Racun Arsenik

21 8 6
                                    

Hari Minggu adalah hari yang kutunggu-tunggu. Mungkin juga bagi banyak orang yang lain. Melanie Shakeeb mandi dengan bersih. Dia habiskan separuh sabun cairnya yang beraroma kembang Lily. Dia sudah membenamkan tubuhnya di bathtub.

"Hari ini adalah hari kematianmu Rons".
Otaknya masih membara menahan amarah, meskipun suhu tubuhnya sudah dingin.

Diambilnya shampoo dari botol. Dituangkannya perlahan. Dan dia mulai membersihkan rambutnya.
"Seperempat shampoo ini bisa membuat rambutku wangi".

Selang 10 menit kemudian dia keluar dari bathtub. Dibalutnya tubuhnya yang semampai itu.
Lalu dia mengenakan baju se- casual mungkin. Celana dan kaos yang dibalut cardigan.

Dikeluarkannya botol kecil tempat parfum yang berharga ratusan ribu rupiah. Namun itu bukan parfum. Didalamnya berisi racun arsenik.

Ditetesinya gulai pesanannya dengan arsenik.
"Sedikit saja cukup!.
"Sekedar bikin kliyengan saja", senyum Mel menyeringai. Sembari menuangkan cairan pembunuh tikus, yang biasa digunakan petani di sawah atau kebun.

Sebelum ia mandi, gojek membawa pesanannya berupa sate kambing dan gulai. Makanan favorit Rons Notosasmito.

Sementara Rons masih di kampus. Aroma sate kambing dan gulai bercampur arsenik menyebar memenuhi ruang makan.
Sial!, aku jadi lapar.
Lupa kuambil satu porsi buatku terlebih dahulu.
Ya sudahlah . Sate nya masih aman kok ha ha....

"Rons..Rons...
Pria bodoh!", mata Mel melotot menahan amarah.

Rons adalah suami Melanie, dosen seni yang mengajar di universitas kenamaan. Melanie bekerja di kapal pesiar. Delapan bulan kontrak membuat hubungan terkadang koyak.

Sebagaimana perpisahan dua insan yang lama tak saling membuahi, Melanie bertindak layaknya perempuan binal yang haus pelukan. Ia seret Rons ke dalam kamar. Ia biarkan suaminya melepas pakaiannya sendiri. Ketika lelaki itu hendak membuka pakaian bawah Melanie, perempuan tersebut mendorong tubuh Rons itu hingga telentang di atas ranjang.

"Ingin rasanya kuhabisi kamu sore ini", pikirnya.
Tapi dia mengurungkan niatnya.
Ini hari terakhirmu merasakan sentuhan kulitku.

Semuanya dibiarkan mengalir begitu saja.

Jadwal mengajar nonstop dan kepulangan Melanie membuatnya agak sibuk.

Gimana tidak?; mengajar full time, punya selingkuhan plus istrinya pulang.

"bipp bipp..."
Suara Hp Rons berbunyi terus dari tadi. Karin, selingkuhannya tidak tahu Melanie sudah di Indonesia.
Rons pun tidak tahu kalau Mel pulang lebih awal.
Kejutan!, katanya.

Nampak sesekali suaminya kikuk dan mencoba menetralkan suasana. Lalu dia mengambil Hp dan menekan tombol silent.

"Makan siang apa nih hari ini sayang?"
"Aku lapar sedari siang non stop mengajar".

Oh iya, ada sate dan gulai kambing.
Tadi aku pesan go food Mas.
Mungkin sudah dingin.
Mau dipanasin lagi?
Gak usah, Mel.
Aku sudah kelaparan. Yang penting nasi di rice cooker panas. Aku pasti lahap makan pake lauk apa saja", Rons Notosasmito menatap Melanie sembari memberikan senyum bahagianya.

Selesai makan, Melanie minta ijin untuk menjenguk ibu dan bapaknya. Dia bilang ingin bermalam disana.
"Boleh yah Mas.
"Lagian aku khan pulang lebih awal tanpa memberitahu mereka".

"Ah iya, kok bisa sih gak bilang- bilang gitu?, desak Rons.

Karena corona makin mewabah. Daripada di tiap negara berlabuh musti karantina 14 hari dll. Dan jumlah penumpang juga turun drastis.

Cruiseship memutuskan untuk menghentikan beberapa pekerja sementara. Termasuk aku.

Tapi kamu masih bisa balik kerja lagi khan Mel?
Bisa dong.
Jawab Mel singkat dan ngacir ke rumah ortunya yang berjarak 1 jam naik mobil.
Dahh Sayang.
Pergi dulu yaaa...

Pff pergi juga dia
Legaa..., gumam Rons.
Dia langsung membalas Karin.
"Aku datang"
Klik
Pesan terkirim.

Karin, teman satu SMA Rons. Setelah sekian lama tidak mendengar khabar lalu terhubung kembali melalui media sosial ternyata mereka berada di satu lokasi yang sama, ya di Surabaya.

Pertemuan kembali disambut dengan suka cita. Affair pun berlangsung sejak Mel di kapal pesiar.

Sepanjang mengendari motor Rons merasakan mual-mual dan pandangan pudar. Untungnya mereka janjian di rumah masa kecilnya Karin di belakang blok rumah Rons. Rumah itu lama tidak ditempati.

Ting tong...
Karin segera membukakan pintu.
Pintu dibuka.
Mas... duh lama banget sih nyetirnya
Udah gak tahan tahu...
Rons menatap Karin dan langsung tumbang terkulai lemas.

Mas... mass...
Maaaaaass!!
Kenapa kamu mas?

Ditepuk-tepuknya pipi kiri dan kanan Rons. Diperiksanya denyut nadi. Semua nol. Tidak ada denyut sama sekali

Maassss!!
Dalam kondisi paniknya. Dia nyaris menekan tombol rumah sakit.

Tapi karena kalut. Dia lebih memilih mengubur Rons di belakang rumah dekat pohon mangga yang rimbun.

Sementara sudah sehari Melanie menginap di rumah orang tuanya. Beberapa kali dia menelepon Rons memastikan kalau dia sudah mati atau belum.

Bu aku pulang dulu.
Hp Rons sulit dihubungi . Aku takut kenapa-kenapa bu dengan Rons.

Ibunya ikut serta ke rumah Mel. Membuatnya kalut saja.
"Aduh Mel, kemana yah si Rons
"Gak biasanya dia begini deh".

Sementara pihak kampus juga menelepon Mel. Mencari keberadaannya.

Semua kalut .
Sampai di rumahnya.
Mel menemukan hp yang tertinggal.

Bodohnya !
Makin mempercepat penemuan mayatmu saja.

Mel berlagak kalut dan panik.
Sebentar Bu saya cek hp nya.

Oh percakapan terakhir dengan wanita yang bernama Karin.
Lihat ini Bu.
Kita hubungi saja langsung ke sana.
Bila perlu bersama polisi untuk menggeledah.

Hampir dua hari sulit dihubungi. Ternyata Hp tertinggal dan mungkin saja Rons bersama wanita itu.

Ibunya mulai geram.
Sial. Mantu kesayanganku rupanya punya simpanan.
Ayo kita santronin si Karin.
Sementara polisi bersiap menyusul mereka.

Karin nampak tegang dengan kedatangan Melanie dan ibunya.
Tanpa ba bi bu
Melanie langsung gebrak meja.
"Mana suamiku?
"Kau sembunyikan dimana dia?
"Aku sudah tahu semuanya.

Nyaris Mel menampar Karin. Ibunya melerai dan suara raungan mobil polisi sudah mendarat di rumah Karin.

Selamat siang, dengan ibu Karin Widjaya?. Ibu kami bawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Dimohon kerjasamanya.

Tapi saya tidak tahu apa-apa Pak.
Rons menghilang setelah datang ...
Ibu bisa melanjutkan penjelasannya di kantor polisi.

Mel menahan diri untuk tidak tertawa bahagia. Dia pun pergi meninggalkan rumah Karin.

Syukurin, pelakor!

Dipandanginya Karin.
Ya, pandangan pembunuh berdarah dingin.

#30daywritingchallenge
#day-9

Sekar Gendhis
***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 14, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Racun ArsenikWhere stories live. Discover now