Gadis yang baru saja berganti marga menjadi Kurokawa itu mengerjapkan matanya saat sinar matahari meringsek masuk melalui celah-celah jendela. Melihat kesamping tempat dimana suaminya masih tertidur dengan pulas. [Name] sampai tidak tega untuk membangunkannya.
Tangan kanannya terulur untuk mengelus pipi Izana. Namun kedua mata orchid yang tiba-tiba saja terbuka membuat [Name] kembali menarik tangannya.
"Apa aku membangunkan mu?"
Pertanyaan sang istri dijawab gelengan kepala oleh Izana.
Laki-laki itu langsung beranjak dari tempat tidurnya, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
[Name] ikut beranjak dari ranjang. Tangannya sibuk merapikan sprei, selimut, bantal, dan juga guling.
Menatap deretan baju yang di gantung dalam lemari, jari jemari [Name] memilih baju yang akan di kenakan Izana. [Name] mengambil kaos dan juga celana pendek selutut, karena saat ini Izana masih dalam masa cuti nikah.
[Name] meletakkan sepasang baju itu di atas ranjang, kemudian mengambil baju yang akan ia pakai secara acak. Wanita itu tidak terlalu memperdulikan penampilannya saat berada di dalam rumah.
"Pakai baju mu dulu!" Perintah [Name] saat sebuah tangan melingkar di pinggul rampingnya.
Izana tertawa kecil, ia menurut saja apa yang dikatakan oleh [Name]. Setelah selesai mengenakan kaos dan juga celana, Izana melirik ke arah [Name].
[Name] membalas lirikan Izana dengan menaikkan salah satu alisnya. "Apa?"
"Aku sudah memakai baju, jadi?" Izana balik bertanya.
Yang diinginkan oleh Izana ialah memeluk [Name]. Jika Izana sudah seperti itu, [Name] tidak bisa melakukan hal lain. Atau justru malah terjadi hal yang tidak [Name] inginkan, seperti . . .
Mengulang kejadian malam tadi (?) 🏃
"Aku mau mandi!" Seru [Name], langsung melarikan diri dan masuk ke dalam bilik kamar mandi.