Jangan Bersandar, Kecuali di Hatiku

19 12 4
                                    

Sentanu, salah satu dewa kahyangan yang tampan dan sakti, sedang mengincar daerah ekspansi baru di bumi.

Ia bersama pasukannya turun dari kahyangan dengan misi menguasai sebagian wilayah  khatuliswa, khususnya tanah Jawa.

Dia merasakan kesakralan dan daya magis yang begitu kuat. Entah dari mana asalnya.

"Ibu Ratu, silahkan tehnya sudah siap", kata bi emban yang sudah beruban dan mulai nampak guratan usianya.

"Terima kasih", diseruputnya teh racikan khusus bunga-bunga setaman dan rempah khas tanah Jawa.

"Bi emban, aku merasakan udara yang tidak bersahabat akhir-akhir ini", sang ratu memulai obrolan .

Bi emban, membungkukkan badannya dan duduk lebih rendah pas di depan sang ratu. Mencoba memahami kegalauannya.

"Sepertinya kita terancam mara bahaya", lalu Ratu Sita meletakkan cangkir tehnya.
Dan menatap jauh ke luar dari balkoni singgasananya.

"Sedari tadi aku duduk disini, cuaca begitu terik.
"Tak kulihat satu pun burung di sekitar istana".
"Aku merasa ada seseorang diseberang sana".

Ratu Sita yang biasanya nampak anggun menawan kali ini suram bermuram durja.

Kekhawatiran yang berlebihan akan tanah kekuasan dan nasib rakyatnya.

Bukan sekali dua kali, kerajaanya diserang dari kerajaaan lain.
Namun kali ini ia merasakan sedikit berbeda.

Entah apa sebenarnya. Kesaktiannya sangat ampuh. Tetapi kali ini dia agak kesulitan menembus pandangannya.

Tetapi ahli nujum istana mengabarkan akan kedatangan "Tamu Istimewa". ...

Hmmm naluri tepat. Ada seseorang di seberang sana.

"Saya harus bagaimana ndoro Ratu," kata bi emban melanjutkan.
"Panggil ajudan adipatih".
"Besok dini hari, datang menghadapku".

"Tugasmu yang lain, gunakan kesaktianmu untuk lebih mengawasi seluruh wilayah tanah Jawa, kekuasanku ini!!", begitu sang ratu menitahkan suatu perintah dengan tegas.

"Kita terancam bahaya".
"Tiap tarikan napasku".
"Aku merasakan begitu nyata".

Sementara Dewa Sentanu sudah berada di seberang laut Jawa.
Ia menanti informasi burung suruhannya.
Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Sentanu hanya ditemani lima ajudan dari kahyangan dan  burung kendaraannya.

Burung itu cukup unik, namun eksotik. Dengan ekor pelangi dan berbadan seputih salju, namun di atas kepala ada dua bulu yang menjuntai. Seakan-akan itu antena pengintai atau pemantau keadaan.

Tentunya Sentanu bisa berkomunikasi dengan semua jenis binatang termasuk kepada burung kesayangannya itu. Ia bernama Manikmaya.

Manikmaya melaporkan bahwa di tanah Jawa ada seorang ratu yang sakti. Namun kecantikannya tiada tara.

Semua raja di seluruh nusantara jatuh hati padanya.
Tetapi dia tidak mudah ditundukkan.

Ia bernama Sita Aisvarya Tungga Dewi. Rakyat Jawa biasa menyebutnya yang mulia Sita Aisvarya.

Hmmm.... menarik.
Sampaikan kepada Ratu Sita Aisvarya kalau kami ingin memasuki wilayahnya sebagai tamu kerajaannya.

Dalam sekejap Manikmaya terbang menuju istana ratu.
Pesan singkat Dewa Sentanu diselipkan di bagian kaki Manikmaya.

Ditengah-tengah ketegangan sang ratu Sita Aisvarya. Tiba-tiba Manikmaya mendarat mulus tepat di balkon istana ratu.

Bagai tersambar petir belum pernah ia melihat burung semenawan Manikmaya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jangan Bersandar!, Kecuali di HatikuWhere stories live. Discover now