bell menatap penasaran pada box coklat ditangannya. Ia merasa tidak pernah memesan apapun. Atau temannya? Tapi tidak mungkin. Untuk apa mereka memberikan tanpa memberi nama. Biasanya juga langsung diberikan padanya.

"Terimakas- eh, sudah pergi ya" raut bingung muncul diwajah cantiknya. Saat ia akan berterimakasih ternyata si kurir paket itu sudah tidak ada.

Aneh, pikir Bell.

Dia tidak mendengar suara langkah kaki sama sekali.

"Sudahlah, mungkin aku terlalu fokus dengan paket ini" gumam Bell lalu menutup pintu rumahnya dan masuk untuk membuka paket misterius yang ada di tangannya.

"Sudahlah, mungkin aku terlalu fokus dengan paket ini" gumam Bell lalu menutup pintu rumahnya dan masuk untuk membuka paket misterius yang ada di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Bell tampak depan

Tbc

Mate [My Luna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang