52. Which One

1.1K 136 40
                                    

Minghao berhenti membuat Seungkwan dan Vernon ikut berhenti di belakangnya. Tidak ada yang tahu apa yang membuat Minghao berhenti karena didepan mereka tidak ada apapun sama sekali.

"Fergus kalah..." Gumam Minghao mengagetkan Seungkwan yang tidak sengaja mendengarnya.

"Tunggu dia kalah?! Bagaimana bisa?" Dia terdengar panik.

"Tidak tahu, aku merasakan sesuatu yang mengerikan dari tempatnya lalu menghilang dalam sekejap." Jawab Minghao.

Seungkwan maupun Vernon langsung menelan ludah mereka, nafas mereka tercekat ketika hawa dingin menusuk tulang, saat itu tidak ada yang bisa mengetahui apa yang terjadi sehingga suara aungan keras datang dari langit yang memberikan getaran pada daratan. Minghao menggenggam senjatanya dengan waspada. Seungkwan membuka portal jika sesuatu akan terjadi dia akan membawa saudaranya pergi dari sini.

"Seungkwan, jangan bergerak." Vernon berkata seraya menarik lengan seungkwan agar dia tidak pergi kedalam portal. "Jika kamu bergerak, tanah akan hancur."

"Apa maks--!"

"Bener katanya Seungkwan, sesuatu bergerak mendekat." Minghao berbicara membuat Seungkwan terdiam.

Saat itu langit dipenuhi petir dan kilat yang hilang kendali, dan bayangan bisa dilihat dari balik awan setiap kali petir menyambar dengan kilatan yang terang, bayangan seperti sebuah monster yang melambai dengan marah, hanya karen hal itu gempa terjadi cukup besar sehingga membuat dataran menjadi rusak, Seungkwan merasakan dirinya akan jatuh ketika Vernon menariknya mendekat.

"Apakah sudah selesai?" Seungkwan bertanya, dia menoleh ke Minghao dan Vernon yang hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Ya, sekarang kita harus mengejar Jeonghan dan yang lainnya, aku memiliki firasat buruk." Minghao menarik seungkwan untuk membuka portal menuju kota Holy, dimana monster itu mengarah.

Lycaon, nama dari raksasa yang didapat Minghao menatap ke langit dengan wajah khawatir, sesuatu yang besar akanterjadi dan sudah seharusnya dia akan melindungi tuan barunya dengan seluruh kekuatannya, dia berlutut sambil memanggil Minghao, "Oh, tuanku..."

Panggilan itu membuat Minghao sekaligus yang lainnya berhenti dan menoleh kearah Lycaon yang berlutut di belakang, "Apa yang kau lakukan?" Minghao bertanya, keningnya berkerut bingung.

"Tuanku, bolehkah saya tidak mengikuti anda saat ini?" Lycaon bertanya dengan pelan, tidak ingin membuat tuannya marah.

Minghao menatap Lycaon, dia juga berpikir tidak mungkin dia akan kabur setelah dia dikalahkan karena para raksasa memiliki ego yang sangayt tinggi.

"Apa maksudmu? Apa kamu ingin kabur?!" Seungkwan membentak tidak senang.

"Baiklah." Minghao berkata memotong ucapan Seungkwan membuatnya terkejut dengan pilihan Minghao.

"Kok?! loh, kan dia dibutuhkan!"

"Terimakasih, tuanku. Saya akan kembali menemui anda."

Dengan begitu Lycaon berbalik dan melompat pergi menjauh dari mereka, meninggalkan Seungkwan yang menggerutu tidak jelas menjelekkan Lycaon dengan berbagai kata kasar. Minghao membawa seungkwan dan mengajak Vernon unruk segera masuk ketika sebuah dengungan terdengar dari arah kota Holy. Itu suara yang menegerikan yang pernah mereka dengar sebelumnya, bahkan dari jarak yang masih jauh dari tanah moonlight pun mereka sudah bisa melihat perubahan langit yang terjadi di kota Holy.

"Itu... Apa yang terjadi di kota Holy?" Vernon bertanya dengan wajah yang seolah tidak bisa mempercayai apa yang baru saja di lihat oleh mata kepalanya sendiri.

"Kalian?" Suara familiar itu membuat ketiganya menoleh dan melihat Jisoo bersama Seokmin yang berdiri diatas tebing, "Apakah yang lainnya di Kota Holy?" Jisoo bertanya sambil melompat turun untuk berbicara dengan Seungkwan.

Ꮇoonlight [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang