"Ini koranmu. Kukembalikan." Tangan saya bergetar ketika mengeluarkan gulungan koran dari tas dan menyerahkannya pada pangkuan Taehyun. Pandangan mata saya ditangkap oleh matanya yang tenang.
Gerbong kembali bising ketika saya terlepas dari tatapannya. Saya menelan ludah dengan susah payah, tak berani melirik ke arah Taehyun yang ada di sebelah kiri saya. Telapak tangan saya basah parah.
Bunyi gedebuk terdengar pelan. Saya refleks menengok ke arahnya. Ternyata, gulungan koran Taehyun terjatuh dari pangkuan, membuatnya makin lecek. Juluran tangan saya yang berniat untuk mengambilnya, dihentikan. Taehyun mencekal pergelangan tangan saya. Tidak kuat, tidak juga lembut. Namun, dingin. Sepertinya, suhu dalam gerbong masih belum naik. Saya seketika merinding tatkala kami kembali bertatapan dan Taehyun menggeleng pelan.
Saya menegakkan kembali punggung, menelantarkan gulungan korannya di depan kaki Taehyun. Cekalan tangannya akhirnya terlepas. Saya mengambil napas dalam.
"Bagian mana?" Saya menjeda, mengambil napas sekali lagi. "Bagian mana dari kita yang hancur? Kenapa kamu mendepakku terus-menerus?" Tatapan ain saya berkeliling ke seluruh gerbong, tapi tak sekalipun ia jatuh pada tatapan Kang Taehyun. "Kangtae?"
Pemuda itu memilih buat tidak menjawab pertanyaan saya, tapi saya bisa merasakan tangannya yang mengusap punggung saya lembut.
"Kita akan menikah tiga bulan lagi. Ah, tidak." Saya menggeleng. "Paling tidak itu sebelum kamu memutuskan untuk mengundurnya sampai enam bulan kemudian. Sekarang, yang kulihat hanya kamu yang berusaha untuk membatalkan rencana itu." Lidah saya kelu, tapi saya masih ingin bicara. "Tolong uraikan padaku, pada bagian mana dari kita yang sudah tidak bisa dibetulkan, Kangtae?"
Sejujurnya, hati saya sakit. Leher saya juga masih sakit. Dan, Taehyun memang tidak pernah menjawab pertanyaan saya.
"Maaf, apa gulungan koran ini milik Anda?"
Saya menoleh. Seorang penumpang lain menjulurkan tangannya. Pada genggamannya, terdapat gulungan koran yang lecek.
"Bukan, itu bukan milik kami."
Setelahnya, penumpang lain itu mengucapkan terima kasih dan berlalu. Kami tertinggal dengan kecanggungan yang sepi. Dan rasa tak nyaman. Dan rasa malu (ini pada saya).
Saya menelan ludah. Bibir saya bergetar ketika berkata, "Aku tahu kamu tidak akan bisa menjawab pertanyaanku dengan bersuara, tetapi paling tidak ... katakanlah sesuatu. Dengan bukumu. Atau bahasa tubuh. Atau apapun." Saya yakin bahwasanya suara yang keluar dari bibir ini terdengar memelas.
"Tolong jawab aku." Saya mencicit.
Taehyun tengah mengambil buku sakunya tatkala saya meliriknya. Diambilnya pula pulpen peninggalan ayah dari saku jasnya. Tangannya kemudian bergerak menulis.
Maaf karena aku tunawicara.
Telapak tangan saya basah dan kedinginan.
Ayo bicara nanti setelah kita sampai. Tidurlah sebentar.
Tangan saya gatal ingin mengoyak kertas yang diserahkannya pada saya.
Tidurlah. Nanti kubangunkan.
Saya menggeleng pelan.
Suara decit kereta terdengar agak nyaring dari dalam gerbong. Perlahan, kereta kami berhenti bergerak dan pemandangan luar tidak lagi mengabur.
Saya lekas mengemasi barang-barang saya yang masih ada di luar tas, sedang Kang Taehyun menatap saya dalam diam. Tangan saya bergerak mengambil gulungan korannya yang masih ada di dekat kaki Taehyun, lalu meletakkannya pada kursi sebelahnya yang kini kosong.
Saya sudah berdiri, sudah memegang erat tali tas saya yang separuh kosong.
"Itu, koranmu," kata saya sebelum kemudian beranjak dari kereta.
Tepat sebelum kaki saya keluar dari kereta, Kang Taehyun menyisipkan sobekan kertas pada saku mantel saya.
Maaf meninggalkanmu dan menghancurkan kita.
Saya berdiri di sebelah kiri rel ketika kereta mulai kembali bergerak. Tangan saya refleks meremas ketiadaan tatkala mata saya tertuju pada dua kursi kereta kami tadi yang kini telah kosong.
Kaki yang lemas membuat saya jatuh berjongkok. "Maaf karena aku belum bisa melepas kepergianmu." Hati saya sakit. Dan leher saya juga masih sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEFOLGE
أدب الهواة"Kenapa kereta kita melawan arus jalurnya?" tanyanya suatu ketika, di dalam gerbong kereta terakhir. cover cr: 0X1=LOVESONG (I Know I Love You) mv