Chapter II

3.3K 721 257
                                    

Jeff memelankan laju mobil yang dia kendarai saat memasuki kawasan peternakan kuda yang terlihat sepi.

Setelah mematikan mesin mobil pria tampan itu memilih turun, tentunya dengan sebuah pistol yang pelurunya siap dilepas kapan saja.

Tanpa mengurangi kewaspadaan Jeff berlari masuk kedalam rumah kayu yang memang menjadi tempat pelariannya beberapa waktu lalu.

Suara lantai terdengar berderit saat dia melangkah masuk dan jantungnya hampir berhenti berdetak saat melihat jasad dari dua temannya yang tergeletak bersimbah darah ditengah ruangan.

Secepat itu juga dia berlari masuk, mengelilingi tempat itu dengan perasaan was-was seraya merapalkan doa.

Jeff menendang pintu terkunci yang menuju kandang kuda, namun nihil.

Matanya terus menatap sekeliling dia  bahkan tidak peduli dengan luka jahitan dilengannya yang kembali terbuka.

"J!" serunya seolah memanggil seseorang.

Masih tidak ada jawaban. Tapi saat dia akan melangkah keluar dari kandang kuda, telinganya mendengar sebuah suara dari ujung ruangan dekat tumpukan jerami.

"J!" serunya lagi seraya berlari mendekat dan berusaha memindahkan tumpukan jerami.

Saat melihat sebuah pintu kecil tempat menyimpanan Jeff langsung menarik kuat pintu itu hingga terbuka.

"J?"

"Dad? Daddy!" seru seorang anak yang ternyata berada didalam ruang penyimpanan itu.

"Owh God. Terimakasih. Terimakasih. Terimakasih" gumam Jeff penuh rasa syukur seraya membawa anak kecil yang tidak lain adalah putranya itu dalam rengkuhannya.

"Bagaimana kau bisa disini?"

"Paman Vin dan Sarah menyembunyikan aku disini."

"Apa yang terjadi?"

"Tidak tahu. Zen cuma dengar suara tembakan dari dalam" jelas Zen yang membuat Jeff kembali memeluk tubuh kecil itu dan mengecup puncak kepalanya berkali-kali.

"Maaf. Maafkan daddy. Karena pekerjaan daddy kau harus terlibat dengan semua ini," ucap Jeff penuh penyesalan yang dibalas Zen dengan gelengan.

"It's okey dad. I'm fine. You're my hero. Zen senang punya daddy yang hebat dan tidak kenal takut" ucap Zen yang memeluk erat leher sang ayah.

"Kau juga jagoan yang sangat pemberani" balas Jeff seraya menempelkan kening keduanya hingga mereka saling  melempar senyum.

"Ayo. Kita harus pergi dari sini, sebelum mereka sadar kalau kita kembali" ujar Jeff yang dengan segera menggendong tubuh Zen lalu berlari keluar menuju mobil.

"Kau tunggu disini, daddy harus menghilangkan jejak kita" ucap Jeff yang kembali masuk kedalam rumah.

Jeff terlihat bergerak cepat mencari barang-barang yang dia perlukan untuk membakar rumah kayu itu dan melangkah keluar seraya menyalakan sebuah pematik.

"Maafkan aku Vin. Terimakasih juga untukmu Sarah, beristirahatlah dengan tenang" ucap Jeff seraya melempar pematik yang dia pegang hingga mulai menyambar dan membakar apapun yang disentuhnya.

Saat Jeff mendudukkan diri dikursi kemudi, Zen terlihat menatap sang ayah dengan tatapan lekat.

"Tadi sebelum orang-orang itu pergi, Zen dengar kalau mereka akan terus memburu daddy sampai semua selesai" ucap bocah berusia 7 tahun yang sangat mirip dengan Jeff itu.

"Zen tadi juga sempat takut saat mendengar kalau orang itu bilang, tahu bagaimana mendapatkan daddy. Makanya mereka langsung pergi" lanjut Zen yang seketika membuat Jeff terdiam.

Gun N Roses {Revisi & Re-up}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang