Cerita ini mengandung bahasa kasar, unsur seksual dan sangat tidak disarankan untuk anak dibawah umur.
Be smart readers.----------
Bel sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, para murid satu persatu meninggalkan kelas menuju gerbang sekolah.
Mereka larut dalam kesenangan karena waktu belajar telah usai, mereka berbincang-bincang dan sesekali tertawa entah pada jokes yang teman mereka lontarkan atau pada kejadian lucu selama sekolah tadi.
Semua itu tidak luput dari penglihatan sang pemuda pucat yang tidak beranjak dari kursinya sejak bel berbunyi.
Pemuda itu akan meninggalkan kelas jika sekolah sudah benar-benar sepi.
Setelah menunggu cukup lama akhir pemuda ini bangkit dari kursinya.
Jika kebanyakan murid akan langsung menuju gerbang, beda halnya dengan Cleo, dia memilih arah berlawanan, memutari gedung sekolah dahulu lalu menuju gerbang.
Kegiatan ini rutin dilakukannya sejak tahun pertama, sekarang sudah tahun kedua Cleo melakukannya.
"Ngghh akhhh ahhhh-"
Cleo menajamkan telinganya, dia mendengar desahan perempuan dari ruang BK. Dan dia sangat mengenali suara itu, itu gurunya, Bu Luna.
Dia tidak ingin tahu menahu dosa apa yang sedang guru BK itu perbuat didalam ruangan BK.
Itu bukan urusannya, pikirnya
Saat hendak melanjutkan langkahnya, dia mendengar suara laki-laki yang menurutnya berusia belasan tahun lebih muda daripada gurunya.
"lo suka kan kalo gua tusuk lubang lo kaya gini??"
Suara itu, itu bukan suara guru atau staff sekolah Nusa Bangsa.
Karena rasa penasaran yang amat tinggi, akhirnya Chenle melangkahkan kakinya ke sudut jendela ruangan BK. Berniat mengintip siapa yang berani membuat guru yang paling ditakuti siswa SMA Nusa Bangsa itu mendesah dengan sangat keras.
Tidak, Chenle tidak akan menyebarkan gosip bahwa ia melihat sang guru BK sedang digagahi muridnya sendiri. Itu bisa dilihat dari bet disebelah kiri pria itu yang berwarna merah, yang menandakan bahwa dia adalah siswa kelas 12.
Demi tuhan, suara kulit yang beradu sangat jelas didengar Cleo.
Walau pria itu sedang dalam posisi membelakanginya tetapi dia tau jelas siapa pria itu sebenarnya. Dia adalah Harsa, makhluk yang menjadi daftar paling Cleo hindari untuk berurusan denganya disekolah. Karena bagi Cleo, Harsa adalah masalah itu sendiri.
Sialan, umpat Cleo dalam hati.
Saat sedang khidmat menyaksikan perbuatan hina guru dan murid dihadapannya, tiba- tiba saja Harsa mengubah posisinya menghadap jendela dengan badan bu Luna yang sekarang berada diatas meja sedangkan dirinya berada diantara kedua kaki bu Luna yang dibukanya lebar-lebar.
Cleo langsung memutuskan untuk pergi dari tempatnya sebelum kegiatan mengintipnya ketahuan.
Tanpa Cleo sadari bahwa keberadaannya telah diketahui oleh Harsa yang melihat pantulan Cleo di cermin kecil sejak pertama kali pemuda itu mengintip.
.....
Bel berbunyi, seperti biasa, Cleo akan menunggu sekolah sepi, barulah dia melangkahkan kakinya keluar kelas.
Tetapi sebelum benar-benar pulang, Cleo memutuskan menuju loker, tempat dimana barang-barangnya tersimpan.
Dia mengambil baju olahraga yang dipenuhi keringatnya, membawanya pulang untuk di bersihkan.