“Hyuuuunngg palli palliwaaa….”
Suara teriakan dan gedoran pintu merusak kelegaanku baru saja beberapa menit aku merasakan ketenangan tanpa melihat kelakuan menyebalkan tetangga sebelah kamarku itu, tapi sekarang…
“Hyuuuunnggg!!!”
Arrggh! Aku bisa gila kalau begini.
Gedorannya semakin menggila. Aku menarik nafas panjang lalu perlahan membuka pintu dan sesosok tubuh menubrukku dan refleks aku menangkapnya dan memeluknya.
“Hyung aku takut,” ini Taemin. Tentu saja, siapa lagi. Ia memelukku erat.
“Mian mian, aku refleks tadi memelukmu,” kataku berusaha melepakan pelukan ini, tapi ia juga memelukku jadi sulit melepaskannya dari tubuhku.
“Aku takut hyung,” ucapnya gemetar. Aku jadi khawatir.
“Kau kenapa?” tanyaku.
Ia mendongak, “Aku kelaparan, aku takut mati kelaparan,” jawabnya.
Sedetik
Dua detik
Tiga detik
“Mwoya?!” seruku mendorongnya keras. Pelukannya terlepas dariku, dasar bocah sialan membohongiku.
“Jinjjaru hyung. Aku lapar dan takut mati kelaparan,” katanya mengikutiku berjalan meninggalkannya.
Aku semakin mempercepat langkahku menuju dapur kecil yang berada tak jauh disudut kanan kamarku.
“Hyung, makan ramenkan? Aku mau kimchi yang banyak, eodiya?” tanyanya masih mengikutiku.
Sengaja aku tak menanggapi pertanyaannya, kesal pada ulahnya barusan.
“Hyuuunng…” panggilnya menarik-narik bajuku.
Kutepis kasar tangannya, benar-benar jengah dengan tingkah laku ajaib anak ini. Kalau saja bukan karena kasihan, pasti sudah dengan tega kuusir dia dari kamarku. Biar saja dia menangis-nangis ketakutan di kamarnya. Tapi sayangnya, aku yang tampan dan baik hati ini tidak tega membiarkan hal itu terjadi. Huh, susah jadi orang tampan dan baik sepertiku.
“Hyung-ah?” panggilnya lagi, ia benar-benar kebal akan semua perlakuan cuekku padanya.
“Di kulkas!” jawabku. Ia melangkah riang menuju kulkas, mengeluarkan beberapa kotak makanan berisi kimchi yang dibuatkan eomma sebelum aku berada disini.
Aku mengawasi tingkah lakunya dengan sudut mataku sambil masih sibuk memasak ramen kami. Taemin membuka satu kotak kimchi, lalu membuka lagi dua kotak berikutnya.
“Ya! Cukup satu kotak saja! Simpan yang lainnya!” seruku melihat ia mencoba semua kimchi dari tiga kotak makanan itu.
“Tapi aku mau semuanya,” katanya dengan wajah yang super polos eh menyebalkan.
“Itu milikku! Kembalikan dua kotak itu atau kembalikan semuanya,” seruku dan Taemin menurut meski wajahnya ditekuk sedih.
Aku kembali fokus dengan masakanku. Memasukan bumbu dan mengaduknya. Namun lagi-lagi konsentrasiku terganggu karena Taemin yang kembali membuat ulah.
“Mian hyung,” ucapnya dengan kepala yang ditekuk takut. Aku menghela nafas jengah, Taemin menumpahkan sebotol jus dan sekarang lantai jadi kotor akibat kecerobohannya.
Sambil menahan marah kuraih kan pel, “Biar aku saja hyung,” katanya berusaha merebut kain pel dari tanganku.
Kudorong tubuhnya menjauh dariku, “Sana!” usirku galak. Taemin menundukan kepalanya semakin dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Roommate Is So Errr~ (YAOI) - onhold
Fanfiction"Dia mengganggu sekali! Menyebalkan!" Minho selalu merasa terganggu oleh kehadiran Taemin yang menurutnya sangat merepotkan dan tidak bisa diam padahal Minho paling tidak suka diusik ketenangan hidupnya harus menerima kenyataan bahwa ia dan Taemin s...