Chapter 2

295 10 6
                                    

Selamat membaca🍃

.
.
.

[Author]

Brugh..

"minggir ah.. berat loe njirr.." keluh Rudi dengan mendorong tubuh Gofar dari atas tubuhnya.

Ghofar menarik nafas dan membuang nafas nya dengan kasar seraya menjernihkan pikirannya akibat kejadian tadi.

"Rud, kamu mandi dulu gih. Biar ini aku yang lanjut sendiri. Tinggal dikit juga.."

"emm.. beneran Far? Ini bukan karena loe ngusir gue biar ngga ngrecokin loe kan?"

"hemhhe... nggak kok. badan mu kotor Rud. mending kamu mandi duluan biar ngga risih."

Sebenarnya penampilan Rudi dan Gofar tidak jauh beda, keduanya sama sama terkena tumpahan cat di baju dan beberapa bagian tubuh. Tapi ya itulah Gofar, selalu mementingan Rudi terlebih dahulu.

"Oke deh, gue mandi duluan."

.
.
.

Tok.. Tok.. Tok..

Setelah 15 menitan Rudi meninggalkan kamar mereka, ada seseorang pemuda dengan perawakan tidak jauh berbeda dengan Rudi, mengenakan kaus hitam dan celana jeans biru sedang berdiri didepan pintu menunggu penghuni kamar menyadari kedatangannya.

Karena Ghofar masih mengecat area dekat jendela yang otomatis membelakangi pintu masuk, memaksanya untuk menolehkan wajahnya dan membalikan badan kearah pintu.

"Eh, elo Ric. ngapain kesini siang siang."

ternyata yang datang adalah Rico, teman satu jurusan mereka namun beda kelas.  Rudi dan Gofar ada di kelas A1, sedangkan Rico ada di kelas C2. alasan mereka bisa saling kenal karena Rico ini teman Rudi  di club futsal fakultas,  juga adik tingkat Gofar sewaktu SMA walaupun sebenarnya Gofar tidak terlalu ingat dengan Rico semasa SMA.

"Dih.. sama yang lain pake lu-guean, giliran sama dia aja lu pake aku-kamuan kak." cibir Rico dengan nada bercanda seraya masuk ke kamar Rudi dan Gofar.

"Udah kebiasaan Ric, susah ngubahnya. Eh iya sory nih lagi kotor jadi ngga ada tempat buat elo duduk." Ucap Gofar yang masih berdiri di atas kursi.

"Santai aja kak, gue disini paling juga bentaran doang mau ngajak Rudi keluar."

"Oh gitu, dia lagi mandi Ric. Bentar lagi kayaknya kelar." Jawab Rudi lalu membalikan badan untuk melanjutkan kegiatannya mengecat tembok yang tinggal sedikit lagi dan menyembunyikan wajah kesalnya.  Tapi sekilas Rico bisa menangkap rasa kesal yang timbul di diri Gofar.

"emm, iya kak, sorry gue nyulik Rudi pas waktunya ngga tepat gini hehe -

em, tapi kalo lu mau ikutan gabung juga boleh kak. Makin banyak orangnya kan makin rame." jawab Rico masih pada posisi berdiri memerhatikan kerja Gofar dari belakang.

"Enggak dulu Ric,  masih banyak yang harus gue kerjain ini. kalian have fun aja, gue ikut gabung kapan-kapan."

"Ohh, oke deh kalo lunya sibuk kak-

engg.. ngomong-ngomong ini kok berantakan banget?" Tanya Rico mencari topik obrolan

"Ntar elo tanya aja ke tersangkanya langsung Ric.. santai aja gue ngga lagi dongkol kok hahaha.."

"haha.." obrolan mereka masih berlanjut sampai beberapa saat kemudian dengan dengan posisi yang masih sama. Gofar dengan pekerjaannya, Rico yang berdiri tidak jauh di belakang Gofar.

.
.
.

"Far... gue minjem kanc.. -

-eh loh, ada loe disini Ric?" Suara Rudi dari luar kamar, membuat Gofar dan Rudi menolehkan wajah mereka ke arah pintu masuk.

roomate (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang