CHPTR| 3

36 3 100
                                    

"Menyusahkan dirimu sendiri saja bisa membuat susah orang disekitarmu, apalagi kalau kau benar-benar menyusahkan orang lain"
-Alexa
______

Seorang pria turun dari motornya, yang kemudian ia parkirkan di dekat sebuah minimarket. Ia lalu berjalan ke taman dekat minimarket, mencari gerangan teman-temannya. Dan dia menemukan mereka.

"Hei, lama menunggu?" Genta duduk sambil bertanya kepada perempuan di hadapannya.

"Tidak juga, kau malahan lebih cepat dari Vaye, dia harusnya disini sejak 6 menit lalu." Ucap wanita berjaket hitam, Alexa.

"Kau tahu sepupuku, dia selalu punya banyak urusan untuk dilakukan.. ehm, dia bahkan tak sempat menghabiskan waktu bersamamu ya?"

"Huhh, kau jangan khawatir, hubungan kami baik-baik saja.." Alexa malah mengingat saat-saat dimana Vaye berbuat kekonyolan ketika dekat dengannya. ".. ya."

"Jadi, projeck kita untuk perayaan 85 tahun kampus, aku sudah memikirkannya dan... kita perlu satu orang lagi." Genta menggaruk rambutnya, ia dan teman-temannya telah merencanakan proyek itu dari beberapa hari sebelumnya.

"Blean?"

"Blean? Aku sudah masukkan dia.. maksudku, satu orang lagi, yang baru.."

".. bagaimana kalau mahasiswi baru yang tidak ikut acara penyambutan "MaBa" itu?"

"Mahasiswi baru yang mana? Dan kok kau bisa tahu?"

"Aku punya banyak koneksi, Vrhis.." Alexa menyeruput kopinya, ia mengecek jam di Smartphonenya. Di Smarthphone Alexa nampak wallpaper foto seorang lelaki berhoodie hitam, ditambah ada tulisan Etihw di foto itu.

Tak lama seorang pria berkaos abu-abu mendekati mereka. "Hei! Maaf aku telat.. Alexa, kau marah ya?" Pemuda berkaos abu-abu itu seperti membuat suaranya terdengar lembut di depan Alexa, yang sebenarnya suaranya sudah lembut.

"...... tidak.." jawab Alexa singkat setelah menyeruput banyak kopi.
__________________

"Jadi, kamu mau langsung pulang?" Tanya Lindy pada teman barunya, Lea.

"Iya nih, agak capek dikit, lebih baik pulang sekarang daripada pingsan di kampus, ya kan?" Tanya Lea.

"Benar juga, nanti kakak-kakak kelas berebut mau gotong kamu ke unit kesehatan, hueheheh." Jawab Lindy dengan candaan, tapi bagi Blean itu hampir terdengar seperti ancaman. "Lea, aku antar pulang ya." Tawar Blean.

"Eh tidak udah repot-repot Blean, aku bisa jalan sendiri ke halte bis dan menunggu pamanku menjemput..." Lea agak tidak enak mengatakannya, apalagi Blean telah membantunya dengan tugasnya. "Hei, terima kasih sudah membantuku dengan tugasnnya."

"Ooh tidak masalah, kita kan mengerjakannya bersama. Kalau kamu perlu bantuan lagi, aku siap membantu." Blean tersenyum, ia harap Lea membalas senyumannya.

"Hei, nanti ajak-ajak aku juga!" Kata Lindy. "Tentu!" Respon Lea, kedua mahasiswi ini cepat sekali akrabnya. "Kalau begitu giliran tugas selanjutnya, Lindy traktir." Canda Blean. "Setuju! Hahaha." Lea menimpali. "Hei!, mana bisa begitu!" Lindy jadi protes dan sedikit kesal dengan candaan dua temannya, tapi itu membuatnya makin akrab. Blean tahu Lea sedang tersenyum, ingin rasanya ia melihat senyuman Lea. Sekali saja.
_______________________

Lea menunggu bis di halte bus terdekat, karena semua tugas sudah terselesaikan ia memustuskan untuk pulang karena ia sudah kelelahan. Kalau saja Blean tidak membantunya menyelesaikan tugas di kafe, mungkin Lea akan lebih penat lagi dan mungkin sudah ketiduran di halte. Lea lalu menyalakan ponselnya dan menelfon pamannya. "Halo, paman, bisa jemput aku? Aku di pemberhentian bus..., okay!.. ya." Lea lalu menutup telefon.

Tak lama, seorang wanita yang terlihat sebaya dengan Lea ikut duduk di tempat pemberhentian bus, ternyata ia adalah mahasiswi juga. "Maba ya?" Tanya wanita itu singkat. "Iya, aku mahasiswa baru." Jawab Lea ala kadarnya. "Ooh, kenalin, namaku Selena, kakak tingkatmu,... ehm, perasaan aku tidak melihatmu di acara penyambutan."

"Ehm, aku datangnya terlambat." Sepertinya Lea benar-benar melewatkan banyak hal dengan keterlambatannya. "Oohh, baru hari pertama sudah telat.. lain kali jangan terlambat lagi." Kata Selena. Mendengar itu Lea malah merasa digurui oleh orang yang baru pertamakali ia temui, meskipun Selena adalah kakak tingkatnya sekalipun.

"Huuuf... kesini menunggu bis?" Kata Lea supaya suasana tak terlalu canggung."

"Tidak juga, aku menunggu kakakku menjemputku, tapi ini sudah cukup lama... dia kemana ya?.. huff, dasar laki-laki."

"Oh, sedang mencari gebetan mungkin." Celetuk Lea dengan ngawurnya yang langsung membuat emosi Selena bergejolak. "Heh! Kakakku bukan tipe laki-laki seperti itu! Dia itu anti dengan cewek!" Selena tak terima kakak laki-lakinya dikatai oleh orang yang baru pertamakali ia temui.

"Oh, berarti dia juga anti sama kamu dong, hehehe..." gurau Lea, yanh tidak ditanggapi damai oleh Selena. "Hiih! Kamu ini! Tidak ada sopan-sopannya sama kakak tingkat!" Emosi Selena makin menjadi. Namun, mobil paman Gregory sudah tiba di Tempat Kejadian Percakapan.

"Lea! Ayo naik!"

"Eh, iya paman! ... itu jemputanku, aku pergi dulu ya.. kakak tingkat, hehehe." Dengan nada yang agak mengesalkan, Lea masuk ke mobil Gregory dan mobil itu pun melaju meninggalkan Selena yang mazih kesal ke Lea. "Ih, anak itu! Kalau ketemu lagi... nanti lihat saja!"

"Kenapa dek?" Kata seorang laki-laki berhoodie hitam yang berdiri tak jauh dari Selena.

🌌🌌🌌
Hai! Bagaimana chapter ketiganya? Banyak tokoh mulai bermunculan nih, termasuk si Alexa yg kata-katanya sudah kalian lihat sejak Prolog. Kira-kira siapa ya Alexa ini? Tahan dulu rasa penasarannya, pamit dulu, dah!

Selasa, 8 Juni 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Under NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang