Haii,
Yuk vote dulu, pencet bintangnya,
._.Selamat baca yaaa.
****
Sebuah mobil mercy putih melaju dengan kecepatan sangat tinggi di jalanan ibu kota yang cukup padat siang hari ini. Seorang perempuan mengumpat terus-menerus setiap kali ada mobil yang menghalanginya untuk lebih melajukan mobilnya lebih tinggi lagi kecepatannya. Melirik sekilas jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul dua siang.
Empat jam dirinya telat dengan waktu yang sudah di janjikan dengan kekasihnya itu untuk berbelanja keperluan saat camping nanti. Puluhan missed call dan ratusan pesan masuk baru ia buka dua puluh menit yang lalu. Dirinya tambah kalut ketika pesan terkahir yang masuk adalah memberi tahu bahwa kekasihnya itu ada di rumah sepupunya, dan jika pukul tiga Shani belum juga menemui, ia akan pergi sendiri tanpa menunggu Shani.
"Bego Shani, lo bego banget." Umpatnya, memukul stir beberapa kali. Semakin melajukan mobilnya saat jalanan mulai kosong, tak peduli juga dengan beberapa kendaraan yang meng-klakson dirinya karena cara ia membawa mobil yang begitu rusuh, ".. Minggir lo semua, gausah ngalangin jalan gue. Gue beli juga nih jalanan lama-lama."
Dua puluh lima menit kemudian, Shani telah menghentikan mobilnya di halaman rumah yang sangat luas ini. Mengatur nafas dan membetulkan penampilannya yang sedikit acak-acakan.
"Siang cuy, udah ngopi belum?." Tanya Shani, menyapa satpam rumah sepupu Gracia saat dirinya keluar dari mobil.
"Emangnya mau traktir kalau saya bilang belum, bos?."
Shani terkekeh, mengambil dompet yang ada di saku belakang celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah tersebut, "Nih, nongki di starbucks sampai kenyang. Gue mau ke dalam dulu, masa depan udah nunggu gue kayaknya."
Setelah mengatakan itu Shani segera pergi berlalu. Mengetuk pintu putih dan tinggi itu beberapa kali, tapi tak juga ada yang membuka pintu. Hingga ia memencet bel rumah, barulah pintu itu terbuka. Menampilkan sosok laki-laki ber-kaos SpongeBob berwarna kuning cerah dengan celana pendek se-paha warna hijau toska sedang memegang Stik PlayStation.
Laki-laki itu celingak-celinguk, maju satu langkah kemudian memutar badan Shani beberapa kali.
Ck, nih calon ipar satu makin stres.
"Lo ngapain sih kak? Pusing nih gue." Melepaskan tangan Hansen yang memegang kedua tangannya.
"Lo ke sini bawa tangan kosong aja? Ga bawa apa gitu?."
"Engga, gue cuma mau jemput Gracia ke sini. Dia ada?."
Hansen meletakkan kedua tangannya di kedua sisi pinggangnya, "Kok tumben lo ga bawa oleh-oleh? Padahal gue udah seneng waktu Cia bilang lo mau ke sini."
Shani mengerutkan keningnya, "Seneng gue dateng ke sini?."
"Jangan ke Ge'eran lo. Gue cuma ngincer buah tangan yang lo bawa, mana tau lo bawain gue seribu kardus coki-coki."
"Gue udah ga punya uang lagi."
"Bohong banget lo, kan lo kaya raya."
"Lo juga kaya raya, kenapa ga beli sendiri?."
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side
General FictionShania Gracia tolong percaya aku. Aku sangat mencintaimu.