"Kau potong yang itu saja!" Suruh [Name] saat melihat tangan Izana yang hendak memegang spatula.
Izana mengangguk. Mengenakan apron dengan warna yang sama seperti yang tengah [Name] pakai, tangan Izana dengan lihai memotong beberapa sayur, bawang merah, dan juga bawang putih.
Tidak pernah terbayang di benak pikiran [Name], jika mantan ketua geng Tenjiku itu bisa memasak.
"[Name], kau duduk saja! biar aku yang melanjutkannya." Izana mendorong tubuh [Name] secara perlahan, tidak sampai membuat wanita itu terjungkal.
[Name] yang sempat duduk beberapa sekon, kembali berdiri dan mendekat ke arah kompor listrik itu. Tangannya kembali memegang spatula. "Tidak mau!" Itulah yang di ucapkan oleh [Name].
Izana menggelengkan kepalanya pelan. Kemudian meletakkan pisau nya di atas talenan. Tangan Izana bergerak untuk menyelipkan anak rambut [Name] yang sedikit menutupi pandangannya.
[Name] menguap, menutup mulutnya menggunakan punggung tangannya.
"Masih ngantuk?" Tanya Izana. Jelas-jelas [Name] baru saja menguap, kenapa masih bertanya?. Tetapi menguap memang belum tentu tanda mengantuk.
"Kau yang membuatku tidak tidur semalam." Jawab [Name].
Izana sedikit tertawa. "Karena itu, kau duduk saja. Biar aku yang menyelesaikan ini."
"Sudah kubilang, tidak mau!!"