Mengisahkan tentang sosok Vanzarel Hanza, memiliki sifat cuek,anti sosial, selalu menatap orang-orang dengan tatapan sinis dan tak heran jika orang-orang takut untuk mendekatinya walaupun memiliki wajah sangat tampan. Senyuman diwajah Vanza sudah la...
Sudah sekitar 15 menit berlalu perkelahian antara Vanza dan Diga, namun belum ada tanda-tanda guru melerai mereka. Sorakan dan desakan siswa SMA Indah makin bergerumu di tengah-tengah lapangan basket, tepatnya dimana letak perkelahian antara Vanza dan Diga.
Vanza melayangkan satu tendangan kearah perut Diga, namun gagal karena Diga berhasil menangkis tendangan Vanza menggunakan kedua tangannya.
“VANZA…VANZA!!.” Sorakan siswa yang mendukung Vanza serentak.
“DIGA…DIGA!!.” Karena pendukung Diga tak mau dikalah, mereka pun ikut serentak menyorakkan nama Diga.
Vanza yang kesal mendengar sorokan itupun menatap sinis kepada siswa yang menonton perkelahian mereka.
“BERISIK!.” Teriak Vanza lalu melayangkan satu tinjuan tepat dipipi kiri Diga. Sontak semua penonton menutup rapat-rapat mulutnya untuk tidak memberikan sorakan karena takut.
Diga menyentuh pipi kirinya menggunakan ibu jarinya ”Ahk..” ringkis Diga kesakitan, ada sedikit darah menempel di ibu jarinya.
“Sial..mereka yang berisik, gue yang di tonjok!.” Batin Diga tak terima.
“Gue ikhlas kalian berantem, tapi please gak usah saling nonjok muka.” Pungkas salah satu cewek yang khawatir.
Teman dari cewek yang baru saja berbicara, menganggukan kepalanya pertanda setuju dengan ucapan temannya “Iya..betul tuh! Kasian tau, muka tampan kayak kalian babak belur!.”
“Kalau gue yang babak belur gimana?.” Tanya cowok yang berada dekat dengan kedua cewek itu. Jangan tanya bagaimana tatapan kedua cewek itu, tentu saja mereka menatap jijik kearah cowok itu!.
“Lo matipun, gue bodoamat dasar jelek!.Pungkas salah satu dari mereka, lalu mereka memilih untuk pindah tempat.
Jleb!
Mental cowok itu langsung down, ucapan cewek itu benar-benar sangat menusuk.
“Emang gue sejelek itu yah?.” Tanya cowok itu pada temannya.
“E-ngg..E-nggak kok.” Jawab temannya sambil menganggukan kepalanya. Definisi Ketika pikiran dan perkataan tidak sejalan.
“Tapi mereka bilang gue jelek!.”
“Sejelek apapun muka lo, tapi kalau lo masih punya hati yang tulus…” cowok itupun merasa sedikit lega mendengar ucapan temannya dan menunggu kelanjutan dari apa yang temannya ingin katakan.
“Tetap aja jelek!.”
“APA-APAAN KALIAN INI!.” Teriak Jasman, guru olahraga yang terkenal sangat menakutkan. Seluruh siswa yang menonton pun berlarian meninggalkan lapangan basket, namun tidak dengan Vanza dan Diga.
Vanza masih menyempatkan diri untuk meninju Diga di pipi yang sama, namun kali ini berada di samping mulut Diga.
“Ahk!.” Ringkis Diga kesakitan. Vanza kemudian menarik kerah baju Diga, membuat Diga menjinjitkan kakinya untuk menyeimbangkan tinggi Vanza.
“VANZA STOP!.” Jasman menghempas kasar tangan Vanza dari kerah baju Diga.
“Kalian berdua…” Jasman menunjuk Vanza dan Diga bergantian.
“Ikut saya keruang BK, SE-KA-RANG!.” Ucap Jasman penuh penekanan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.