FATE - 1

124 12 1
                                    

EPISODE 1
            .                       ...1...
Joseon, 1441

Ini malam bulan purnama, penantian Sang Raja akan terjawab, permaisuri yang amat dicintainya kini tengah mempersiapkan persalinannya. Hatinya amat berbunga, tatkala si jabang bayi ternyata kembar. Kecemasan dan kegelisahannya tak luput dari parasnya yang tegas. Dalam hatinya terus berharap semoga ketiganya selamat.

Hingga waktu yang ditentukan tiba, hingga sosok pria paruh baya tergopoh lari kepadanya.
"Yang mulia, maafkan hamba, tapi rasi bintang saat ini tidak bagus untuk melahirkan anak kembar". Dia adalah seorang ahli astronomi, pembaca rasi bintang dan arah mata angin, kemampuannya tak perlu diragukan lagi, bahkan dia bisa membaca masa depan yang belum pasti terjadi.

Sang Raja mengerut "apa maksudmu paman, anakku sebentar lagi lahir, apa kau mau menunda kelahirannya dan membuat istriku tersiksa"

"Mohon ampun, tapi Yang Mulia, saya mohon jangan sampai kedua anak itu hidup secara bersamaan atau negara yang ada pimpin sekarang mengalami kehancuran"
Raut amarah jelas tercetak di wajah Raja. Bagaimana ia bisa merelakan salah satu putranya tidak hidup.

"Kau bercanda paman, aku tak mungkin membunuh salah satunya"
Dia dilema tentu saja, ia ingin mempertahankan putranya tapi disatu sisi ia tak mungkin menghancurkan negaranya. Hingga suara tangisan bayi terdengar.

Suara itu bagai genderang tanda bahaya, apalagi terdengar sahut-sahutan. Ia meremas pakaiannya kuat. Tak selang berapa waktu, seorang prajurit berpakaian lengkap datang.

"Maaf yang mulia, wilayah bagian barat diserang musuh, sehingga tidak ada yang tersisa, mereka begitu cepat hingga kami kewalahan untuk mengatasinya, banyak rakyat yang gugur yang mulia"

Kenapa semua ini terjadi bersamaan, mata sang raja menengok ke arah jendela kastil yang terbuka, menampakkan bulan yang bulat penuh namun berwarna merah. Bahaya besar sedang mengintainya, haruskah ia mengorbankan putranya demi kedamaian negaranya.

......

Sang Raja tengah duduk bersimpuh didekat istrinya, senyuman yang begitu lembut namun lelah tercetak jelas di paras ayunya.
"Yang mulia hendak menamai putra kita siapa?"

Raja menoleh ke arah dua putranya yang tertidur lelap, wajah mereka menurun paras ayu ibunya, tak sedikitpun menurun darinya. Cantik meski mereka laki-laki.
"Bagaimana kalau Jeonghan dan Jisoo"

Permaisuri tersenyum lembut.
Malam itu ada sedikit kesenangan namun kesedihan lebih mendominasi.

....

"Buatlah racun mematikan untuk anak keduaku, jangan sampai ratu tau hal ini, jika ia tahu aku takkan segan memenggal kepalamu"
Raja bertekad untuk mempertahankan negaranya. Ia memilih membunuh putranya.

Sang tabib yang diperintah pun menunduk dalam. Merasa terkejut dengan pilihan sang raja.
Akhirnya mau tak mau ia melakukan tugasnya. Dan menebarkan racun itu diatas kain yang dipakai putra kedua sang raja.

Hingga hari kedua kelahiran sang bayi, istana kembali berduka atas meninggalnya putra raja. Disaat itu pula kedamaian kembali di tangan kerajaan. Kerajaan kembali tentram.

.....

Hai kembali lagi dengan saya, semoga suka dengan apa yang saya tulis ya. Maaf mungkin perbendaharaan katanya masih tidak rapi, tapi saya akan belajar untuk terus memperbaiki tulisan saya.

Terimakasih ^^

FATE - Kata TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang