Clay & Cleo

Bagian Satu

Happy Reading 💫

⚡

⚡

⚡

10 tahun kemudian...

"CLAY AYO DONG, MASA BARU SEGITU AJA UDAH CAPEK SIH!" Teriak Cleo Sembari menghampiri sahabatnya yang duduk di trotoar jalan.

"Gue enggak capek, gue ngantuk berat Cle. Lagian tumben banget sih ngajakin joging pagi. Cewek bukannya mageran ya?" Ujar Clay.

"Enggak bagi Cle! Udah ayo cepatan berdiri." Cleo menarik tangan Clay kuat.

"Udah ah, malas gue. Lo aja sendiri deh, gue tungguin disini." Tolak Clay.

"Oh gitu ya sekarang. Tega lihat Cle joging sendirian? Nanti kalo ada orang jahat, terus Cle di culik di per––"

"Ayo!" Ucap Clay sembari menarik tangan Cleo.

Clay benci ketika Cleo selalu saja berkata macam-macam saat dirinya memberi penolakan. Bukan apa-apa, Clay hanya khawatir jika perkataan yang Cleo ucapkan menjadi kenyataan. Jangan sampai, Clay akan merasa gagal dalam menjaga Cleo.

Setelah hampir 1 jam berjoging di area perumahan, mereka memutuskan untuk mengisi perut di sebuah cafe.

"Mau makan apa?" Tanya Clay.

"Emm.. Bakso sat––"

"No! Makan nasi." Potong Clay.

"Ihhh tapi Cle kepengen makan bakso." Rengek Cleo.

"Pokoknya makan nasi!" Ucap Clay final.

"Tau ah, malas sama Clay. Kita marahan!"

"Emang bisa marah sama gue?"

"Bisa!"

"Masa?"

"Iya ihhh,"

"Ihhh Mukanya jelek banget kalo lagi marah," Ledek Clay.

"CLAY! CLE CANTIK YA!"

"Kata siapa hm?"

"Kata Cle, kata mama, papa, bang Barren juga."

"Karena mereka kasihan sama lo. Nanti kalo mereka jujur lo itu jelek, lo nya nangis. Kan lo cengeng," Ledek Clay lagi.

"Masa sih? Tapi emang Cle jelek banget ya?" Tanya Cleo sendu. Inilah salah satu kekurangan Cleo, cepat percaya dengan perkataan orang.

Clay terkekeh melihat gadis didepannya ini memasang wajah sendu. Bohong kalo Clay berkata Cleo tidak cantik. Justru gadis yang notabene sebagai sahabatnya ini nyaris sempurna. Gemass

"Cle,"

Cleo yang merasa terpanggil pun mendongak. "Kenapa? mau ngejek Cle lagi? Cle tau Cle enggak cantik. Tapi––"