°07

140 33 12
                                    

⚠️WARNING: mention of sexual harasment and rape⚠️



"sejak awal, mati adalah pilihan yang terbaik."

.

.

.

ravn terbangun dari tidurnya ketika hwanwoong sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. tangannya menahan lelaki mungil itu dan langsung membawanya ke pelukannya.

"o-oh! selamat pagi tukang tidur," sapa hwanwoong, terkejut karena ia tak menyadari ravn yang sudah terbangun dan tiba-tiba sudah memeluknya dari belakang.

ravn tersenyum lucu, kantuknya sedikit hilang. "hwanwoong mau pergi sekarang?"

"tentu saja. kau mau ikut lagi?" hwanwoong balas bertanya, setengah menggoda yang membuat pipi ravn sedikit memerah.

"apa boleh?" tanyanya antusias, meski nadanya terdengar sedikit lebih lemah dari biasanya, menandakan ia masih kelelahan.

hwanwoong berpikir sejenak. ravn telah menggunakan seluruh kekuatannya belakangan ini. bahkan sepertinya tiada hari tanpa hwanwoong meminta ravn untuk melakukan sesuatu untuknya.

jadinya hwanwoong hanya mengacak rambut ravn dan menatapnya sendu. "kau jaga rumah saja, ya? seharusnya aku takkan lama karena hari ini tidak ada kelas tambahan."

namun ravn menangkap hal lain. ia tak mengerti, tapi seperti ada sesuatu yang membuatnya harus menahan hwanwoong selama mungkin agar tidak jadi pergi ke sekolah.

ravn tak tahu harus mengatakan alasan apa. jadi ia menghalangi pintu dan setengah melompat memeluk hwanwoong hingga sesak.

"ravn!!" seru hwanwoong, terkejut karena biasanya ravn tidak pernah sampai segininya. "lepaskan, aku mau ke sekolah!"

"mau ikut!"

"di sini saja! kau masih belum pulih!" hwanwoong berusaha melepaskan pelukan ravn. "lagi pula hari ini seoho sunbaenim pasti sudah masuk sekolah. setidaknya kalau ia ada, mereka takkan menjahiliku terlalu keras. aku tak ingin membebanimu lagi."

"hwanwoong tidak pernah membebaniku."

hwanwoong menghela nafas. ia menangkup pipi tirus ravn dan menatapnya tepat pada pupil mata kucingnya.

"hei, aku akan baik-baik saja," ucap hwanwoong penuh keyakinan. "menurutlah padaku. besok aku akan mengajakmu jalan-jalan."

seperti yang sudah-sudah, ravn otomatis 'tunduk' pada hwanwoong. ia melepaskan pelukannya dari tubuh mungil itu meski masih tak rela.

"janji, ya?" ravn mengulurkan jari kelingkingnya.

hwanwoong hanya tersenyum, mengaitkan kelingkingnya di sana, lalu setelah melepasnya, segera pergi dari hadapan ravn.

aneh. mengapa hwanwoong malah enggan menjawab?

🔮🔮🔮🔮🔮🔮

begitu membuka lokernya untuk berganti sepatu sebelum memasuki kelas, hwanwoong menemukan secarik sticky notes berwarna kuning. ia tertegun selama beberapa saat. 

✅° In My Arms [ONEUS - Rawoong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang