Nostalgik

32 1 12
                                    

Pic: https://twitter.com/Tao_PeachCola/status/1394900181452267525?s=08

.

.

.

"Anna, apa Ren disini?" tanya Yoh pada seorang gadis berambut coklat dengan pita warna merah sebagai ikat rambutnya.

"Hmm...." gadis yang sedang fokus pada buku terpaksa mengangkat kepalanya untuk melihat ke tamu yang baru saja datang ke toko bukunya. "Yoh ... dia ada seperti tertidur lagi saat membaca buku di belakang sana," jawabnya sambil menunjuk ke ruangan yang ada di belakangnya.

Yoh menengok ke belakang Anna, toko buku yang dimasukinya ini digabung dengan rumah dan biasanya ruang santai dibelakang biasa dipakai untuk membaca. Tempat ini bukan toko buku tetapi termasuk perpustakaan terlengkap di era Edo ini.

Yoh mengulas senyum melihat temannya tertidur pulas dengan buku terbuka menimpa setengah wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoh mengulas senyum melihat temannya tertidur pulas dengan buku terbuka menimpa setengah wajahnya. Yoh melepas sepatunya dan masuk ke dalam ruang santai itu. Yoh berjongkok disamping sahabat tongarinya, kekehan kecil keluar dari mulutnya, iseng dia mengangkat buku dari atas wajah sahabatnya.

"Hm? Ada apa? Kakakku melakukan hal aneh lagi?"

Yoh mendudukan diri di samping Ren. "Tidak kok, hehehe.... Aku hanya ingin menemuimu saja, habis kamu selalu menghilang padahal kakak menyuruh kita untuk berkumpul."

"Hmm...." Ren menegakkan tubuhnya lalu merebut kembali buku yang sedang dibacanya. "Aku sudah tau dia akan berbicara apa, karena malas mendengarkan celotehannya juga jadi lebih baik aku ke toko buku sekalian meminjam buku untuk dibaca," balasnya sambil membaca buku.

"Buku apa sih? Kamu serius banget bacanya."

Pandangan sahabatnya itu melepas manik emasnya dari halaman buku, berpindah ke manik coklat lawan bicaranya.

"Hanya buku cerita, novel."

"Ten-tang?" Yoh masih penasaran dan terus bertanya.

Si penanya memasang ekspresi sedikit takut setelah mendapat tatapan tajam, dia kelihatan kesal sekali dan tidak ingin ditanya. Yoh tertawa garing, dia sempat bertanya pada dirinya sendiri.

Apakah salah aku bertanya secara spesifik soal buku yang dibacanya? Aku 'kan juga ingin mengetahui dia lebih dekat.

"Novel tentang pertemanan dan balas dendam, sudah jangan bertanya lagi," dia menjeda kalimatnya setelah dua selesai membuka halaman baru di kembali melanjutkannya, "dan kalau bisa kamu pergi dari sini."

"Heee~...." Yoh menggembungkan kedua pipinya kecewa.

Lalu satu tangannya lepas dari buku dan mencubit pipi Yoh cukup keras sampai Yoh mengeluh kesakitan, dia sangat tidak suka kalau samurai bodoh di sampingnya ini memasang ekspresi aneh yang membuatnya gemas untuk memukulnya sampai babak belur.

"Sa--sakit wRenn...."

"Kalau begitu berhenti memasang muka menyebalkan seperti itu!"

"Kalian bisa diam tidak."

Suara dingin gadis itu membuat mereka langsung diam dan sujud meminta maaf. Gadis pemilik toko buku ini bukan gadis lemah gemulai dan ramah pada umumnya, dia juga bisa melakukan teknik berpedang layaknya samurai. Jika ada keributan di toko bukunya pedang yang terbuat dari jerami akan memukul mereka sampai memohon ampun.

Dia juga tidak segan-segan menendang tamu toko bukunya jika tidak bisa berperilaku baik.

"Daripada bikin gorila itu marah mending kamu pergi sana, biasanya si bocah pengantar surat itu mencarimu."

"Pengantar surat? Maksudmu Horo-Horo ya? Dia bukan pengantar surat tahu."

"Aku tidak peduli, dia terlihat seperti itu dimataku."

"Ren kejam," ucapnya seperti anak kecil.

"Terserah, aku memang seperti ini, kalau kamu tidak suka tinggal pergi tinggalkan aku sendiri, bermain saja bersama Amidamaru dan Mosuke."

"Lagi-lagi berkata seperti itu, itulah mengapa kamu tidak punya teman."

"Ya terus mengapa?" Ren mengubah posisi duduknya menjadi membelakangi Yoh.

"Aku akan menjadi temanmu apapun yang terjadi."

"Bodoh."

"Hehehe."

"Hmph, lakukan sesukamu saja."

Jika ingatan itu diingat kembali, rasanya ingin sekali mengubahnya agar itu tidak terjadi, tidak mengenalnya sama sekali. Lebih baik sendiri daripada harus terluka karena melihat sesuatu yang tidak ingin dilihat.

Rasa khawatir yang terus bergumul di hati tak pernah hilang hanya karena tali pertemanan.

Lotus and Leaf |Shaman King FANFICTION| ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang