Ten💫

62 7 1
                                    

Yeri menuruti keinginan Wendy namun tidak hari itu juga. Ia membawa Wendy setelah seminggu dirawat intensif di rumah sakit. Wendy selalu saja mendesak Yeri untuk segera membawanya namun Yeri selalu menolak hingga hari ini Yeri memenuhi keinginan Wendy.

Dan disini lah mereka sekarang. Di sebuah tempat yang dinamakan krematorium. Tempat di mana abu jenazah di simpan dengan kenangan seperti foto dari sang mendiang yang diletakkan di dalamnya.

 Tempat di mana abu jenazah di simpan dengan kenangan seperti foto dari sang mendiang yang diletakkan di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama tidak bertemu" ujar Wendy dengan air mata yang mengalir di wajahnya

Wendy membungkukkan badannya 90° diikuti Yeri yang juga melakukan hal yang sama. Wendy melakukannya dengan waktu yang lama dengan air mata yang terus berjatuhan menetes ke lantai.

Setelah selesai ia menatap foto ketiga sahabatnya yang sejajar berdampingan. Ia dapat melihat senyum ceria dari ketiga wajah mereka.

"Apa kalian tidak merindukanku? Aku sangat merindukan kalian, sungguh bahkan sampai mati pun aku tetap merindukan kalian. Irene eonni bukankah kau berjanji untuk menjadi sahabatku selamanya dan tidak meninggalkanku? Hiks..., t-tapi kenapa kau sekarang meninggalkanku. Aku sangat merindukan ocehanmu, nasehatmu, dan perhatianmu. Maafkan aku eonni, maafkan aku karena sudah menyebabkan kalian seperti ini, hiks... sungguh aku minta maaf"

Yeri tidak sanggup mendengar perkataan Wendy. Ia merasakan nada putus asa darinya.

"Seulgi-ah, kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau bahagia disana? Lalu bagaimana denganku, aku harus disini sendirian tanpa kalian. Aku tidak sanggup. Bayangan saat kau memanggil namaku dari gerbang kampus, menganggu kegiatanku dan bertengkar dengan Joy selalu menghantuiku. Aku ingin kalian kembali bersamaku. Kembalilah Seulgi"

Air mata mengalir deras dari wajah Yeri. Ia bisa merasakan apa yang Wendy rasakan. Hatinya terasa sakit dan kini Yeri menyadari sebesar itu rasa sayang Wendy pada sahabatnya.

"Joy-i kau berkata ingin kembali ke taman bermain bersama tapi kenapa kau hanya pergi dengan mereka bagaimana denganku? Aku juga ingin bermain bersama kalian. Apa kau sangat bahagia bermain dengan hingga meninggalkanku? Haha... Joy yang ku kenal tidak akan seperti itu. Joy aku merindukanmu, aku rindu saat kau tertawa dan tersenyum manis padaku, lalu pertengkaranmu dengan Seulgi yang selalu menjadi hiburan. Aku merindukan kalian sangat"

"Bolehkah aku ikut dengan kalian?" Tanya Wendy hambar
"Eonni" sahut Yeri pelan

Wendy mengelus masing-masing figura mereka. matanya tidak berhenti mengeluarkan air. Hati Wendy seperti teriris lalu di tambahkan cuka hingga terasa pedih.

Sahabat yang sangat ia sayang pergi meninggalkannya sekaligus. Dunianya terasa hancur. Alasan Wendy semangat untuk pergi ke kampus kini tidak ada lagi. Hilang dan tidak  bersisa.

"Tuhan mereka orang baik, kenapa  kau tega merebut mereka dariku. Aku berharap bahwa aku yang pergi menggantikan mereka namun kenapa kau malah membawa mereka bersamaan. Lalu bagaimana denganku? Aku juga ingin bersama mereka lantas kenapa kau menyelamatkanku. Apa kau ingin aku menderita? Haha.. selamat kau berhasil melakukannya" ujar Wendy putus asa

Pretty InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang