Ceklek
Suara pintu dibuka, memperlihatkan Kiara yang berdiri kaku dengan pemandangan didepannya.
Flasback off
"gue ga tau Vi apa yang ada di dalam otak lo" Andika tidak menyangka. Bisa bisanya Viondra hilang kontrol begitu
Setelah kepergian Kiara dan Gavin, Viondra sadar bahwa apa yg barusan dilakukannya itu salah.
Lalu datanglah Andika, dia menanyai tentang Gavin dan Kiara. Viondra menceritakan kejadian 5 mnt lalu. Tidak ada yang ditutup tutupi, karna Andika juga tau Viondra menyukai Gavin
"gue tau gue salah Dik. Tapi itu semua diluar kendali gue" ucap Viondra sambil menangis.
"setelah ini hubungan mereka pasti ga baik baik aja Vi. Lo puas kan" ucap Andika sebelum meninggalkan tempat tersebut
Viondra menangis. Diaatu sisi dia senang tapi disisi lain dia merasa menjadi orang yang paling jahat disini, apa lagi kalau Gavin dan Kiara putus karnanya.
**
Kemana lagi Gavin mencari Kiara, hari sudah mulai gelap tapi Kiara belum juga pulang
Dua jam lebih Gavin duduk didepan kamar kos Kiara. Sampai sekarang belum ada tanda tanda perempuan itu akan pulang.
Gavin tau kesalahannya sangat fatal. Dia kurang tegas terhadap Viondra, sampai Viondra berani berbuat jauh begitu.
Gavin frustasi, dia tidak mau kehilangan Kiara. Baginya Kiara adalah kehidupannya. Tanpa Kiara dia tidak bisa apaapa
"kamu kemana Kia" ponsel Kiara tidak aktif, Gavin selalu mengecek ponselnya barangkali Kiara membalas pesannya.
"loh, Gavin" paggil seseorang
Gavin mengangkat kepalanya. Berdirilah seorang cewe, dia adalah Rena teman kampus Kiara. Kosan Rena tepat disamping kamar kos Kiara.
"Kiara nya kemana. Hari ini kan dia gaada jadwal kampus" sambung Rena
"Kiara marah sama gue" ucap Gavin
"marah kenapa, maslah Viondra lagi?" tanya Rena sinis, pasalnya jika mereka marahan akar masalahnya ya Viondra
Gavin diam tidak mengelak "kenapa sih" tanya Rena lagi sambil duduk disamping Gavin
"Viondra cium gue" singkat Gavin
"cium? Maksud lo kalian ciuman?!" Rena mulai ngegas
"Viondra yang nyium gue, itu diluar dugaan gue. Gue berusaha berontak tapi Viondra nahan gue. Gue gatau Kiara bakalan datang ke kosan, trus dia lihat itu semua. Kiara salah faham" jelas Gavin
Rena menggelengkan kepalanya tidak menyangka "sumpah ya gue ga habis pikir sama kalian. Bisa bisanya kalian berbuat kaya gitu dibelakang Kiara. Lo seharusnya tau sama posisi lo Vin. Lo ga bisa tegas sama Viondra, mau maunya dibodohi sama dia"
"Viondra udah jadi tanggung jawab gue" sela Gavin
" ya itu letak kesalah nya lo Vin. Lo gabisa ngebedain mana perhatian buat Kiara dan mana perhatian buat Viondra. Kalo lo masih kaya gitu tanpa sadar lo bakalan kehilangan Kiara. Dan mungkin ini waktunya"
Rena tidak terima sahabatnya dipermainkan, dia selalu mendengar curhatan Kiara yang selalu makan hati setiap hari. Gavin yang selalu mementingkan Viondra dari pada dirinya. Kiara hebat bisa bertahan sejauh ini dengan Gavin. Mungkin jika itu orang lain beberapa hari pasti sudah kandas.
"tanya sama hati lo. Kalo lo masih mau stay sama Kiara tinggalin Viondra pun sebaliknya kalo lo masih menjadikan Viondra ratu lo, mending lo tinggalin Kiara, relain dia buat bahagia sama orang lain." setelah mengucapkan itu Rena beranjak masuk kedalam kamar kos nya.
Gavin merenungi ucapan Rena barusan. Jika harus memilih jelas Gavin memilih Kiara. Tapi Gavin sudah diberi amanah untuk selalu menjaga Viondra. Gavin mengacak rambutnya frustasi "aaargh" dirinya memang brengsek.
**
Jam delapan malam Kiara berjalan kaki dipinggir jalan. Dia tidak tau harus kemana, dia tidak punya tujuan. Tidak mungkin Kiara pulang ke kosannya. Pasti disana dia ketemu Gavin.
Ponselnya sengaja dia matikan. Dia sedang tidak mau diganggu.
"Kiara"
Merasa namanya dipanggil Kiara menoleh. Terlihat seorang cowo memakai topi menghampirinya.
"lo ngapain berkeliaran malam malam begini, sendirian lagi" ucap cowo tersebut saat sudah didekat Kiara
"aku gatau mau kemana" balas Kiara
Melihat penampilan Kiara yang berantakan cowo itupun tau, pasti Kiara sedang ada masalah
"ikut gue"
Kiara pun mengikuti langkah cowo tersebut
"pak pesen satu porsi lagi ya" ucap cowo tersebut kepada bapak penjual nasgor
Cowo tersebut pun duduk dibangku yang ditempatinya tadi. Dia mengkode Kiara melalui matanya supaya ikut duduk dihadapannya. Kiara yang mengertipun menurutinya. Dia sangat lelah, lelah hati pun lelah fisik.
Keduanya sama sama bungkam. Aldo melanjutkan makannya yang sempat tertunda, sedangkan Kiara sibuk dengan pikirannya.
Tidak lama bapak penjual nasgor pun meletakan satu porsi nasgor lengkap dengan krupuk "selamat menikmati" ucap bapak tersebut dengan tersenyum, yang dibalas Kiara dengan anggukan
"makan"
"aku ga laper" bohong Kiara, padahal dari pagi dia belum makan nasi sama sekali.
"gue mesen buat dimakan" datar Aldo
"iya" Kiara pun memakan nasgor tersebut. Aldo itu sangat irit bicara. Dari kedua teman Gavin, Aldo lah yang paling pendiam.
Aldo memperhatikan Kiara lama "tadi gue ga sengaja lihat cewe kaya mayat hidup jalan kaki sendirian dipinggir jalan. Dari pada kenapa kenapa gue bawa kesini aja deh" Aldo menyindir Kiara
"sadis banget sih Aldo" grutu Kiara sambil mengunyah nasgornya
"sekarang masalah apa lagi" tanya Aldo, dia tau, pasti Kiara sedang ada masalah dengan Gavin.
"biasalah" membahas soal Gavin, nafsu makan Kiara menghilang
Merasa tidak mendapatkan jawaban, Aldo menghela nafas "gua antar lo pulang"
"aku gamau pulang" jawab Kiara
"udah malem, pulang" Aldo seperti bapak yang sedang membujuk anaknya pulang saat bermain
"aku gamau pulang ke kosan Al"
"yaudah pulang kerumah gue" putus Aldo. Dia langsung beranjak menuju bapak penjual
"jadi berapa pak"
"35 ribu mas"
Setelah membayar Aldo langsung menghadap Kiara yang masih bengong dengn ucapannya barusan.
Dia menggelengkan kepalannya kekiri bermaksud memberi kode pada Kiara. Tapi Kiara masih diam membisu masih mencerna maksud Aldo
"dirumah ada mama gue sama adik gue, tenang aja" mengerti dengan isi kepala Kiara, Aldo menjelaskan dengan sabar
"ikut atau gue tinggal" ucap Aldo melangkah menuju motornya yang terpakir dihadapan grobak nasgor
Tidak mau ditinggal, Kiara pun langsung menyusul Aldo
***
Tbc