♂ 2 ♂

1.3K 78 13
                                    

©THimagination

.

.

Apa cobaan terberat dalam hidup kalian semua? Jawabannya pasti bermacam-macamkan, ada yang bilang saat kedua orang tuanya bercerai, atau saat diputuskan pacar, atau mungkin ketika tidak bisa jajan selama sebulan.

Mau tau apa cobaan terberat dalam hidupku?

Cobaan terberat dalam hidupku adalah sekarang, yaitu bersabar!

Pasti kalian heran mengapa bersabar adalah cobaan terberat. Tentu saja cobaan terberat, bukankah jika orang-orang tertimpa masalah maka nasehat yang paling sering didengar adalah bersabar. Padahal bersabar lebih berat dari masalah itu sendiri.

Kenapa aku mengatakan cobaan terberat adalah sekarang? Karena kesabaranku sedang diuji saat ini.

Aku sudah cukup bersabar sedari kemarin malam sejak bocah yang tidak pernah lupa tersenyum itu pindah ke sebelah kamarku. Tapi kenapa aku harus bersabar lagi malam ini ketika tugas menumpuk dan konsentrasiku yang buyar karenanya?

Bagaimana aku bisa menyelesaikan tugas-tugas dari para senior ini jika suara ribut cekikikan terdengar jelas dari sebelah kamarku. Bocah itu membawa dua teman dari kelas kami tapi mereka bertiga seperti bersepuluh. Sungguh ribut sekali.

Tidakkah ia tau bagaimana hidup bertetangga? Oh baiklah, kami hanya tetangga sebelah kamar, tapi tetap saja tetanggakan? Lagipula tidak bisakah dia menutup pintu kamarnya supaya setidaknya suara sumbang tertawa mereka teredam sedikit.

"Hahaha Kai ampun ampun....hahaha"

"Tidak ada ampun bagimu Taemin hahahha"

"Terus Kai terus gelitiki dia sampai dia menangis hahhahaha...."

"Ka...Kai amp...phun hahahaha"

"Shirondeee (tidak mau)....rasakan ini hahahaha...."

Dasar bocah, masa mereka main gelitikan. Aigoo aku ragu mereka itu mahasiswa.

"Minho hyungg....hhh...hhh"

Aku terbelalak kaget melihat bocah itu menerobos masuk ke kamarku dan bersender dibalik pintu yang langsung dikuncinya.

"M-mworago?" (Apa?) tanyaku. Aish kenapa aku gugup begini!

"Ah..aku bersembu...nyi disini sebentar ya...hhh...hhh, Kai tidak akan berhenti menggelitikiku samh...pai aku menangis....hhh...hh," jawabnya masih tersengal.

"Shireo! (Tidak!) Keluar sana! Sudah cukup kalian mengganggu konsentrasiku lalu kau mau mengusik kamarku juga! Andwe! Keluar sana!" usirku membuka pintu dan mendorongnya.

"Hap! Kena kau...hahaha," Kai menarik Taemin kemudian memeluknya dan langsung menggelitiki Taemin dengan sebelah tangannya sedangkan sebelah lagi mengunci kedua pergelangan tangan Taemin dalam genggaman tangannya.

"Dasar bocah," cibirku.

"Kau yang terlalu serius," sahut Key yang berdiri menyender didepan kamar Taemin melirikku dengan tatapan meremehkan.

"Kau yang tidak tau sopan santun," balasku.

"Kau yang sok hebat," sahut Key. Aku mendelik kesal.

"Hah...hahh...ampun Kai ampun," mohon Taemin. Kai akhirnya berhenti menggelitiki Taemin tapi ia tetap memeluk Taemin yang sepertinya sudah lemas.

Aku melirik kedua anak itu yang ternyata berwajah mirip. Apa mereka saudara? Aku memperhatikan garis wajah Kai yang lebih tegas dengan warna tan yang membuatnya sedikit lebih dewasa dari Taemin.

My Roommate Is So Errr~ (YAOI) - onholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang