1. Sebuah Dendam

8.8K 824 24
                                    

Sebuah pemakaman umum terlihat ramai oleh orang-orang yang berpakaian serba hitam. Namun, ada satu orang yang terlihat mencolok di antara kerumunan tersebut. Dia adalah Alisya Agatha. Yang ikut menghadiri acara pemakaman dengan sengaja memakai pakaian berwarna merah. Kontras dengan orang-orang di sekelilingnya yang memakai pakaian serba hitam.

Beberapa orang di hadapan Alisya menangisi kepergian seseorang yang sangat penting bagi mereka. Sebagian juga terlihat sedih, dan turut berduka. Beda dengan Alisya yang berdiri tegak, dengan wajah dingin. Tak tersentuh sedikit pun dengan keadaan.

Setelah upacara pemakaman selesai, orang-orang mulai bubar dan pergi. Sebagian, mencemooh Alisya yang tak menghormati situasi dan kesedihan orang. Namun sebagian lagi, hanya bisa turut prihatin pada Alisya. Karena sebagian orang di sana, tahu bagaimana pedihnya hidup Alisya selama ini.

Setelah beberapa menit, hanya tersisa empat orang di dekat kuburan yang tanahnya masih merah dan basah. Di belakang mereka, masing-masing ada satu polisi yang menunggu. Sedangkan Alisya, berdiri dengan jarak dua meter dari arah kuburan. Di belakangnya, ada tiga pria berjas hitam yang merupakan asisten pribadi Alisya.

"Waktunya sudah habis. Kalian harus kembali ke sel." Seorang kepala polisi datang dan memerintahkan keempat anak buahnya untuk membawa empat narapidana tersebut masuk ke dalam mobil.

Sebelum empat orang itu dipaksa masuk ke dalam mobil polisi, mereka menatap Alisya penuh kebencian. Semakin benci, melihat Alisya yang berani tampil beda dalam situasi berduka seperti ini.

"Kau memang tak punya hati nurani, Alisya! Ibu meninggal gara-gara kau!" Seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan berteriak marah pada Alisya. Dan Alisya hanya tersenyum tipis mendengar itu.

"Dia sudah tua. Sudah pantas untuk mati." Alisya membalas dengan dingin. Wanita itu meraung marah atas ucapan Alisya. Namun, dia langsung diseret oleh polisi untuk masuk ke dalam mobil. Alisya lalu berjalan mendekati kuburan baru tersebut. Membaca namanya, lalu mendecih pelan.

"Bagaimana rasanya hidup dalam ruangan sempit, Nek? Padahal Nenek lebih enak karena tetap diberi makan dan minum. Tidak seperti aku dan Kak Leo dulu," ucap Alisya. Setelah itu, dia berbalik dan berjalan pergi meninggalkan pemakaman. Diikuti tiga asisten pribadinya.

Sari, nenek berusia 76 tahun yang meninggal malam tadi karena penyakit asmanya kambuh. Dia sudah tinggal dibalik jeruji besi sejak lima tahun yang lalu. Sari, adalah salah satu orang yang membuat Alisya tumbuh menjadi orang yang kejam dan berhati dingin. Segala perlakuan nenek tersebut tak akan pernah Alisya lupakan sampai kapan pun.

"Antarkan aku ke rumah sakit sekarang juga." Alisya memerintah Reza, salah satu asisten pribadinya untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Dia ingin menengok Leo, kakak angkatnya. Orang yang berusaha berjuang hidup bersamanya. Orang yang sudah banyak berkorban demi dirinya. Dan Leo, adalah satu-satunya orang yang Alisya sayangi.

Sedangkan dua asisten Alisya yang lain, yang bernama Mario dan Lucas, Alisya tugaskan untuk mengunjungi kediaman Erlangga. Kediaman keluarga selanjutnya yang akan Alisya hancurkan.

***

Alisya duduk di samping ranjang pasien. Tangannya menyentuh telapak tangan Leo, sang kakak yang menjadi salah satu orang penting baginya. Walau tak memiliki ikatan darah, mereka sangat dekat bagai saudara kandung. Alisya tak akan pernah lupa atas semua jasa dan kebaikan Leo terhadapnya.

Leo koma sejak lima tahun yang lalu, satu bulan sebelum Sari beserta anak dan menantunya masuk penjara. Mereka adalah orang yang membuat Leo terluka, hingga koma sampai saat ini. Makanya, Alisya sangat membenci keluarga tersebut.

Sebenarnya, keluarga tersebut adalah keluarga angkat Alisya dan Leo. Namun, orang yang mengangkat mereka sebagai anak sudah meninggal sejak Alisya masih berusia lima tahun. Dan akhirnya, hak asuh Leo juga Alisya jatuh ke tangan Sari sebagai nenek angkat. Sayang, Sari memperlakukan mereka dengan tidak baik.

Banyak kejahatan yang dilakukan Sari bersama anak menantunya pada Leo dan Alisya. Leo dan Alisya sering disiksa hanya karena melakukan kesalahan kecil. Mereka sering dikurung di dalam gudang yang sempit, gelap, dan pengap. Bahkan, Alisya ingat dia dan Leo pernah dikurung selama tiga hari, dan tak diberi makan apapun.

Dulu, dia dan Leo tak memiliki kekuatan untuk melawan. Mereka terlalu takut atas ancaman demi ancaman yang dilakukan Sari dan keluarganya. Namun saat Alisya berusia 14 tahun, ada keajaiban datang. Seorang pengacara yang membeberkan siapa dirinya dan Leo. Dari sana, Alisya dan Leo mulai berani melawan keluarga Sari. Sayang, semua itu malah membuat Leo celaka dan tak sadar sampai sekarang.

"Kak, Nenek Sari sudah meninggal. Anak dan menantunya sudah mendekam dalam penjara. Cepatlah bangun, Kak. Kita nikmati kebebasan ini," bisik Alisya. Dia berdiri lalu mencium kening Leo. Menatap wajah sang kakak yang terlihat damai. Padahal, Alisya sudah menunggu lama sekali untuk bisa bertatapan lagi seperti dulu.

"Aku pergi dulu, Kak. Aku janji besok ke sini lagi. Sekarang, aku harus mengurus hal lain. Doakan agar aku berhasil," ucap Alisya. Setelah itu dia keluar dari ruangan Leo.

Tujuan Alisya sekarang adalah keluarga Erlangga. Bukan tanpa alasan Alisya akan menyerang mereka. Justru, banyak hal yang membuat Alisya ingin menghancurkan dan membinasakan keluarga mereka. Roda kehidupan itu berputar kan? Maka dari itu, Alisya akan menjadi orang yang memutar paksa kehidupan keluarga Erlangga.

_______________________________________

Hai semuanya.
Kita bertemu lagi di cerita baru. Bagaimana menurut kalian?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya🥰

Kepingan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang