-', 1 ·

994 84 13
                                    

Lan Xichen membuka matanya karena sinar matahari yang masuk dari sela tirai ke dalam kamarnya. Dia menutup kembali matanya lalu menghalau sinar matahari dengan tangan. Tangannya yang lain meremas seprai kasur di sisinya lalu membuang nafas.

Semalam dia melakukan sex dengan Jiang Cheng, ini sudah tahun ketiga pernikahan mereka, sejak setahun yang lalu juga Lan Xichen akan bangun pagi dengan keheningan di seluruh apartemen yang ditinggalinya bersama Jiang Cheng. Jiang Cheng selalu sibuk, dia akan bangun pagi sekali, membuat sarapan lalu berangkat bekerja.

Jiang Cheng adalah kepala pemasaran di perusahaan milik keluarganya. Dia selalu berangkat pagi dan pulang sore, menyiapkan makan malam kemudian mengurung dirinya di ruang kerja sampai larut malam. Lalu akan kembali ke kamar tidur setelahnya atau tidak kembali sama sekali, tertidur di ruang kerjanya.

Lan Xichen adalah seorang fotografer. Pekerjaan itu membuatnya tidak harus pergi pagi-pagi sekali dan bekerja sampai larut malam. Lan Xichen berkedip kemudian berjalan ke kamar mandi.

Selesai mandi Lan Xichen membuka pintu kamarnya yang langsung berhadapan dengan meja makan, meja itu bulat dengan kaki segitiga dan dua kursi dengan sandaran lebar melengkung berhadapan. Di atasnya sudah ada sepiring nasi goreng, itu sarapannya yang dibuat Jiang Cheng.

Lan Xichen mengambil piring nasi goreng dan memasukkannya ke dalam microwave. Setelahnya dia duduk di meja makan, memakan sarapannya perlahan.

Hambar. Tapi Lan Xichen tetap memakannya sampai habis lalu mencuci piringnya dengan senyuman di wajah seperti biasa.

.
.
.

Sekarang sudah pukul dua lebih seperempat. Jiang Cheng berjalan keluar dari gedung tempatnya bekerja. Sudah sangat terlambat untuk makan siang jadi Jiang Cheng ingin pergi ke minimarket di depan gedung kantornya untuk membeli sekotak makan siang. Tapi dari pinggir jalan ada orang yang berteriak memanggilnya dengan tangan yang dilambai-lambai.

"Jiang Cheng!" teriak Wei Wuxian seraya melambai ke Jiang Cheng.

Jiang Cheng berjalan menghampirinya, "Untuk apa kau ke sini?"

"Ey, jahat sekali, kau mau ke mana? Aku temani." kata Wei Wuxian seraya merangkul pundak Jiang Cheng.

"Tidak perlu." Jiang Cheng menjauhkan tubuhnya dari Wei Wuxian, "Di mana Lan Wangji, pergilah ke Lan Wangji."

"Jiang Cheng jangan begitu, aku ke sini sendiri ingin bertemu denganmu tapi sikapmu seperti itu, sedikit berbaik hatilah padaku." Wei Wuxian berdiri di depan Jiang Cheng dengan wajah tersenyum dan mata memohon yang dibuat-buat.

"Pergilah Wei Wuxian, kau menggangguku. Sebentar lagi aku masih harus menyiapkan laporan bulan ini, kau membuatku jadi semakin lama kembali." Jiang Cheng berkata dengan ketus seraya mendorong Wei Wuxian menjauh.

Wei Wuxian diam tersenyum melihat Jiang Cheng, dia menurut bergeser memberi Jiang Cheng jalan. Jiang Cheng menyeberang ke sisi lain jalan, Wei Wuxian diam mengikuti di belakangnya.

Mereka masuk ke dalam minimarket, di dalam minimarket ada seorang karyawan minimarket di balik meja kasir, bertopang dagu dengan malas memberi salam selamat datang. Jiang Cheng berjalan di antara rak-rak minimarket, mengambil satu nasi dengan sayuran di dalamnya, Wei Wuxian mengikuti di belakang dan melirik ke dalam rak lalu menatap Jiang Cheng lagi yang sudah berjalan pergi. Wei Wuxian kembali melirik tumpukan nasi kemudian mengambil satu nasi dengan daging di dalamnya.

Jiang Cheng mengambil satu botol air mineral lalu membayar semuanya di kasir. Kemudian memasukkan kotak makan siangnya ke microwave lalu duduk di kursi dekat kaca di dalam minimarket menatap jalan dan gedung tempatnya bekerja si seberang jalan dari dalam minimarket.

A Little HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang