Camp

22 2 1
                                    

Ctar... ctar...

Seorang anak perempuan tidur diatas kasur, ia terlihat tidak nyaman dalam tidurnya, dia selalu berbalik arah dalam tidurnya. Sepertinya dia takut dengan petir yang menyambar di luar rumahnya.

Dor... dor... dor...

“Hah... hah... hah... kenapa ada suara pistol?” Anak tadi terbangun dalam tidurnya. Mukanya berkeringat dan napasnya tidak beraturan. Dia berdiri dengan kaki gemetaran, kini dia sangat takut, dia mulai berjalan dari arah tempat tidur ke pintu kamarnya. Terdengar sayup-sayup suara dari lantai bawah.

“Kau boleh membunuhku... Tapi jangan anak dan istriku” Kata seorang laki-laki dengan wajah yang pucat dengan darah di perutnya.

“Tidak... Aku mohon jangan bunuh dia, kami akan memberikan apa yang kamu mau. Asalkan jangan menyakiti keluarga kecil kami” Seorang wanita berumur 28 tahun bersimpuh di lantai, kini dia sedang memohon kepada seorang pria yang memegang pistol ditangangannya.

Terlihat aura kebencian di mata pria tersebut, dia beserta rombongannya telah mengepung disekeliling mansion. Tidak ada jalan keluar satupun bagi mereka. Semua asisten rumah tangga kini disandera. Hari semakin malam dan hujan semakin lebat, petir da n guntur berdatangan.

“Siapa mereka? Kenapa mereka ingin membunuh ayah, ibu dan juga aku?” Gumam anak tersebut.

“Kini sudah saatnya aku yang menguasai semua harta ayah” terlihat senyum mengerikan di wajah pria tersebut.

“Akan ku bunuh kalian semua” terlihat senyum licik dan aura penuh kebencian dari wajah pria yang usianya sekitar 30-an itu.

Hah... hah... hah...

“Kenapa Aku jadi ingat masa lalu itu?” gumam seorang anak gadis yang mengenkan piyama tidur berwarna pink. Dia bangun dari tidurnya dengan keringat yang cukup banyak dan nafas yang tidak beraturan. Dilihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul 09.00.

“Mimpi itu benar-benar buruk sekali, dan itu terus berputar di kepalaku hampir setiap malam. Aku akan membalaskan kepada keluarganya juga, lihat saja... Hah... Hah...” Gadis itu lansung menghirup aroma minyak terapi. Dilihatnya dirinya dikaca, benar-benar kacau. Dia lalu duduk dan minum. Berusaha membuat nafasnya normal kembali dan menenangkan pikirannya.

“Hi, selamat pagi! Bagaimana tidur-mu? Aku tadi ingin membangunkan kamu, tapi sepertinya kamu tidur dengan nyenyak” Zara masuk ke kamar gadis tersebut sembari membawa roti dan susu putih.

“Pagi juga! Tidurku tadi malam sangat nyenyak sekali, jadi aku bangun ke siangan. Aku mau mandi dan berbenah dulu” ucap gadis itu sembari masuk ke kamar mandi.

“Baiklah, semoga harimu menyenangkan princess” ucap Zara sembari keluar dari kamar gadis itu.

DEG!!!

“Princess...” batin gadis tersebut rasanya seperti tertusuk seribu pedang sekarang, dia benar-benar ingat siapa orang yang selalu memanggilnya dengan nama itu. Orang yang telah menghancurkan hidup keluarganya, orang yang telah membunuh kedua orang tuanya dan orang yang juga merampas seluruh kekayaannya.

Di taman belakang...

“Reva kemana ya? Dari tadi belum datang juga” Tanya Zyndhia melihat ke sekeliling taman.

“Dia tadi telat bangun, jadi mungkin sekarang dia masih di kamarnya” Terang Zara.

“Sudah lama sekali rasanya Aku tidak mengikuti acara pesta minum teh” ucap Grissya dengan senyumnya yang lebar.

“Benarkah? Apa keluargamu sangat jarang mengadakan tea party di pagi hari?” Tanya Zara heran.

“Iya, karena orang tuaku selalu sibuk. Lagi pula aku anak tunggal, jadi aku benar-benar kesepian kalau sendirian di rumah” Ungkap Grissya kepada teman-temannya.

“Lain kali Kita juga harus camping! Apalagi kalau di luar pasti seru” Usul Rachel, semuanya mengangguk menyetujui usulan Rachel.

“Boleh juga, tapi nanti ada yang camping sendirian nih!” Kata Grissya sembari tertawa sendiri, yang membuat ketiga temannya keheranan.

“Hi guys! Aku telat banget ya” Terlihat Reva berlari menuju ke taman beakang.

“Kamu benar-benar telat Reva, pesta tehnya hampir selesai loh!” Kata Mei.

“Maaf deh, tadi malam tidurku kurang nyenyak” Reva meminta maaf karena bangun kesiangan dan tidak ikut jogging bersama teman-temannya tadi pagi.

“Malam nanti kamu akan tidur disini” Kata Reva sembari tersenyum devil kepada Zara dan Reva melakukan tos bersama Grissya. Dia kini benar-benar merasa puas, karena taruhan tadi malam dimenangkan olehnya dan Grissya.

“Akhirnya tuan rumah kita akan menikmati malam yang indah dengan camping sendirian di tengah taman luas ini” Pekik Grissya kegirangan. Dia benar-benar puas, karena pada akhirnya Zara merasakan penderitaan yang dirasakannya dulu saat kalah taruhan dengan Reva. Memang taruhan yang kejam membuat Zara tidur di luar rumahnya adalah ide dari Reva. Kalau urusan tantangan serahkan saja kepada Reva dan Grissya, karena mereka benar-benar gila dalam mengerjai temannya.

“Iya, iya, nanti malam Aku tidur disini kok” Zara menyesal telah bertaruh dengan Grissya dan Reva, tetapi dia akan tetap menjalani hukumannya. Walaupun tantangan yang diberikan Grissya dan Reva terlihat kejam.

Pukul 22:00

Kini mereka berlima sudah selesai menonton film romance yang direkomendasikan oleh Mei. Malam ini Mei sangat senang karena tidak menonton film horror, jadi dia tidak takut untuk tidur sendirian. Dan kini mereka ingin tidur di kamar masing-masing, kecuali Reva.

“I hope your camp will be fun Baby!” Grissya dan Reva kompak meledek Zara dengan menjulurkan lidahnya sambil berkacak pinggang. Kini mereka tidak sabar untuk melihat Zara sang tuan rumah tidur di taman belakang rumahnya sendiri dan ditemani oleh nyamuk. Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi, karena Zara akan membentangkan tendanya di tengah tanaman lavender.

“Thanks Guys!” Zara berlalu pergi sendirian dengan membawa perlatan kemahnya yang terbilang sederhana. Sebenarnya mereka berempat ingin mengantar Zara dan membantunya membuat tenda kemah, namun Zara enngan menerima tawaran dari keempat orang tersebut. Dia mengatakan bahwa dia bisa mandiri dan melakukan semuanya sendiri. Setelah Zara pergi, Reva mengunci pintu rumah utama. Mereka berempat pergi ke kamar masing-masing.

Ghots From The Past : Hell(o) ZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang