Hari ini lapangan SMA Kuniagigaoka tampak begitu ramai. Seperti tahun tahun sebelumnya, acara penyambutan siswa baru dilaksanakan dengan begitu tertib. Ah, tidak, kali ini mungkin sedikit berbeda.
Seorang siswa dengan surai merahnya terlihat begitu santai berjalan keluar barisan saat ketua OSIS tengah menyampaikan pidato nya yang terdengar begitu membosankan di telinga sosok itu. Dia, Akabane Karma, siswa baru dengan nilai tertinggi di ujian masuk.
Tanpa mengindahkan perintah pengurus OSIS yang bertugas mengawasi kegiatan MOS siswa baru, karma tanpa menoleh sedikitpun perlahan memasuki gedung sekolah. Seolah sudah begitu mengenal gedung tersebut, ia bersenandung kecil saat menyusuri lorong. "Sa, sekarang bagaimana aku harus memulainya lagi ya?,".
Ia sedikit melambatkan langkahnya lalu berhenti tepat di sebuah ruangan yang terpisah dengan ruangan ruangan lain.
Tanpa basa-basi karma memasuki ruangan tersebut begitu saja. Mengabaikan seseorang yang hanya bisa menghela nafas menyadari kedatangannya. Mendudukkan pantatnya di tepi jendela sementara otak pintarnya terus menjelajah jauh entah kemana.Setelah beberapa saat, barulah ia menyadari tatapan yang sedari tadi mengarah padanya. Tersentak pelan, ia kemudian menoleh. "Apa?, " Tanyanya dengan wajah polos tanpa dosa.
Sementara itu, sosok yang sedari tadi melayangkan tatapannya kepada karma kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya.
"Hah, tidak bisakah kau setidaknya mengetuk pintu terlebih dahulu Akabane-kun?, ". Karma yang tadi sudah mengalihkan pandangannya kembali menatap sosok tersebut. Tersenyum manis. Terlalu manis hingga terkesan menyebalkan. "Are, gomen gomen, akan ku lakukan lain kali jika aku masih mengingatnya kalau begitu ne, Asano Gakuhou-sama~, ".^^.
.
.
.
.
.
.
.Upacara penerimaan siswa baru sekaligus MOS hari pertama telah memasuki pertengahan acara. Agar anak anak tidak bosan dan kelelahan. Penanggung jawab memutuskan untuk memberikan break selama satu jam. Selama waktu yang telah di tentukan, semua siswa di bebaskan untuk istirahat dan berkeliling area sekolah.
Seolah mendapat komando, para peserta MOS membubarkan diri membentuk beberapa kelompok kecil. Meski tidak semuanya.
Dari sini, kita bisa melihat betapa cepatnya manusia bersosialisasi. Mengingatkan kita pada materi awal sekolah menengah. Hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Tidak dapat hidup sendiri. Walau, yah, memang tidak semuanya. Karna beberapa anak justru terkesan memisahkan diri.
Taman, halaman, perpustakaan, laboratorium,tak satupun gedung sekolah itu yang bebas kunjungan kali ini. Tentu saja kantin menjadi tempat yang paling ramai di didatangi.
Sementara itu, seseorang dengan manik Mercuri nya memperhatikan mereka dengan tatapan bosan. Ia menyandarkan kepalanya di sisi cendela yang ia duduki sedari tadi
"Ne, Gakuhou, "
" Hnn..., "
" Kali ini lebih ramai ya. Ngomong ngomong, apa kau yakin tidak apa apa terus seperti ini? Hung... Aku bosan kau tau?, "
" Hah, aku- aku minta maaf, "
Entah apa yang sebenarnya mereka bahas. Tapi atmosfer dalam ruangan itu terasa memuakkan tiba tiba.
" Hei hei... Ayolah. Untuk apa kau minta maaf? Ini tidak ada hubungannya dengan mu, "
" Tapi-