EPISODE 4
...4...Sudah memasuki awal musim semi, itu tandanya bunga bunga sakura yang cantik akan segera bermekaran. Biasanya di setiap desa akan mengadakan festival sakura. Dimana banyak ornamen ornamen sakura bertebaran. Dari hanbok, sepatu, jepit selain itu banyak sekali makanan yang di sediakan baik oleh rakyat maupun dari istana.
Seperti sekarang Jeonghan tengah bersiap, ia ingin pergi ke pasar bersama beberapa Kasim, pengawal dan juga dayang. Ia tak masalah harus berbaur dengan masyarakat toh ia pun bagian dari masyarakat itu juga kan.
Hanbok birunya menjuntai ke bawah, aroma manis dari bunga Camelia menguar di tubuhnya, rambutnya ia biarkan tergerai panjang dengan seutas pita yang ia ikatkan sedikit pada rambutnya. Sejenak memang terlihat begitu feminim tapi percayalah hanbok biru yang ia kenakan menandakan ia adalah seorang laki-laki sejati.
Ibunya tersenyum dan menggeleng pelan.
"Kau terlihat seperti pemuda yang hendak menyairkan puisi di istana sayang"
Jeonghan tersenyum geli."Aku tidak tahu pakaian apa yang cocok ibu, apa perlu aku berganti pakaian lagi" tanyanya pada sang ibu.
"Tidak perlu, kau lebih baik memakai seperti ini, diluar masih cukup dingin, ingat hati-hati disana jangan sampai kau terpisah apalagi terluka" nasehat ibunya mendapat senyuman lebar dari Jeonghan.
"Ibu aku ini hanya pergi ke festifal bukan untuk berperang"
....
Disatu sisi Jisoo tengah mengaduk sebuah ramuan. Selain pintar mendongeng Jisoo juga pintar meracik obat-obatan, ilmunya ia dapatkan dari ibunya.
Dengan pelan-pelan ia mengaduknya hingga sebuah kerikil kecil mengenai kepalanya.Ia mendengus pelan, siapa lagi kalau bukan gadis urakan berpenampilan seperti laki-laki dan sangat ugal-ugalan. Jeongyeon. Sahabat Jisoo sejak kecil.
"Yak Jisoo-ya kau mau disini terus huh, festival akan mulai sebentar lagi aku ingin lihat laki-laki tampan"
"Jeongyeon-ah sebentar dulu, ini belum matang,kalau ramuan ini tidak matang bukan menjadi obat malah menjadi racun kau tahu" Jisoo mendengus kesal.
Jeongyeon selalu terkesima dengan Jisoo,entah itu dari pakaian dan cara Jisoo bertutur kata.
"Jisoo-ya kau tidak ingin jadi suamiku saja huh, nanti biar aku yang bekerja di istana, dan kau dirumah untuk memasak dan merawat anak bagaimana kau mau" Jeongyeon dengan segala omongan melanturnya.
"Kau gila sekali Jeongyeon", Jisoo hanya meringis pelan, jujur saja ia tak risih sedikitpun dengan perkataan Jeongyeon, terlampau biasa.
"Nah sudah selesai, ayo kita ke festifal, Mingyu sudah menungguku disana"
Mereka pun pergi ke festival bersama.
.....
Sumpah ya Jeongyeon dengan pikiran absurdnya itu lucu hehehehe'awas aja lu, karakter gua dibikin jelek di depan si ganteng Jisoo' -_-
Ampun ndoroooo
....Festifal saat itu sangat ramai, banyak anak kecil yang berlarian kesana kemari. Para gadis dan pemuda menari bersama. Tertawa begitu lepas, bercanda begitu puas.
Jeonghan sangat terhibur disana. Ia berjalan pelan di dampingi Kasim, dayang dan pengawal, ia pun tak luput dari pandangan masyarakat.
Bagaimana bisa serupa malaikat tengah berjalan di antara para rakyat seperti ini.
Jeonghan berhenti di salah satu kedai pernak-pernik.
Pedagang itu pun langsung tergagap saat melihat paras rupawan milik Jeonghan."Bibi aku ingin yang berbentuk bunga ini" tunjuknya pada salah satu jepit rambut.
Ia ingin membelikan untuk ibunya, juga untuk Siyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE - Kata Takdir
FantasyTakdir tak meragukan pada siapa ia berpijak, pada siapa ia merengkuh dan pada siapa ia berlabuh. Tapi, janganlah sesekali menyalahkan takdir yang ada karena kita tak akan tahu seperti apa kita dimasa depan. ⚠️⚠️BxB⚠️⚠️ Tidak pandai untuk membuat sum...