Dua.

1.3K 46 1
                                    

Sejak saat itu Rasta semakin dekat dengan Ribka. Rasta merasa membutuhkannya setiap saat. Dan Rasta akui dia memang hebat.

Buktinya, nilai ulangan pelajaran inti IPA Rasta tidak pernah remedial lagi. Sementara yang lainnya sudah mulai menanjak dari nilai sebelumnya.

Ribka benar-benar membawa perubahan dalam hidup Rasta.

Bukan, bukan perhatian sebagai pacar. Melainkan perhatian sebagai seorang sahabat. Dia selalu mengingatkan Rasta untuk mengerjakan semua PR dan tugasnya.

Setiap malam kami selalu chat. Mulai dari bahas pelajaran sampai bahas yang lain. Teman maksud Rasta.

Rasta : Rib!!!

Ribka : Kenapa Ras?

Rasta : PR apa aja buat besok?

Begitulah cara Rasta memulai percakapan. Hingga pada saatnya nanti dia menyudahi percakapan mereka. Dan Rasta memastikan dirinya bermimpi indah.

----

Satu kenyataan yang membuat hatiku sakit. Rasta lupa. Rasta lupa mereka berbeda. Rasta dan Ribka selamanya tidak akan pernah bersatu.

Bukan, ini bukan hanya sekedar perbedaan pendapat. Mereka sedang tidak dalam suatu perdebatan yang melibatkan prinsip kami masing-masing.

Mereka juga tidak sedang saling diam mempertahankan argumen kami. Rasta dan Ribka masih seperti dulu.

Tapi satu kenyataan membuat Rasta sakit lebih tepatnya sakit. Bukan, ini bukan karna Rasta melihat dia bercanda dengan teman sekelasnya. Rasta tidak mempersalahkannya, Rasta bahagia selama dia bahagia.

Tapi kenyataan itu benar-benar membuat hatinya sakit.

Aku benar-benar sakit. Aku... Aku tidak siap. Dan tak akan pernah siap. Ucap Rasta dalam hati.

Rasta baru memulai jatuh cinta pada seseorang tapi kenapa Rasta harus menghadapi dia seperti ini?

"Ras?" panggilnya membuyarkan lamunan Rasta.

Ada apa? Biasanya dia menghindariku jika di kelas. Kami hanya akan saling melirik tanpa seorang pun sadar. Tanya Rasta dalam hati.

Rasta mengedarkan pandangannya pada kelas. Kosong. Itu pasti penyebab dia mau menghampiri Rasta.

"Nanti jadi?" tanyanya.

Mana mungkin aku membatalkan niat ku nanti? Aku sudah lama ingin jalan dengannya. Batin Rasta.

"Jadi." kata Rasta sambil tersenyum.

"Pulang sekolah gue tunggu di belokan depan ya." katanya sambil terseyum.

Rasta sangat menyukai setiap senyumannya. Senyuman terindah menurut Rasta. Selamanya. Selamanya akan jadi yang terindah.

----

Vote dan Comment?😘

Cinta Tapi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang