19-05-2021

710 113 6
                                    

THR nya @Ocil_Chanuwu

***

Yuuji berlari sekuat tenaga. Melompati jarak antar gedung, tiang-tiang, batu beton bahkan orang dan kendaraan yang sedang berlalu lalang. Ini gawat, niat ingin pergi tanpa memancing keributan, ia malah tidak sengaja menyenggol wadah kosong yang mengakibatkan tempat bersembunyinya ketahuan.

Huff-hahh!

Yuuji merasakan tenaganya tetap terkuras walaupun sudah mengatur napas sedemikian rupa. Ia berbelok di sebuah gang kecil. Kakinya dengan gesit melompati benda-benda yang menghalangi jalannya.

Yuuji menoleh ke belakang.

Sh*t! Mereka masih mengejar!

Ia berbelok lagi. Lari kencangnya harus berhenti. Di depannya, ada tembok tinggi yang menjulang. Ia mengedarkan pandangan, tidak ada sesuatu yang dapat di gunakan untuk memanjat juga.

Lelaki dengan tinggi 177 cm itu mendecih kesal. Ia harus segera mencari jalan keluar. Saat ia sampai di belokan sebelumnya, terlihat orang-orang yang mengejarnya berpencar untuk mencarinya. Yuuji segera menyembunyikan dirinya di belakang tembok.

Gawat. Kalau tidak menemukan tempat untuk sembunyi atau lari, cepat atau lambat Yuuji pasti tertangkap.

"Padahal aku cuma mengambil satu barang dari sanaaa!" Yuuji mengerut kesal.

"Oi! Cek gang kecil disana!" Salah satu laki-laki berbadan besar bergerak mendekati tempat Yuuji bersembunyi.

"Gawat—!" Yuuji menahan napasnya. Ia tahu langkah kaki berat semakin mendekat. Saat terasa bayanyan hitam akan berbelok di pintu masuk gang kecil, badan Yuuji ditarik memasuki sebuah rumah disana.

Orang-orang berwajah mengerikan itu tak lama pergi dari sana setelah tidak menemukan jejak Yuuji bersembunyi. Lelaki muda itu menghela napas lega. Ia mengangkat kepalanya dan melihat sang penyelamat hidupnya.

"Terima kasih banyak! Tanpamu, aku bisa menjadi daging giling di masa depan." Yuuji menundukkan kepalanya.

"Ah, tidak masalah. Jangan terlalu dipikirkan." Balas sang penyelamat. Yuuji menatap wajahnya. Struktur wajahnya benar-benar seperti wajah orang Jepang, juga rambut hitamnya. Pakaiannya serba putih dan terlihat sedikit aneh di kawasan kumuh ini.

"A-ano, aku ingin membalas budi. Bisa tolong katakan nama anda?" Yuuji bertanya sedikit gugup. Mata hitam lelaki yang nampak lebih tua darinya itu sedikit aneh.

"Aku Yuuta." Balas orang itu agak lama pada akhirnya. Yuuji mengulurkan tangan, "Yuuji." Ucapnya sambil berjabat tangan dengan sang penyelamat. Manik Yuuta bergerak naik turun menatap Yuuji.

Yuuta menarik tangan, "Hmm, sebenarnya aku ada beberapa masalah. Maukah kau membantuku sebagai caramu membalas budi?" Yuuta bertanya segera setelah tangan Yuuji melepas jabatan.

"Tentu saja." Yuuji menjawab.

Yuuta tersenyum manis. Jujur saja, sedikit seram.

"Ayo, aku antar ke tempat yang lebih nyaman untuk berbincang." Yuuta menawarkan. Yuuji memincingkan mata agak curiga. Ia bukan orang bodoh yang langsung menerima ajakan orang tak dikenal, meskipun orang itu telah menolong dirinya.

Yuuta yang menyadari itu menggerak-gerakkan tangannya canggung, "Ah, tidak diterima juga tidak apa-apa. Kalau begitu kita bisa berbincang disini saja—"

"Hahh, ayo pergi." Merasa tidak enak, Yuuji menyetujui ajakan awal Yuuta. Ia tidak menutup-nutupi desahan napas lelah miliknya. Hazelnya melirik ke arah pemuda yang berjalan mendahuluinya.

SAJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang