10. Realita

177 16 0
                                    

Wonwoo memajukan hari kepulangannya ke Korea. Ucapan Yeonseo tadi siang sangat mengganggu dirinya. Wonwoo pamit dengan keluarganya terutama putri tersayangnya itu.

"Sampai bertemu 100 hari lagi putri kesayangan appa," ucap Wonwoo memeluk Elmeira,

"Don't forget me, appa," ucap gadis kecil itu. Terlihat sekali jika Elmeira menahan kesedihannya.

"Harus dengar apa kata halmoni, haraboji, dan Bohyuk samcheon. Tidak boleh nakal, hm?" ucap Wonwoo penuh kasih sayang. Elmeira memeluk Wonwoo.

"Jika El, ingin menangis, menangis saja, tidak apa-apa," ucap Wonwoo lagi. Gadis kecil itu hanya menggelengkan kepalanya. "El sudah menangis kemarin. Kalau El menangis lagi nanti appa akan sedih," ucap gadis kecil itu. Wonwoo tersenyum hangat menatap gadis kecilnya ini. Entah sejak kapan putrinya ini tumbuh dewasa.

"Telfon appa jika terjadi sesuatu. Jika samcheon mengganggu mu, pukul saja dia seperti ini," canda Wonwoo sambil memukul Bohyuk dengan sangat aneh. El tertawa melihat Wonwoo yang sangat konyol. "Appa, it's weird! Kau harus memukulnya seperti ini," cibir El dan memukul Bohyuk seperti biasanya,

"Yak! Kenapa aku jadi samsak tinju kalian, huh?" keluh Bohyuk kesal dengan tingkah ayah dan anak ini. Wonwoo dan Elmeira tertawa mendengar keluhan dari Bohyuk.

"Baiklah, appa pergi dulu. Bye! bye! My princess,"pamit Wonwoo dan memeluk El, kemudian ia memeluk kedua orang tuanya. "Aku pergi dulu, eomma, appa," pamit Wonwoo,

"Hm, kau tenang saja. El aman bersama kami. Tidak perlu khawatir," ucap nyonya Jeon menenangkan sang anak,

"Mianhae eomma, aku merepotkan mu," ucap Wonwoo merasa bersalah,

"Gwenchana. Pergilah nanti kau ketinggalan pesawat," ucap nyonya Jeon.

Wonwoo akhirnya pergi meninggalkan keluarganya. "APPA SARANGHAE!!! PPALLI JIB-E GASEO!!!" teriak El sambil melambaikn tangannya dan tersenyum cerah.

Wonwoo terkejut mendengar teriakan putrinya yang mengatakan menyuruhnya untuk cepat pulang. Ia terkejut karena El mengatakannya menggunakan bahasa korea. Wonwoo tersenyum bangga dan membalikkan badannya sambil melambaikan tangan kepada putri kecilnya yang entah sejak kapan mulai tumbuh dewasa setiap harinya.

***

Wonwoo akhirnya tiba di Seoul saat tengah malam. Tanpa sepengetahuan agensi dan juga member Seventeen lainnya. 

Cklek

Pintu dorm Seventeen terbuka. Wonwoo memasuki dorm Seventeen. Sepi. Itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan dorm mereka. Tentu saja dorm Seventeen sedang sepi karena besok adalah hari libur chuesok dan member Seventeen pun pulang ke rumah mereka masing-masing untuk merayakannya. Wonwoo menarik koper yang di bawanya ke dalam kamar, kemudian merebahkan diri di atas kasur. Perkataan Yeonseo kemarin masihi terus terputar di kepalanya. 

'Apakah benar ada campur tangan agensi akan masalahnya ini?'

'Jika memang mereka mengetahui aku sudah memiliki anak, mengapa mereka tenang sekali?'

'Apa yang sedang di rencanakan oleh agensi sebenarnya?'

Berbagai pertanyaan selalu muncul dalam benak Wonwoo. Rasanya sangat aneh sekali jika agensinya ikut campur masalah pribadinya. Sejak kapan CEO-nya itu ikut campur kedalam masalah pribadi terutama hubungan yang di jalin oleh artisnya? Bahkan di kontrak pun tidak pernah ada perjanjian seperti ini. Ia juga tidak pernah mendengar dari rekan artis seagensinya jika CEO mereka ikut campur kedalam ranah kisah asmara mereka. Apa yang sebenarnya terjadi?

Drrtt drrtt

Ponsel Wonwoo bergetar membuat pria yang sedang merenungkan banyak hal itu terkejut. "Aish! bikin kaget saja!" gumam Wonwoo. Ia melihat ada panggilan masuk dari Joshua.

My Angel || Jeon Wonwoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang