hello...
-
-
-
happy reading💗Aliska Raviera Thufaila, nama dari sosok gadis berbadan mungil, dengan rambut panjang hitam yang dihiasi jedai kupu-kupu nya, dan ia sudah siap untuk pergi ke sekolah. Namun, Alaska tak kunjung datang menjemputnya.
Biasanya Alaska selalu menjemput Aliska pada jam 06.30. Namun, saat ini jam sudah menunjukkan pukul 06.50 tapi Alaska tak datang-datang.
Aliska pikir Alaska hari ini tidak masuk sekolah, tapi tidak memberitahu kepadanya, mungkin tidak sempat mengabarinya. Jadi ia memutuskan untuk pergi sendiri menaiki angkutan umum saja, karena supir pribadi di rumahnya sudah pergi mengantarkan papah dan mamanya ke kantor. Aliska cepat-cepat bergegas menuju sekolah, masih ada sisa waktu sepuluh menit lagi, sebelum gerbang sekolah nya ditutup.
Namun, ketika Aliska membuka pagar rumah nya, ia melihat ada sosok lelaki muda yang mengendarai motor vespa matic berwarna putih menuju ke arahnya. Senyum dibibir tipisnya mengembang sempurna, karena ia tak jadi pergi dengan angkutan umum, sebab ia juga harus harus tetap menunggu angkutan umum datang.
Aliska yang tadinya tersenyum, langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi cemberut, karena lelaki berperawakan tinggi itu hanya tersenyum memperlihatkan deretan gigi rapi nya, tanpa merasa bersalah.
"Maaf ya, tadi gue ada urusan sebentar," ucap Alaska cepat meminta maaf, karena melihat raut wajah Aliska yang berbeda, ia takut nanti urusannya malah semakin panjang.
Aliska hanya mengangguk mengiyakan saja, karena buat apa dirinya memarahi Alaska. Dan Alaska langsung memakaikan helm di kepalanya. Lalu pergi menuju Sekolah nya.
Alaska mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, sebab ia takut gerbang sekolah nya ditutup. Ya benar saja, ketika ia sudah sampai di depan Sekolah, gerbang sedang ditutup oleh satpam karena jam sudah menunjukkan pukul 07.00 dan bel sudah berbunyi, tapi untung saja mereka berdua masih bisa masuk karena gerbang belum tertutup sempurna.
Setelah memarkirkan motornya, mereka berdua langsung saja berlari kecil menuju kelas XII IPA 1 dengan tangan Aliska yang Alaska gandeng. Akhirnya mereka berdua sampai ke kelas, tepat sekali Bu Sri sebagai guru pelajaran fisika, berada di depan pintu.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Sri, sembari menaruh buku-buku dan absensi dimeja.
"Pagi Bu," jawab seisi kelas.
"Hari ini ada ulangan harian ya, jadi ibu langsung bagikan saja lembar soalnya." Bu Sri itupun langsung membagikan selembar kertas soal kepada siswa-siswi nya.
"Emang Bu Sri pernah bilang, kalau hari ini ada ulangan?" tanya Aliska dengan suara bebisik kepada Zura sahabat dan teman sebangkunya.
"Iya, di WhatsApp semalam."
"Mampus gue," decak Aliska, seraya menepuk jidatnya. Pasalnya ia semalam tak membuka aplikasi WhatsApp nya, alhasil ketinggalan info yang sangat merugikannya.
"Selamat mengerjakan anak-anakku, dikumpulkan saat bel istirahat berbunyi," ucap Bu Sri setelah menyelesaikan pembagian kertas soal tadi.
Ketika semuanya fokus mengerjakan soal, berbeda dengan Aliska yang hanya mencoret-coret kertasnya saja, mengulang hitungan nya yang salah terus-menerus, dirinya bingung sediri karena lupa cara mengerjakannya. Coba saja kalau dirinya tahu ada ulangan harian, pasti sekarang ia lancar-lancar saja mengisi lembar soal itu.
Alaska yang ada disamping meja Aliska pun, mengangkat alisnya, menanyakan mengapa dirinya seperti orang kebingungan. "Gue ga belajar," bisik Aliska.
"Kenapa nggak belajar?." Setelah itu, Alaska melanjutkan pekerjaannya, tak memikirkan Aliska yang sedang kebingungan.
Kring... Kring...
Bel berbunyi nyaring, menandakan bahwa selesainya jam pelajaran, dan waktu istirahat pun datang. Semua murid XII IPA 1 langsung mengumpulkan kertas soal ulangan harian, yang tadi sudah dikerjakannya. Dan semuanya pergi meninggalkan kelas untuk mengisi energi kembali, alias jajan.
Alaska, Aliska dan teman-teman yang lainnya sudah menempati tempat duduk di Kantin nya Bi Asih dan sudah saling memesan makanannya masing-masing. Tak lama kemudian pesanan mereka datang, dihantarkan oleh Bibi kantin nya. Lalu meletakkan tiga mangkuk seblak, dua mangkuk batagor, empat gelas es teh dan satu air mineral.
"Bi, ini seblak nggak terlalu pedas kan?" tanya Alaska memastikan. Padahal itu seblak milik Aliska, tapi Alaska harus tetap memastikan seblak yang Aliska pesan tidak terlalu pedas, untuk dikonsumsi.
"Seperti biasa, nggak kok," jawab Bibi kantin nya, lalu pergi meninggalkan mereka.
"Perhatian banget, padahal bukan pacar," celetuk Alden, dan muka meledeknya, dengan jari jemari nya yang memainkan alat musik gitar. Alden sangat senang bermain gitar, di mana pun dirinya berada gitarnya pasti tak akan pernah tertinggal.
"Diem lo, namanya juga sahabat," bentak Alaska tak suka. Ya, mereka berdua hanya sebatas sahabat dari kecil, sampai sekarang masih berteman baik, tak lebih dari itu. Tapi kedekatan mereka berdua sangat dekat sekali, tak sedikit orang mengira kalau mereka itu pacaran.
Setalah itu, mereka mulai menyantap makanannya masing-masing. Dua batagor itu milik Alaska dan Rakha, tiga mangkuk seblak nya milik Aliska, Zura dan Alden. Alden si lelaki penyuka seblak, dirinya sama seperti Aliska dan Zura, selalu saja memesan seblak ketika di Kantin, walaupun tidak setiap hari.
huek... huek...
Suara tak mengenakan itu keluar dari mulut Rhaka, ia sangat tak suka dengan aroma kencur yang menyengat dari seblak, wanginya membuat perut Rakha mual dan malah berujung muntah.
"Ih, kebiasaan banget si," ucap Zura, yang terganggu dengan suara itu. Lalu ia menyodorkan kotak tisu ke arah Rakha yang ada disampingnya.
"Lagian ngapain pesan seblak," balas Rakha, sembari menutup hidungnya dengan tisu, supaya tidak mencium aroma kencur yang terus mengganggunya.
"Manusia teraneh, di muka bumi ini. Padahal seblak tuh seenak ini," timpal Aliska.
Sesudah makanannya habis dan energi nya sudah terkumpul lagi, kemudian mereka kembali ke kelas. Tetapi, Alaska dan Aliska tidak ke kelas, mereka berdua menyempatkan baca buku terlebih dahulu di Perpustakaan. "Selagi ada waktu untuk menambah ilmu dan wawasan maka gunakanlah waktu itu, walau sekejap." Itulah prinsip mereka berdua.
Alaska dan Aliska merupakan salah satu anak berprestasi di SMA Bakti Cendikia, yang selalu mengikuti ajang perlombaan akademik, dan mendapatkan banyak penghargaan.
Cowok dengan model potongan rambut undercut, memicingkan matanya yang bulat, mencari buku yang ingin ia baca, setelah mendapatkan bukunya, Alaska langsung menghampiri Aliska yang sedang membaca novel, dan duduk di sebelah kirinya.
"Kenapa semalam nggak belajar?" tanya Alaska penasaran kepada Aliska, karena biasanya cewek itu tak pernah meninggalkan belajar, selalu saja belajar hingga larut malam.
"Gue semalam ketiduran, terus nggak buka handphone."
"Ketiduran?" Alaska tak percaya, lalu ia memiringkan kepalanya menatap wajah Aliska. "Bukan habis nangis kan?" lanjutnya, karena ia melihat mata sipit Aliska yang sembab.
"Hehe, dikit doang," balas Aliska, dengan jari telunjuk dan jempolnya yang menunjukkan bentuk sedikit.
"Sekarang gue takut lagi. Nilai fisika tadi pasti kecil, nanti kena omel lagi. Gue nyesal semalam habis nangis langsung tidur," lanjutnya.
"Nggak apa-apa, nilai bisa diperbaiki lagi, kalo kesehatan mungkin sulit buat diperbaiki lagi, kalau sudah rusak," ucap Alaska menenangkan, sebab Aliska terus-terusan merasa ketakutan dengan nilainya sendiri. Lalu Alaska langsung merangkul pundak Aliska dengan sebelah tangannya dan menyandarkan kepala Aliska ke pundaknya.
~TBC~
Tunggu kelanjutan cerita antara Alaska dan Aliska ya...
Sampai jumpa di bab selanjutnya💗
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAISKA
Teen FictionAlaska dan Aliska, mereka berdua sudah bersahabat sejak masih kecil, berasal dari orang tuanya yang juga saling bersahabat. Hingga saat ini, mereka berdua tumbuh dewasa bersama. Kata banyak orang, sahabatan laki-laki dan perempuan itu pasti ada sala...