Prolog

6.6K 383 24
                                    

Sepanjang bulan April mendekati Juni, terik matahari benar-benar menguasai sebagian besar pusat Tokyo. Keadaan ini membuat  masyarakat mengeluh karena produksi kelenjar keringat benar-benar melampaui kadar kenyamanan. Biasanya, di jam dua belas tepat, banyak orang pemakai jas serta seragam kantoran berlalu lalang untuk mengisi perut yang kosong setelah hampir setengah hari berkutat dengan pekerjaan. Tapi kini,  pemandangan itu dapat dihitung dengan jari.

Berbeda dengan cuaca luar, berbeda pula dengan cuaca salah satu caffe megah di seberang pusat perbelanjaan kota Tokyo, Blossom Caffe. Udara dingin yang berasal dari air conditioner berpadu dengan tanaman indoor menjadi pilihan yang tepat bagi beberapa pengunjung untuk mengisi perut ataupun sekedar singgah.

Salah satu hal paling mencolok adalah seorang wanita yang berada di sudut ruangan, tepat di bawah tanaman rambat yang setiap ujungnya dihiasi kuncup merah. Entah, tanaman apa namanya.

Jika hampir semua pengunjung menggunakan blouse dan kemeja, wanita itu amat terlihat santai. Dirinya hanya mengenakan dress navy selutut dengan lengan terbuka bermotif bunga--- bukan type orang kantoran pada umumnya.

Alunan melow lagu I'm yours milik Jason Mraz memenuhi seluruh penjuru ruangan. Terhitung sudah sepuluh menit, wanita pemilik mata hijau itu tak lepas dari layar ponsel pipih lima inchnya yang terus bergulir menampilkan chat room berprofilkan awan biru.

Kedua jari jempolnya asyik membalas chat sembari sesekali meminum strawberry smoothies. Lengkungan manis tak serta merta lepas saat membaca deretan pesan yang dikirimkan oleh sang sahabat.

Saat ingin membalas chat terakhir, telinganya menangkap membran suara lembut yang begitu familiar.

"Haruno Sakura?"

Kepalanya mendongak lantas meneliti wanita yang berdiri di hadapannya dengan kening berkerut. Mata perak dan rambut hitam sepinggang itu begitu familiar. Tapi, siapa?

Ia mencoba mengingat. Setelah beberapa detik berjibaku dengan pikirannya sendiri, kerutan yang semula bersarang di alisnya itu menghilang, tergantikan dengan senyum sumringah yang sontak saja membuat wanita yang masih berdiri tegap itu kian menarik senyum menawan.

Sakura tentu mengingatnya. Wanita yang berdiri anggun tepat di hadapannya itu adalah peri baik hati di sekolah menengah atasnya dulu. Gadis yang selalu menjadi daya tarik siswa maupun siswi karena kebaikan serta prestasi yang dimilikinya. Berbeda sekali dengan dirinya yang mempunyai sifat urakan dan tak tahu aturan. Mengingatnya, ia tersenyum sumir. Kelakuannya dulu memang membuatnya sedikit bergidik, antara malu dan heran. Bagaimana bisa ia bertingkah seperti itu? Bolos, membully, dan hal-hal buruk yang membuatnya menjadi langganan skors bimbingan konseling.

Tapi, masa lalu hanyalah masa lalu. Kenakalan pada zaman itu telah terkikis. Biarlah hal itu menjadi kenangan manis yang mengisi masa remajanya. Semuanya hanya perlu diingat dan dijadikan bahan pelajaran.

"Hyuuga Hinata?"

Wanita bernama Hyuuga Hinata itu mendekat. Keduanya saling berpelukan.

"Sejak kapan kamu berada di Jepang?" tanya Hinata di sela pelukan. Pasalnya, sudah sangat lama sekali Sakura tak menginjakkan kakinya di ranah Jepang. Hinata tahu karena berita tentang Sakura yang menggeluti bisnisnya selalu berseliweran di majalah fashion maupun layar pertelevisian yang selalu adiknya tonton. Wanita yang serupa dengan bunga Sakura itu benar-benar ambisius.

Melepas pelukan, Sakura membenahi dressnya barang sebentar lalu mempersilakan sang primadona duduk. Perasaannya membuncah tatkala takdir mempertemukannya dengan teman lama. Walaupun tak terlalu dekat, namun rasanya sangat menyenangkan bila bertemu seseorang di tengah keasingan yang sempat mendera.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang